S2 Selir Modern
Nessa yang berniat mencari hiburan, justru bertemu dengan seorang pria.
"Kenapa kau selalu mengikuti ku? Aku sudah menolong mu, pergilah!"
"Nona, izinkan aku untuk mengabdi padamu. Aku bisa bela diri ataupun menjadi pelayan mu nona!"
Bagaimanakah kisah cinta mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Setara dengan Ku
"Abra! Hei!" Wanita itu ikut mempercepat langkahnya mengikuti suaminya. Entah apa yang dilihat oleh suaminya sehingga meninggalkan nya.
"Kemana dia?"
"Sayang, kau cari siapa? Kau tidak mencari selingkuhan mu kan?" Pertanyaan itu langsung membuat wajah tampan itu menoleh.
"Tentu saja bukan honey. Kau bilang apa..."
"Lalu apa? Kau bahkan meninggalkan ku." Balasnya dengan cemberut.
"Aku melihat Nessa.." ucapan suaminya membuat wanita itu mengingat sesuatu.
"Nessa? Adik Leo?"
"Iya sayang, aku melihat nya tadi disini. Tapi sekarang tidak ada..." Ucap Abraham menunjuk tempat yang tadinya terlihat Nessa.
"Mungkin salah lihat." Ujar istrinya.
"Tapi......"
"Ayo, kita sudah terlambat. Kalau kau masih ragu, hubungi Leo saja." Lanjut istrinya.
"Iya. Ayo, kita pergi." Ajak Abraham, keduanya menuju hotel yang tak jauh dari mereka untuk menghadiri acara.
***************
"Debaran jantung ku sama saat berdekatan dengan mu." Ucap Nessa, dia menghirup aroma tubuh Zain, seolah itu menenangkan baginya.
"Apa itu cinta?" Lanjut Nessa.
"Iya, aku juga merasakan hal yang sama saat dengan mu." Balas Zain, hatinya merasa senang saat mendengar ungkapan itu dan sebuah pelukan. Meksipun itu dilakukan tanpa sadar oleh Nessa.
"Aku merasakan kita terikat akan sesuatu, siapa kau? Siapa kau sebenarnya?" Tanya Nessa dengan racauan nya.
"Aku..... aku...."
"Dia tertidur." Ucap Zain ketika merasakan hembusan napas Nessa yang mulai teratur."
Zain menggendong tubuh Nessa yang sudah tertidur pulas. Setelah pelukan hangat mereka, Nessa tertidur di pelukan Zain. Menggunakan bus yang lewat menuju apartemen mereka, Zain mengangkat tubuh Nessa.
Selama perjalanan, Nessa sesekali mengigau, entah apa yang dibicarakan nya. Tapi hal itu tak membuat Zain terganggu.
Dengan cukup kesulitan, Zain membuka pintu apartemen. Dan langsung membawa Nessa ke kamarnya. Zain melepaskan sepatu yang melekat di sepasang kaki itu.
"Siapa.... Kau.." Racau Nessa sambil mencari posisi tidur nya.
"Aku suami mu..... Dan aku harap, kau mengingat nya." Zain mengelus lembut wajah itu, dia tau batasan. Sebuah pelukan dan juga ungkapan perasaan sudah membuat Zain bahagia.
"Selamat malam permaisuri ku."
**************
Perasaan Abraham tidak tenang, apalagi ketika melihat Nessa dengan seorang pria yang sungguh tidak ia kenal.
"Erlan tidak mungkin membiarkan putri nya dengan orang lain seperti ini."
Abraham mengeluarkan ponselnya dan menghubungi putranya. Tapi tidak ada jawaban, membuat nya menghubungi Erlan.
Erlan yang sedang bersantai, melihat panggilan dari Abraham. "Tumben dia menelpon ku." Ucap Erlan.
"Halo, apa Leo tidak mengangkat panggilan mu?"
"Ya, aku ingin bertanya...."
"Leo baik, dia sedang sedikit sibuk. Kau pasti merindukan nya. Biar aku sampaikan..."
"Tidak, bukan itu. Aku bisa memintanya sendiri. Bagaimana kabar mu dan yang lainnya?"
"Baik, apa kita akan mengadakan pertemuan?"
"Aku sedang di luar negeri saat ini." Jelas Abra.
"Bulan madu?" Ucap Erlan dengan terkekeh.
"Ya, bisa dibilang begitu. Mungkin, aku bisa mendapatkan putri seperti Nessa." Balas Abra, dia ingin memancing Erlan.
"Putriku hanya satu, tidak ku berikan pada yang lainnya. Lagipula, saat ini ia sedang liburan."
"Oh ya? Dengan Nevan?"
"Bukan, sendiri. Setelah berbincang-bincang dengan Shera, aku memutuskan nya."
"Seorang Erlan membiarkan putrinya pergi sendiri?"
"Iya, lagipula aku tau kemampuan putriku."
"Ya, aku tidak ragukan itu. Dia tumbuh menjadi gadis yang tangguh."
"Ya, seperti Shera." Balas Erlan.
"Gadis secantik Nessa, apa sudah memiliki kekasih? Oh, aku ralat.... Apa sudah ada yang menaklukkan hati Daddy nya?"
"Putriku belum sampai ke sana."
"Ayolah Erlan, umurnya sudah cukup untuk tahap pertama. Mau ku bantu carikan?"
"Aku bisa sendiri, lagipula... Untuk putriku harus yang terbaik. Aku sendiri yang akan memilihkan nya." Jelas Erlan.
"Jadi sampai sekarang belum?"
"Tentu saja belum. Lagipula, aku ingin seorang pria yang hebat dan dapat menandingi ku, dari segi apapun." Jelas Erlan dengan tegas.
"Baiklah, aku tutup dulu. Sampaikan salam ku untuk yang lainnya." Ucap Abra.
"Tentu."
Telepon selesai
"Itu artinya Erlan belum tau hal ini. Sebaiknya aku lebih dulu bergerak, siapa pria itu."
Bersambung......
Jangan lupa like komen dan favorit serta hadiah nya ya terimakasih banyak 🥰 🙏
nuwun thor udah bkin cerita ini, ttp semangat
terimakasih atas ceritanya kak, kalau daku emang tidak terlalu suka cerita yang banyak konflik suka ikutan darah tinggi, karena tujuannya hanya ingin having fun aja disela waktu luang ku yang hanya se uprit /Proud/