NovelToon NovelToon
Aku Memang Wanita Murahan

Aku Memang Wanita Murahan

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Konflik etika / Selingkuh / Romansa / Suami ideal / Penyelamat
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Syah🖤

Lara telah menghabiskan tiga belas tahun hidupnya sebagai wanita simpanan, terperangkap dalam cinta yang terlarang dengan kekasihnya, seorang pria yang telah menikah dengan wanita lain. Meski hatinya terluka, Lara tetap bertahan dalam hubungan penuh rahasia dan ketidakpastian itu. Namun, segalanya berubah ketika ia bertemu Firman, seorang pria yang berbeda. Di tengah kehampaan dan kerapuhan emosinya, Lara menemukan kenyamanan dalam kebersamaan mereka.

Kisahnya berubah menjadi lebih rumit saat Lara mengandung anak Firman, tanpa ada ikatan pernikahan yang mengesahkan hubungan mereka. Dalam pergolakan batin, Lara harus menghadapi keputusan-keputusan berat, tentang masa depannya, anaknya, dan cinta yang selama ini ia perjuangkan. Apakah ia akan terus terperangkap dalam bayang-bayang masa lalunya, atau memilih lembaran baru bersama Firman dan anak mereka?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Syah🖤, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 15

Jangan lupa like komen dan votenya yah

Terimakasih

_

Hari pertemuan dengan Arini tiba, dan David merasakan campuran antara kecemasan dan harapan. Ia memilih tempat di tepi danau yang indah, tempat di mana mereka sering menghabiskan waktu bersama. Suasana tenang dan alami ini diharapkan dapat memberikan ketenangan saat ia menjelaskan perasaannya.

Ketika Arini tiba, wajahnya menunjukkan ekspresi campur aduk—ada harapan, tetapi juga keraguan. “David,” sapanya, suaranya lembut namun tegas.

“Arini,” jawab David, berusaha menampilkan senyum meski hatinya bergetar. Mereka duduk di bangku kayu di tepi danau, angin berembus lembut di antara mereka.

“Terima kasih sudah datang. Aku merasa kita perlu berbicara,” kata David, menghela napas dalam-dalam.

Arini mengangguk. “Aku juga merasa begitu. Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan?”

David menatap ke arah air danau yang tenang, berusaha mengumpulkan pikirannya. “Aku tahu aku telah membuatmu bingung. Aku ingin jujur tentang perasaanku.”

“David, jika kamu masih memikirkan Lara…” Arini memotong, tetapi David mengangkat tangan.

“Biarkan aku selesai. Aku mencintaimu, Arini. Kamu adalah orang yang selalu mendukungku, dan aku tidak ingin kehilangan apa yang kita miliki. Namun, aku juga tidak bisa mengabaikan perasaanku terhadap Lara.”

Arini menatap David, matanya berbinar dengan harapan yang bercampur kesedihan. “Jadi, apa keputusanmu? Apakah kamu akan kembali kepada Lara?”

“Tidak. Aku tidak ingin kembali bersama Lara, meski aku merindukan saat-saat bersama Lara. Yang aku inginkan adalah kejujuran dalam hubungan kita. Aku perlu tahu apa yang sebenarnya kita inginkan dari hubungan ini,” ujar David, berusaha meyakinkan diri sendiri.

“Jadi, kamu ingin memberi kita kesempatan baru?” tanya Arini, suara tegang mengisi ruang di antara mereka.

“Ya. Aku ingin kita bisa membangun kembali hubungan ini dengan cara yang lebih kuat, tanpa mengabaikan perasaan kita masing-masing. Aku ingin kita berdua jujur satu sama lain. Kita tidak perlu terburu-buru,” jawab David.

Arini terlihat berpikir. “David, aku mencintaimu. Tapi aku juga ingin tahu bahwa kamu benar-benar siap untuk komitmen ini. Jika kamu masih berpikir tentang Lara, itu akan menyakiti kita berdua.”

