kisah cinta dalam perjodohan, penuh luka dan air mata, hanya Demi mewujudkan wasian terahir dari kedua orang tuanya ia rela menikah tanpa cinta...
bagaimana. selajutnya apakah pernikahan dan juga cintanya bersambut atau hanya menambah luka di hatinya...
ikuti terus sahabat Nana imuet.....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon salsabilaimuet, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kedatangan seseorang
Di parkiran mereka langsung masuk kedalam mobil, falinda masih memikirkan ulang saran sang dokter, apalagi ini menyangkut hidupnya,.
"Falinda, jangan pantang menyerah, gue gak mau Lo sampai putus asa untuk tetap hidup." aca yang berbicara dengan melihat jalan sekitar,
"Dan masalah ini lo kasih tahu saja suami kamu, bagaimana pun nanti Lo akan ada perubahan fal, dari mulai rambut yang rontok dan banyak lagi, gak mungkin kan suami kamu gak bertanya..."
"Akan gue pikirkan.. Tapi gue mohon jangan pernah jauhin gue ya, walaupun nanti fisik gue udah gak seperti dulu lagi.."
"Jangan khawatir, karena kita ini saudara, bukanya kamu sudah menjadi bagian dari hidup aku, sahabat rasa saudara."
Di perjalan mereka bercengkrama tentang apa saja yang akan ia lakukan selajutnya.. falinda ingin Tama tahu tapi ia juga masih belum berani jujur apalagi biaya untuk dirinya sembuh Tidak akan murah ia tahu itu.
"Gue janji ca, jika gue sembuh gue akan ganti semua biaya pengobatan." janji falinda.
"Jangan pikirkan itu fal, yang penting Lo sembuh dulu, jangan pikirkan sola biaya.. Ok dah sampai apa Lo masih mau di dalam mobil.." ucap aca yang sudah berhenti di loby apartemen.
"Oh ya.. makasih, ya, gue naik dulu Lo gak mau gitu mampir.." tawar aca.
"Kayaknya gak deh, Lo kan tahu sendiri gue sibuk apalagi sekarang gue udah magang di kantor bokap gue.."
"Baiklah, makasih banyak ya aca.." falinda keluar dari dalam mobil.
Mobil yang di tumpangi aca pun pergi meninggalkan pelataran apartemen, falinda berjalan masuk dan ingin segera naik ke lantai atas di mana apartemennya berada. Ia akan merebahkan badannya yang sedikit pusing akibat penyakitnya..
Tama dan Felix berada di sebuah lestoran di mana ia dan juga Felix bertemu dengan klien, mereka makan bersama.
"Tama.. Bagaimana kalo kita liburan, sekali ajak tuh istri Lo liburan atau hanymoond gitu.." celetuk Felix.
"Sejak kapan Lo ngurusi gue.."
"Ya siapa tahu dengan cara Lo begitu bisa menumbuhkan cinta Lo lagi, bukanya Lo ingin memperbaiki hubungan dengan istri lo."
"Ingin sih, tapi bagaimana dengan pekerjaan, Lo tahu sendiri semakin hati semakin sibuk saja." Tama mendesah.
"Kerja Tidak ada habisnya bro, jangan hanya dengan pekerjaan Lo lupa untuk healing, apalagi Lo sejak menikah belum pernah tuh liburan.."
"Gue sibuk.,"
"Nanti kalo udah tua nyesel tahu rasa Lo.."
"Apaan sih..."
"Gimana kalo double date, gue ajak tunangan gue Lo ajak istri Lo, asik gak tuh..." celetuk Felix.
"Halalin dulu bro, baru double date, takutnya ni ya Lo iri saat nanti gue bermesraan dengan falinda.."
"Ngapain iri gue juga punya . hanya saja sedikit gigit jari hahaha..." tawa Felix pecah.
Tama hanya geleng-geleng kepala mendengar ucapan Felix yang gigit jari bagiamana tidak calon istri Felix sedikit alim, jangankan bersentuhan, memegang tangannya saja belum pernah .
"Ngenes Lo kalo sama gue, gue bisa pegang sedangkan Lo hanya natap saja itupun belum tentu boleh.." cibir Tama.
