NovelToon NovelToon
KAISAR ARAS

KAISAR ARAS

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Reinkarnasi / Perperangan / Harem / Fantasi Isekai
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ark Vest

Myro Veniar yang merupakan pangeran ke 3 dari Kerajaan Veniar, tanpa dukungan dan perhatian dari orang-orang, dikirim ke wilayah utara untuk melawan pemberontakan besar di utara hanya dengan ratusan pasukan.

Jika ia menolak perintah sang raja, Myro akan dianggap sebagai pemberontakan lalu diturunkan sebagai pangeran atau bahkan dieksekusi mati. Tapi, pergi ke utara untuk melawan pemberontakan besar tanpa dukungan sama seperti pergi menuju kematian juga.

Bagaimana cara Myro mengatasi pilihan di antara hidup dan mati ini? Apakah dia mampu bertahan di tengah sengitnya persaingan kekuasaan antara pangeran serta menjadi pangeran yang berhasil menjadi raja?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ark Vest, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 23 : AKU PERCAYA PADAMU

"Brak!".

Di sebuah halaman latihan yang cukup luas, dua orang pria berusia sekitar 40 tahun sedang latihan bertarung. Satu pihak memegang tombak kayu sebagai senjatanya sedangkan pihak yang lain membawa pedang dan perisai kayu. 

Meskipun senjata yang mereka gunakan hanya berupa senjata kayu, namun intensitas pertarungan mereka cukup tinggi, bahkan tak kalah dari orang-orang yang menggunakan senjata asli. 

Pria yang memakai senjata perisai dan pedang kayu memukul perut pria yang menggunaian tombak hingga dia mundur sejauh beberapa meter. 

Seharusnya pria yang memakai pedang kayu merasa senang karena dirinya menang, namun pria tersebut memiliki wajah suram "Torpan, apakah kau meremehkanku? Gunakan kekuatan penuh milikmu, jangan lihat bahwa orang yang sedang kau lawan adalah rajamu, melainkan aku yang berdiri di depanmu merupakan musuhmu! Aku bukan raja yang lemah hingga perlu mendapatkan belas kasihan dari bawahanku, justru kalau kau menghormati ku, lawan lah aku menggunakan seluruh kekuatanmu!".

Torpan yang merasa sedikit sakit di perutnya akibat serangan tadi melihat pria yang membawa pedang kayu penuh rasa hormat, dia mengangkat tombaknya lagi "Karena yang mulia sampai bilang begitu, apabila aku tetap mengalah maka aku sama seperti meremehkan anda. Seranganku berikutnya akan menjadi serangan penuhku, anda harus berhati-hati!".

"Majulah!", kata pria yang membawa pedang dan perisai kayu yang bersiap menerima serangan Torpan penuh rasa senang. 

...----------------...

"Anda belum berubah sedikitpun, tuanku!", gumam Torpan, pada waktu yang sama dia berlari memakai kekuatan penuhnya menuju Myro, tanpa menahan dirinya lagi. 

"Booooom!".

Gerakan Torpan cepat, dia menebas tombaknya menuju ke arah Myro saat jarak mereka kurang dari satu meter. 

Saat Myro akan menahan tombak Torpan memakai perisainya, dia merasakan krisis hidup dan mati. Myro percaya terhadap intuisinya yaitu dia pasti mati kalau berani menepis tombak Torpan memakai perisainya, oleh karena itu dia membuat keputusan dalam waktu kurang dari satu detik, dia harus menghindar atau mati. 

Tanpa ragu, Myro melompat ke sisi kanan sehingga tombak Torpan cuma menebas udara dan menghancurkan tanah dengan keras. 

Ledakan keras terjadi saat tombak mengenai tanah, seluruh tanah retak akibat tebasan tombak tersebut serta debu berterbangan. 

Myro yang melompat berputar-putar di tanah beberapa kali sebelum mampu berdiri, namun ketika Myro berpikir dia berhasil selamat dari keadaan hidup dan mati, sebuah suara menakutkan muncul dari sampingnya "Apakah kau pikir telah berhasil lolos dari maut?".

Merasakan krisis dari sampingnya, Myro mengangkat perisainya ke arah samping sekalipun dia belum berdiri sepenuhnya dari posisi jatuh tadi. 

"Brak!".

Perisai Myro hancur di bawah pukulan tombak Torpan, selain itu tombak Torpan meninggalkan jejak tebasan yang cukup panjang di tangan Myro. Kalau bukan karena Myro mundur tepat waktu, dia pasti kehilangan tangan miliknya. 

Walaupun Myro terluka, mata Torpan tetap dingin tanpa jejak kepedulian, dia menusukkan tombaknya ke arah leher Myro. 

"Tang!".

Myro mencoba menahan tombak Torpan menggunakan pedangnya, tapi kekuatan menakutkan Torpan membuat pedang Myro terlempar dari tangannya dengan sangat mudah, lalu dia mencoba menusuk Myro lagi. 

"Stab!".

Myro membengkokkan tubuhnya ke belakang yang menyebabkan tombak Torpan cuma menusuk angin, lalu Myro menggerakkan kakinya menendang kaki Torpan mencoba menjatuhkan dirinya. 

"Krak!".

Sewaktu kaki Myro menendang kaki Torpan, Myro langsung merasa seluruh kakinya sakit. Lebih tepatnya Myro merasa seperti bukan menendang kaki manusia melainkan menendang besi tebal. 