David merasakan beban di hatinya. “Aku sudah membuat keputusan. Aku ingin bersamamu. Selama ini, aku merasa terjebak di antara dua cinta, tetapi sekarang aku memilihmu. Aku ingin kita memberi kesempatan untuk melanjutkan hidup bersama.”

Air mata mulai mengalir di wajah Arini. “Kamu tidak tahu betapa senangnya aku mendengarnya, tetapi juga sangat sulit. Kita perlu berbicara tentang semua ini, tentang apa yang telah terjadi dan bagaimana kita bisa melanjutkan.”

David mengangguk, merasakan harapan baru mengalir di dalam dirinya. “Aku setuju. Mari kita bicarakan semua ini. Kita bisa mulai dari awal.”

Arini menghapus air matanya dan tersenyum, meski senyumnya tampak canggung. “Baiklah. Kita bisa membicarakan perasaan kita dan bagaimana kita bisa membangun kembali kepercayaan.”

Mereka berbicara lama, membahas semua perasaan dan keraguan yang mereka miliki. David menyadari betapa pentingnya komunikasi dalam hubungan, dan ia bertekad untuk memperbaiki segala yang telah rusak.

Setelah berbicara panjang lebar, David merasa lebih tenang. Ia tahu bahwa mereka masih memiliki jalan panjang untuk dilalui, tetapi langkah pertama sudah diambil.

“Terima kasih, Arini. Terima kasih telah memberiku kesempatan kedua,” kata David dengan tulus.

“Tidak, terima kasih karena jujur padaku. Aku ingin kita bisa melalui ini bersama,” jawab Arini, senyum kecil terlukis di wajahnya.

Setelah pertemuan itu, David merasa lebih optimis tentang masa depan. Meskipun ada keraguan yang masih tersisa, ia tahu bahwa ia telah membuat keputusan yang benar. Ia siap untuk menghadapinya dan berjuang demi cinta yang sebenarnya.

***

Beberapa hari setelah pertemuan itu, David mencoba untuk kembali ke rutinitasnya. Namun, ia merasa ada yang kurang. Hatinya masih merindukan Lara, dan meski ia telah memilih Arini, ia tidak bisa sepenuhnya melupakan wanita yang telah menjadi bagian penting dalam hidupnya.

Suatu malam, saat ia duduk sendiri di ruang tamu, David memikirkan keputusan yang diambilnya. Ia mengambil ponselnya dan membaca pesan-pesan dari Lara yang belum sempat ia balas. Setiap kata terasa membangkitkan kembali semua kenangan indah yang mereka bagi.

Dengan hati-hati, ia mulai mengetik pesan untuk Lara.

🗨️ David: “Lara, kita perlu bicara. Aku ingin menjelaskan keputusanku dan bagaimana aku merasa tentang kita.”

Tidak lama kemudian, Lara membalas, **

🗨️Lara: “Tentu, kapan? Aku menunggu kabar darimu.”

David merasa sedikit tegang saat mengatur waktu pertemuan. Ia tahu bahwa pertemuan ini penting. Ia harus memberi Lara kejelasan tentang perasaannya dan memastikan bahwa mereka bisa melanjutkan hidup masing-masing tanpa rasa sakit.

***

Hari pertemuan dengan Lara tiba, dan David merasakan beban berat di hatinya. Ketika ia melihat Lara menunggu di kafe, wajahnya tampak cemas.

“Kak David,” sapa Lara, suaranya lembut namun ada getaran di dalamnya.

“Lara, terima kasih sudah mau datang,” jawab David, menatap matanya dengan serius.

“Jadi, apa yang ingin kamu bicarakan?” tanya Lara, suaranya mengandung harapan dan ketakutan sekaligus.

David menyiapkan kata-kata di dalam benaknya. “Aku ingin menjelaskan tentang keputusanku. Aku telah memikirkan semuanya dan akhirnya memutuskan untuk kembali bersama Arini.”

