Elsya adalah seorang anak perempuan yang bisa melihat sosok tak kasat mata, saat memasuki taman kanak-kanak ia bertemu dengan sosok perempuan yang kini menjadi temannya, karena hal itu ia kadang terlihat berbicara sendiri dan membuat orang-orang di sekitarnya menganggap ia anak aneh.
Anggapan itu lah yang membuat ia tidak memilih teman di sekolah, dan ada hal lain yang menjadikan Elsya sasaran empuk para preman di sekolah untuk melakukan kejahatan padanya.
Elsya hanya tinggal bersama kakak kandungnya, kalau bukan support dari kakaknya ia tidak akan mampu bertahan.
Hingga suatu hari Elsya harus berpisah selama-lamanya dengan teman gaibnya, itu membuat Elsya sangat sedih dan memutuskan untuk menutup mata batinnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon xzava, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23
Saat memasuki kawasan parkiran pantai, Bian meminta untuk tidak turun dulu, karena ia mau foto bersama satu kelas dalam bus.
Karena posisi Elsya dan Ana duduk di paling depan, kernet bus pun meminta mereka berdua untuk pindah ke tengah, agar bisa masuk semua.
Mau tidak mau Elsya menuruti perintahnya agar bisa segera turun.
"Hp yang bagus kameranya siapa?"
"Ayo nah pinjem hp nya dulu."
Elsya kembali ke kursinya untuk mengambil kamera milik kakaknya, Elsya berfikir gak akan ada habisnya kalau tidak ada yang mau meminjamkan hp nya.
"Mas pake ini aja," ucap Elsya sambil menyodorkan kameranya.
"Nah gitu dong."
"Keren."
"Ini baru namanya kamera yang bagus."
Mereka berseru saat melihat Elsya memberikan kamera untuk digunakan foto bersama.
Setelah selesai baru lah kami turun, kami langsung di arahkan ke penginapan sama wali kelas.
"Woy musuh jangan lupa kirim foto tadi di grup," ucap Monica yang berjalan di samping Elsya.
"Gak mau," ucap Elsya dan mempercepat langkahnya.
"Lu emang mau gue hajar ya?"
"Lu pikir gue gak bisa hajar lu?" tanya Elsya membalas ucapan Monica, dan berhasil membuat Monica tidak mengatakan apapun.
Sesampainya di penginapan mereka mulai mengelilingi semua ruangan untuk melihat jumlah kamarnya, walaupun sudah di beri tahu sama wali kelas jumlah kamarnya tetap saja mereka mau memastikan.
"Kumpul dulu semuanya," ucap Bian memanggil yang lain.
"Sudah semua?" tanya Bian setelah semuanya kumpul, Bian juga menghitung jumlah kami agar lebih memastikan.
"Disini ada empat kamar, dua buat cewek dua buat cowoknya, untuk makan nanti gue ambilkan, paham?"
"IYAA." jawab yang lain kompak.
"Bubar," perintah Bian.
Elsya belum tau harus sekamar dengan siapa, karena ia memang tidak akrab dengan siapapun.
"Pembagian orangnya gimana?" tanya Azizah sang bendahara kelas.
"Terserah lu aja deh," celetuk salah satu siswa entah siapa.
Sambil menunggu hasil pembagiannya, Elsya keluar ke teras untuk melihat-lihat.
"Jangan kemana-mana dulu, kita harus makan," ucap Bian saat melihat Elsya mau keluar.
"Iya."
Elsya kembali melangkah kakinya ke kamar.
"Oh iya mbak Kun kemana ya?" Elsya baru tersadar kalau mbak Kun sekarang tidak terlihat, Elsya segera mengecek batu milik mbak Kun, dan untungnya masih ada itu membuat Elsya tidak khawatir lagi.
"Gue punya rencana, gimana kalau ceweknya tidur satu kamar aja semua, satu kamar khusus buat mandi dan ganti baju, apalagi kamar yang satu juga gak besar," saran sang bendahara.
Elsya satu kelas itu hanya 21 orang, dan perempuan ada 10 orang, tidak banyak karena memang di khususkan untuk anak unggulan. Entah unggulan dari segi apa karena mereka semua gak pinter-pinter banget karena ulangan aja pasti ada menyontek, apalagi geng m si pembuat onar.
"Setuju aja, asal geng M gak buat ulah."
"Nah bener tuh."
"Apa sih kalian, kita gak selalu buat ulah," ucap Mimi.
"Udah tobat?" tanya Elsya.
Semua mata tertuju ke arah Elsya, tapi tidak ada yang menjawab pertanyaannya.
"Heh musuh, lu gak ada niatan mau minta maaf sama gue gitu?" tanya Elsya sambil melihat Monica.
"Iya iya gue minta maaf," ucapnya.
Seketika suasana jadi hening sampai akhirnya Hana mencoba mencairkan suasana tapi berujung garing.
"Hahaha sekelas kan emang harus damai," ucapnya sambil tertawa dan bertepuk tangan.
Kami melihatnya tanpa ekspresi, "Garing ya?" tanyanya polos, alhasil kami tertawa di buatnya.
"Koper-koper bawa ke kamar sebelah," ucap Azizah.
Yang lain pun mengikuti Azizah keluar kamar, Elsya hanya tinggal bersama geng M.
"El." Elsya menoleh siapa yang memanggilnya ternyata itu Meli.
"Kita minta maaf atas perlakuan kita selama ini," ucapnya sambil menunduk.
"Iya El kami mau berteman dengan lu aja makanya sering kami gangguin."
"Berteman? gak gitu konsepnya maemunah," ucap Elsya lirih. "Jangan lagi buat onar, gue gak bisa maafin kalian gitu aja."
"Iya."
"Sana-sana gue mau istirahat," ucap Elsya, dengan cepat geng M keluar.
Diam-diam Elsya meneteskan air mata, akhirnya mereka meminta maaf atas kesalahannya.
Dengan cepat Elsya mengirimkan pesan ke kakaknya perihal geng M yang meminta maaf padanya, tentu saja Elzein ikut senang karena itu lah yang di tunggu tunggu selama ini.
Elsya menghapus air matanya lalu segera keluar untuk memindahkan kopernya.
Sampai saat ini Elsya masih belum melihat mbak Kun, "Ini si Kunti ketiduran di bus apa gimana sih?" tanya Elsya.
"Nanti lu main air gak?" tanya Ana.
"Paling main di pinggir aja," jawab Elsya.
"MAKANAN DATANG!"
"Anjir itu suara siapa?" Elsya kaget mendengarnya.
"Suaranya Diki paling, ayo makan."
"Bisa gak sih lu gak usah teriak, suara lu tuh ngalahin toa tau gak," protes yang lain.
"Ya sorry, biar sekali panggil aj gitu loh," ucap Diki.
Di saat Elsya keluar itu lah ia melihat mbak Kun tengah berdiri di dekat pintu.
"Ngapain?" Elsya menatap mbak Kun.
"Gue mau jus semangka," pintanya sambil tersenyum.
"Tumben banget lu ngomong, biasanya langsung aja tuh."
"Ya udah." Mbak Kun langsung menghilang dari pandangannya.
"Iya iya gue beliin."
"Oke Sya," ucap mbak Kun tepat di telinga Elsya.
Selesai makan beberapa orang langsung berganti pakaian, padahal sekarang tengah panas tapi tetap aja sudah ada yang mau bermain air.
jika bersedia km bs follow ak dan ak bs undang kamu mksh.