"Sialan Lo, bagaimana pun dia wanita yang mampu mengerjakan hati gue, dan gue akui dia wanita yang istimewa, menunggu gue hingga sampai sekarang ini..." Felix begitu kagum dengan tunangannya yang mau menunggunya..
"Ya, jangan sampai Lo sakitin, dan jika ko sakitin ban ada tuh cewek yang mau nunggu kamu selama itu. kalo jadi aku mending aku cari yang baru.."
"Lo sendiri juga gitu. hanya saja Lo tertutup akan dendam, jika falinda Tidak mau bertahan dengan Lo mungkin sekarang Lo sendiri dan mungkin ngenes karena penyesalan.."
"Sialan Lo. balik. Masih banyak pekerjaan yang nunggu." Tama pun bangkit dan meninggalkan Felix yang lemot..
Di perjalan mereka kembali ke kantor, ia tak sengaja bertemu dengan falinda dan sahabatnya yang keluar dari rumah sakit, Tama hanya memandang saja.
"Kayak istri Lo tam..." ucap Felix yang melihat saat mereka terjebak macet.
"Mereka ngapain ya kesini, tumben.." tama yang bingung akan falinda yang berada di rumah sakit itu.
"Mungkin saja mereka ada urusan kan.." Felix yang tan ambil pusing.
"Ya mungkin..." ucapnya...
Tama masih memikirkan kehadiran falinda di rumah sakit, ia juga tak mendapatkan pesan apa-apa jika ia akan pulang terlambat..
Tama akan bertanya nanti setelah ia pulang.
Jam menunjukan waktu 5 sore. Falinda membersikan badanya ia akan memaafkan untuk makan malam nanti, ia juga ingin menyambut suaminya dengan dirinya yang sudah Segar dan juga wangi, setelah selesai memasak ia segera bersiap menyambut suaminya pulang...
Ceklek
Tak lama suara pintu terbuka mendoakan suaminya sudah pulang, ia langsung ingin menghampiri, dengan senyum yang tiada pudar, sampai di depan pintu ia di kejutkan dengan kehadiran seseorang wanita yang berdiri memandang dirinya dengan wajah sinis..
Wanita itu mendekat..
"Siapa kamu, kenapa kamu ada di apartemen kekasihku..." ucap sang wanita yang tampak anggun itu.
deg
falinda gagu, ia bingung, mau menjawab apa sedangkan pernikahan dirinya dengan Tama Tidak di publish..
"Maaf anda siapa kenapa langsung masuk kedalam apartemen mas Tama.." falinda berbicara dengan baik, tapi ia belum menyebutkan siapa dirinya..
"Kamu yang siapa, kenapa kamu ada di dalam apartemen kekasih saya, dan kenapa Tama tidak ada, apa kamu pembantu baru..." wanita itu duduk dengan anggun.
"Buatkan saya minum saya haus, jauh-jauh datang tapi gak ketemu sama orangnya.." gerutunya..
"Baik..."
Falinda berlalu dari hadapan sang wanita tadi, ia langsung pergi ke dapur dan membuatkan minum dengan perasan yang campur aduk, apa wanita itu mengaku sebagai kekasih suaminya, hatinya sakit, bagiamana tidak ia istrinya saja Tidak pernah di publish, apa selama ini ia sudah menjadi orang ketiga hanya karena perjodohan.
"Jika memang itu kekasih mas Tama berapa berdosanya aku jadi orang ketiga., walaupun aku mencintai mas Tama tak seharusnya aku menjadi orang ketiga," batin falinda getir.
Ia juga sadar akan sikap Tama yang akhir-akhir ini yang sedikit melunak, tapi hatinya harus di patahkan dengan kenyataan. Pahit ini..
kl falinda ttp bertahan ya perempuan pling bodoh, bertahan krn cinta pa krn harta, secara kn suaminya kaya.
dinikahi lelaki kaya kl mkn hati tiap hari ya ogah lah, mnding cpt cerai upgrade diri jd wanita sukses, jd nnti bisa dpt jodoh yg lbih keren.
hidup cm sekali dah penyakitan mnding cerai sembuhin diri hidup bhgia paling tidak seandainya gk sembuh bisa menikmati hidup dng bhgia.