Karena gagal menjatuhkan Torpan menggunakan kakinya, sebaliknya Torpan memakai tangan kirinya yang selalu diam selama bertarung sebab ia memegang tombak hanya memakai satu tangan, kali ini tangan kiri Torpan memukul Myro yang menjatuhkan dirinya. 

"Pertarungan berakhir!", kata Torpan menusuk tombaknya tanpa ragu menuju leher Myro yang telah jatuh ke tanah akibat pukulannya. 

Ares yang terus diam akhirnya memutuskan bergerak saat pedang Myro sudah hancur, saat dia melangkahkan satu kakinya ke depan, dia menemukan ada akar tanaman yang muncul dari tanah mengikat kakinya. 

"Apa maksudmu?", kata Ares menatap Lune dingin. 

"Tunggulah sebentar lagi", kata Lune tegas, tapi terlihat daru tangannya yang memegang bukunya sedikit bergetar menunjukkan bahwa dia pun khawatir "Torpan berbeda dari yang lain, dia adalah orang yang keras kepala dan menolak mengikuti orang lain kecuali Tuan Myro. Walaupun aku belum tahu alasannya, Torpan selalu mengatakan dia mengikuti tuan karena pertarungan duel hidup dan mati mereka pertama kali!".

Ares mencoba memutuskan akar tanaman yang mengikat kakinya lalu berusaha membantu Myro, mengabaikan nasihat Lune. Namun dia terlambat, jarak mereka terlalu jauh sehingga Ares tak akan sampai tepat waktu membantu Myro sebelum tombak menusuk lehernya. 

Tepat saat tombak Topan akan menusuk ke lehernya, Myro yang mempunyai wajah panik berubah drastis. Sebuah senyuman percaya diri muncul di wajahnya, mata hitamnya sedikit bersinar seperti ada cahaya bintang disana "Aku selalu percaya padamu, Torpan!".

Di matamu ketakutan serta khawatir banyak orang, Myro meletakkan tangannya ke tanah sebelum mengangkat kakinya ke atas. 

"Brak!".

Kaki Myro menendang wajah Torpan tepat sebelum tombak miliknya menusuk leher Myro, gerakan yang Myro lakukan terlalu cepat dan memanfaatkan celah yang dibuat oleh serangan gegabah Torpan sangat baik yang menyebabkan serangannya begitu akurat mengenai wajah Torpan.

Saat ini posisi Myro yaitu tangannya berada di bawah menyentuh tanah seperti kaki dan ada kepalanya yang berada di tengah kedua tangannya, sedangkan kakinya berada di atas sedikit miring menginjak wajah Torpan, ia seperti orang yang sedang berdiri menggunakan tangannya. 

"Kau selalu mengajarkan kepada bawahanmu supaya tidak lengah meskipun kemenangan di depan mata, pada akhirnya itu adalah kelemahan terbesar milikmu! Saat kau sudah yakin menang, kau pasti membuka celah besar di setiap gerakanmu untuk memberikan serangab mematikan. Kalau melawan orang lain, celah tersebut mungkin bukan masalah sebab mereka terlalu takut terhadap kekuatanmu, namun kau tetap akan kalah melawanku", kata Myro yang berhasil menginjak wajah Torpan "Tidak, aku rasa karena kau tahu bahwa hal tersebut merupakan kelemahan milikmu sehingga kau mencoba menutupinya dengan selalu mengingatkan bawahanmu, benar bukan?".

Myro menggunakan tumpuan kakinya pada wajah Torpan mendorong tubuhnya ke depan, badan Myro berputar dan kakinya kembali menginjak tanah, lalu tangannya melepaskan tanah diikuti oleh tubuh Myro yang kembali berdiri tegak. 

Sekarang Myro membelakangi Torpan, namun dia tak takut di serang dari belakang olehnya melainkan fokus pada luka tebasan yang cukup panjang di tangannya "Butuh banyak waktu memulihkan diri dari luka ini, tapi hal tersebut dibutuhkan agar dia lengah yang memberiku kesempatan mengalahkan dia".

Ares yang melihat tindakan sombong Myro membelakangi musuhnya mencoba memberikan peringatan "Tuan, hati-hati terhadap Torpan yang membalas--".

Tetapi sebelum perkataan Ares selesai, sesuatu yang mengejutkan terjadi. Tubuh kuat dan tak terkalahkan Torpan perlahan-lahan jatuh, lututnya menyentuh tanah lebih dulu, diikuti oleh seluruh tubuhnya yang jatuh ke tanah. 

Myro tentunya mendengar peringatan Ares sehingga ia berkata percaya diri "Apa yang kau khawatirkan, Ares? Torpan sudah aku kalahkan, tak perlu berhati-hati lagi!".

1
Wahyu Okta Dani
berati ini kehidupan kedua myro ya
Ardianovich
Jangan khawatir, saya akan membaca setiap update datang.
REZI™~™
semangat torr
o
io
o
err
o
lanjut
o
y
Saiken
Rasanya seperti Ren. /Sweat/
o
siapa nih
o
ohhhhhhh
o
yohohohohohoho
o
whaatt???
o
lanjuuuuttt
o
hmm
o
hebatt
o
josss
o
siippp
o
mantap
Ardianovich
great!
o
oo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!