NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Sang Presdir

Istri Rahasia Sang Presdir

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Genius / Selingkuh / Pernikahan Kilat
Popularitas:16.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Dijodohkan sejak bayi, Zean Andreatama terpaksa menjalani pernikahan bersama aktris seni peran yang kini masih di puncak karirnya, Nathalia Velova. Memiliki istri yang terlalu sibuk dengan dunianya, Zean lama-lama merasa jengah.

Hingga, semua berubah usai pertemuan Zean bersama sekretaris pribadinya di sebuah club malam yang kala itu terjebak keadaan, Ayyana Nasyila. Dia yang biasanya tidak suka ikut campur urusan orang lain, mendadak murka kala wanita itu hendak menjadi pelampiasan hasrat teman dekatnya

--------- ** ---------

"Gajimu kurang sampai harus jual diri?"

"Di luar jam kerja, Bapak tidak punya hak atas diri saya!!"

"Kalau begitu saya akan membuat kamu jadi hak saya seutuhnya."

-------

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten penulis gamau mikir dan kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 08 - Ucapan Wanita

Zean merutuki kebodohannya seraya mengikuti langkah Syila. Bisa-bisanya dia terlihat seperti orang gagu ketika Syila tanya. Terbuai dengan kecantikan sang istri membuat dia tidak bisa menguasai diri.

Aneh sekali, padahal selama dua bulan setiap hari dia melihat Syila. Akan tetapi, setelah menikahinya batin Zean berbicara lain. Mungkin karena sudah merasakannya hingga otak pria itu tidak bisa diajak kerja sama.

"Ibu sendirian?" tanya Zean setelah dirasa gugupnya berkurang, aneh sekali bertemu Syila dia segugup ini.

"Tidak, ada mbak Nyayu. Habis kamu telepon aku datang dan minta tolong sama dia, syukurlah mbak Nyayu mau jagain Ibu," jawab Syila sejelas-jelasnya. Dia terpaksa meminta bantuan pada sepupunya itu.

Alasannya tentu demi Zean yang mengatakan ingin tidur di rumahnya. Padahal, tadi pagi Zean buru-buru pulang hanya karena takut dengan seekor tikus di kamar mandi. Sungguh, Syila pikir sang suami tidak akan pernah sudi lagi kembali ke rumahnya setelah kejadian itu.

"Oh."

Sudah menjelaskan panjang lebar, tapi responnya seujung jari. Biarlah, tidak mengapa dan sudah terbiasa dengan hal semacam itu. Syila menghangatkan air untuk menyeduh teh hangat khusus untuk Zean.

Di luar gerimis, mungkin saja suaminya butuh kehangatan. Entah diterima atau tidak, akan tetapi itu adalah ilmu yang dia pelajari sejak lama dari Zulia. Jika Syila mengingat itu, rasanya miris sekali posisinya sekarang.

Zulia sangat mengharapkan Syila menjadi istri yang baik dari suaminya nanti. Untuk itu, segala hal kecil selalu Zulia tanamkan sebagai modal agar Syila tidak terkejut nantinya.

"Ini tehnya, hati-hati panas."

"Tahu, asapnya saja mengepul itu ... kamu mau membunuhku atau bagaimana?"

Sudah Syila peringatkan awas panas, tapi asap yang mengepul dari cangkir teh itu membuat Zean mendadak ngeri. Memang sudah wataknya, asal bicara dan terkadang tidak memikirkan perasaan lawan bicaranya.

"Hujannya semakin deras, apa kita akan baik-baik saja?" tanya Zean khawatir dan mendongak menatap langit-langit rumah tua ini, entah berapa lama lagi rumah ini akan mampu bertahan, pikir Zean.

"Maksudnya?"

"Atapnya tidak akan bocor, 'kan?" tanya Zean kemudian memperjelas maksudnya, menurut sepengetahuan Zean jika rumah tua rawan sekali mengalami kebocoran.

"Tidak, minggu lalu sudah diperbaiki gent_"

Tes

Tes

Tes

Tetesan air tiba-tiba mendarat di atas meja, hampir saja masuk ke teh panas Zean yang sama sekali belum dia minum sedikitpun. Keduanya saling menatap, Syila segera berlalu ke dapur untuk mengambil ember di sana.

"Firasatku benar, 'kan? Sudah kuduga bocor ... tidak apanya tidak," omel Zean pelan, dia menatap Syila yang saat ini membawa ember di tangannya.

"Maaf, tapi kemarin memang sudah dibenarkan. Ck, apa Antony bohong ya?"

Syila menengadah ke atas seraya berkacak pinggang. Rasanya tidak mungkin dia salah, Antony sudah berjam-jam di atas sana. Lantas kenapa masih bocor juga, pikir Syila.