Lara terdiam sejenak, menelan semua kata yang ada di mulutnya. “Jadi, ini sudah menjadi keputusanmu?”

“Ya. Aku menyadari bahwa aku mencintai Arini. Kami memiliki banyak kenangan bersama, dan aku ingin memberikan kesempatan itu. Tapi aku juga ingin kamu tahu bahwa aku menghargai waktu yang kita habiskan bersama,” jelas David, merasa hatinya sakit saat mengatakan kata-kata itu.

Lara menarik napas dalam-dalam, berusaha menahan air mata. “Aku tahu kita memiliki sesuatu yang istimewa, tetapi aku juga tidak bisa terus berharap jika kamu tidak mencintaiku sepenuh hati.”

“Lara, kamu adalah bagian penting dalam hidupku. Aku tidak ingin menyakiti kamu, tetapi aku harus mengikuti kata hatiku. Ini semua sangat sulit, dan aku berharap kita bisa saling memahami,” ujar David, suaranya bergetar.

“Aku mengerti. Mungkin ini yang terbaik untuk kita berdua,” Lara menjawab, meski jelas terlihat kesedihan di wajahnya. “Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku akan merindukanmu.”

David merasa ada rasa hancur dalam hatinya. “Aku juga akan merindukanmu. Kamu adalah wanita yang luar biasa, dan aku tidak akan pernah melupakan semua kenangan yang kita bagi.”

Mereka berbicara beberapa saat lagi, mengenang momen-momen indah yang pernah mereka lalui. Akhirnya, saat mereka berpisah, David merasa seperti meninggalkan bagian dari dirinya sendiri.

Setelah pertemuan itu, David tahu bahwa jalan yang diambilnya tidak akan mudah. Namun, ia bertekad untuk berjuang demi cinta yang sebenarnya—cinta yang sudah lama ia harapkan dengan Arini. Saat malam tiba, ia merasa harapan baru muncul di dalam hatinya, dan ia siap untuk memulai lembaran baru dalam hidupnya.

~

Salam Author;)

1
Didah Saadah
yu Thor semangat upnya
Didah Saadah
si David nyebelin banget jadi cowo
Didah Saadah
si Lara bucin abis yah dia kaya obsess banget sama si David sampai rela ga nikah demi David yang ga ngasih kepastian
Didah Saadah
Alurnya mantep semangat up thor
Zihan vahira
Hadeh lagi lagi lu serakah banget jadi manusia yang ini pengen yang itu pengen kenapa ga minta poligami aja sih sama si Arini biar kelar
Zihan vahira
please deh lu bertele tele banget jadi orang terus aja minta waktu
Syaquela yu
speechless
Zihan vahira
Alur ceritanya bagus sampai saat ini aku masih penasaran sama pilihan si David
Zihan vahira
Fiks sih ini novel seru wkwkw jangan lama lama yah Thor up nya
Zihan vahira
Aaaaaaa🙊
Zihan vahira
Gila sih si David bisa bisanya dalam keadaan kaya gitu gituan sama si Lara
Zihan vahira
Apa ini resiko punya suami lebih muda thor?
Zihan vahira
Tapi mau bagaimana pun bergaya aku rasa Arini bakalan tetep kelihatan tua kaya yang ada di cover novel nya
Zihan vahira
Gila 13 tahun mereka berzina ga ketauan lagi parah sih🤦
Itswyhi
Novel ini rekomen banget sih menurut aku cerita tentang cinta antara manta kekasih yang belum selesai membuat satu ruang dalam sebuah hubungan pernikahan yang melibatkan orang lain
Syah: Makasih atas penilaian yang kaka berikan Author senang jika kaka menyukai kaya author:)
total 1 replies
Itswyhi
Arini yang malang😕
Itswyhi
Vid kenapa lu ga kawin lari aja sih waktu itu sama lara mungkin sekarang lu ga nyakitin dua hati
Itswyhi
Sedih juga sih jadi lara
Syaquela yu
David masih muda Arini udah jadi nenek nenek😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!