"Antony siapa?"

"Hm? Anak pak RT," jawab Syila santai dan kemudian kembali berlalu ketika dia menyadari di sudut ruang tamu terdapat bocor yang lain. Sungguh memalukan keadaan ini, apa mungkin rumah ini mengerti bahwa yang datang adalah konglomerat? Yang benar saja, tidak mungkin jin-jin di rumah ini sepakat meminta sumbangan pada Zean, pikir Nasyila kian mengada-ngada.

Istrinya terlihat sibuk sekali, Zean mengambil alih baskon kecil yang Syila pegang. Terdapat beberapa bagian lain yang juga bocor di sana, malam kedua kembali ke rumah sang istri tampaknya mata Zean harus dibuka lebar-lebar.

Wajah itu masih bisa tersenyum di tengah keadaannya yang sesesak ini. Berapa kali Zean membentak pemilik manik indah itu, lihatlah dia terlihat lelah merapikan buku-buku tua yang dia khawatirkan akan basah. Hujan yang tadinya hanya gerimis, tiba-tiba berubah mengerikan disertai angin kencang dan kilatan petir di luar sana.

Lamunan Zean buyar kala menyadari sang istri tampak kesulitan menjangkau sesuatu di atas lemari kaca itu. Tubuhnya yang memang tidak seberapa tinggi sudah berusaha, tapi tidak berhasil juga.

"Punya mulut dipakai, tolong aku Zean ... kan bisa begitu," ungkap Zean dengan jarak yang begitu dekat dan menyerahkan beberapa yasin yang bertuliskan Prabudinata itu pada Syila.

"Ma-makasih," ucap Syila usai menerimanya dengan senyum kikuk, beruntung saja yasin mendiang ayahnya itu tidak basah.

"Apa memang bocornya separah ini?" tanya Zean mendengkus kesal, jika sepanjang malam hanya akan dihabiskan dengan hal semacam ini, sungguh terlalu kesal rasanya.

Syila bilang sudah diperbaiki, akan tetapi kenapa semua jadi kacau begini. Wajah Syila mendadak masam usai mendengar pertanyaan Zean. Wanita itu baru sadar usai diperbaiki Antony justru semakin parah hingga hampir semua bocor begini, tampaknya memang salah dia menerima tawaran putra tunggal RT di lingkungannya itu.

"Entahlah, besok aku minta tukang lain."

"Tidak perlu, aku saja. Wanita memang payah soal begini," ujar Zean mengejek Syila dengan kesombongannya, memang fakta dan Syila tidak menyalahkan itu.

Dalam hatinya tengah mengumpat Antony, tentu dia sengaja membuat rumah ini kian parah. Kenapa juga dia mau menerima tawaran pria yang mengejarnya sejak tamat SMA itu.

Teh Zean jadi dingin, Nasyila melarangnya untuk minum dan mengatakan akan membuat yang baru. Namun, secepat mungkin Zean menegak teh itu hingga tandas. Jujur saja, dia haus setelah menghadapi bocor sana sini di rumah sang istri.

.

.

- To Be Continue -

1
Sunarti Sunarti
karyanya bagus sekali tidak membosankan terimakasih buat penulis membacanya ada lucunya ada sedihnya komplit pokoknya tidak membosan bacanya semangat menulis ya
Ristyowati
Luar biasa
Sasmiati
klu dekat tak jewer aothor nih ea hhhhh
Bunda Aditatha
Luar biasa
ara lianna
4 pria beda generasi : khail, evan, azkara, hudzai
Jessica
Luar biasa ceritanya seruu
Tami Tami
bagus ceritanya, semua cerita anak cucu ibrahim q suka
Anonymous
Luar biasa
Anonymous
Lumayan
Meilani Belladona
Luar biasa
pipi gemoy
,😆😆😆😆😆😆👻👍🏼👍🏼👍🏼👍🏼😆👏🏼👏🏼👏🏼👏🏼
Yus Warkop
kalau bukan karena zean adik sean mungkin udah bbak belur kami zean
Yus Warkop
good benar benar cerita menarik dan sangat" bagus
Yus Warkop
mereka pada sengklek yah syila 😂😂😂
Yus Warkop
aku punya anak jembar iya seperti itu dari kecil sekarabg udah pada dewasa , dia selalu saling melindungi , perasaan kontak
nanah Hasanah
Luar biasa
Halimah As Sa'diyah
lanjut ke sean
Halimah As Sa'diyah
Hudzai lebih klop dengan opa daripada dengan papa nya
Halimah As Sa'diyah
Semoga Sampek besar Hudzai gak heboh kek Azka ya
Halimah As Sa'diyah
Ya Allah Hudzai jangan kek OPa ya,jail nya minta ampun
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!