NovelToon NovelToon
Pilihan Hati Di Sekolah

Pilihan Hati Di Sekolah

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Sistem / Kehidupan Tentara / Perperangan / Persahabatan / Harem
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: AYANOKOUJI

Di sebuah SMA ternama di kota kecil, siswa-siswi kelas 12 tengah bersiap menghadapi ujian akhir. Namun, rencana mereka terganggu ketika sekolah mengumumkan program perjodohan untuk menciptakan ikatan antar siswa. Setiap siswa akan dipasangkan dengan teman sekelasnya berdasarkan kesamaan minat dan nilai akademis.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYANOKOUJI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 17

Untuk banyak keluarga lain yang berada dalam situasi serupa.

Dalam beberapa bulan berikutnya, pertemuan komunitas lintas budaya yang mereka mulai berkembang pesat. Dari sebuah piknik sederhana di taman, kini mereka mengadakan acara bulanan dengan tema yang berbeda-beda. Ada sesi memasak bersama, kelas bahasa untuk anak-anak, hingga diskusi panel tentang isu-isu yang dihadapi keluarga multikultural.

Suatu hari, saat sedang menyiapkan materi untuk blog keluarga mereka, Putri mendapat ide.

"Andi, bagaimana kalau kita membuat buku tentang pengalaman kita dan komunitas ini?" tanyanya dengan mata berbinar.

Andi terlihat tertarik. "Buku? Maksudmu seperti panduan untuk keluarga lintas budaya?"

"Ya, semacam itu. Kita bisa membagikan cerita-cerita dari anggota komunitas, tips praktis, dan mungkin juga resep-resep fusion yang kita kembangkan bersama," jelas Putri.

Ide ini segera mendapat dukungan dari anggota komunitas lainnya. Mereka mulai mengumpulkan cerita, foto, dan resep dari berbagai keluarga. Amira bahkan menyumbangkan beberapa gambar dan cerita pendek tentang pengalamannya sebagai anak "dua dunia".

Proses pembuatan buku itu sendiri menjadi pengalaman yang memperkaya bagi semua yang terlibat. Mereka belajar tentang pengalaman satu sama lain, berbagi tawa dan air mata saat mengenang tantangan yang telah mereka lalui.

Enam bulan kemudian, buku berjudul "Bridging Worlds: Stories from Multicultural Families" akhirnya terbit. Peluncuran buku diadakan di sebuah toko buku lokal di Berlin, dihadiri oleh anggota komunitas dan beberapa jurnalis lokal.

Saat Andi dan Putri berdiri di podium untuk memberikan sambutan, mereka tidak bisa menahan rasa haru. Di hadapan mereka duduk wajah-wajah familiar dari komunitas yang telah menjadi keluarga kedua mereka. Ada pasangan Jerman-Turki dengan anak kembar mereka, keluarga Prancis-Vietnam yang selalu membawa makanan lezat ke setiap pertemuan, dan tentu saja, keluarga Jerman-Indonesia dari Munich yang email-nya telah memulai semuanya.

"Ketika kami memutuskan untuk kembali ke Berlin setahun yang lalu, kami khawatir Amira akan kehilangan koneksinya dengan warisan Indonesia-nya," Andi memulai pidatonya. "Tapi hari ini, melihat kalian semua di sini, kami sadar bahwa keputusan itu justru telah membuka pintu menuju sesuatu yang jauh lebih besar."

Putri melanjutkan, "Buku ini bukan hanya tentang kami atau komunitas kita. Ini adalah tentang semua keluarga di luar sana yang mungkin sedang berjuang untuk menjembatani dua dunia. Kami berharap cerita-cerita ini bisa memberikan inspirasi dan kekuatan bagi mereka."

Setelah acara, saat mereka berkumpul untuk makan malam bersama komunitas, Amira menarik lengan baju Andi.

"Papa," katanya dengan senyum lebar, "Aku bangga menjadi anak Indonesia-Jerman."

Andi memeluk putrinya erat, menyadari betapa jauh mereka telah melangkah sejak kepulangan mereka ke Berlin. Dari kekhawatiran tentang identitas Amira.

Mereka telah membangun sebuah komunitas yang kuat dan menginspirasi.

Kesuksesan buku "Bridging Worlds" membuka banyak pintu baru bagi Andi, Putri, dan komunitas mereka. Mereka mulai diundang untuk berbicara di berbagai acara, dari konferensi pendidikan hingga festival budaya. Cerita mereka bahkan menarik perhatian pembuat film dokumenter lokal yang tertarik untuk membuat serial pendek tentang kehidupan keluarga multikultural di Jerman.

Sementara itu, Amira tumbuh menjadi gadis remaja yang percaya diri dan bangga akan identitas gandanya. Ia aktif dalam klub bahasa Indonesia di sekolahnya dan sering menjadi juru bicara muda untuk isu-isu multikulturalisme.

Suatu hari, saat sarapan, Amira mengejutkan orangtuanya dengan sebuah pengumuman.

"Papa, Mama," katanya dengan nada serius, "Aku ingin mengajukan proposal untuk pertukaran pelajar ke Indonesia tahun depan."

Andi dan Putri saling berpandangan, terkejut sekaligus bangga.

"Itu ide yang bagus, sayang," kata Putri. "Tapi apa yang membuatmu ingin melakukan ini?"

Amira tersenyum, "Selama ini kita selalu berbicara tentang menjembatani dua dunia. Aku pikir sudah waktunya aku benar-benar mengalaminya sendiri. Aku ingin lebih memahami akar budayaku di Indonesia."

Proposal Amira diterima, dan tahun berikutnya ia berangkat ke Jakarta untuk program pertukaran pelajar selama satu semester. Melalui blog keluarga, Amira berbagi pengalamannya tinggal dengan keluarga angkat di Indonesia, belajar di sekolah lokal, dan menjelajahi negeri leluhurnya.

Sementara Amira berada di Indonesia, Andi dan Putri memutuskan untuk mengambil langkah besar lainnya. Mereka mulai merencanakan konferensi internasional pertama tentang keluarga multikultural, yang akan diadakan di Berlin.

Konferensi tersebut menarik peserta dari berbagai negara. Ada sesi tentang pendidikan dwibahasa, workshop tentang memasak fusion, panel diskusi tentang tantangan identitas, dan banyak lagi. Amira, yang baru kembali dari Indonesia, menjadi salah satu pembicara termuda dalam acara tersebut, berbagi pengalamannya sebagai remaja multikultural.

Pada malam terakhir konferensi, saat mereka duduk di balkon hotel menikmati pemandangan kota Berlin, Andi merangkul Putri dan Amira.

"Kalian tahu," katanya pelan, "Dulu aku khawatir kita akan kehilangan sesuatu dengan pindah kembali ke sini. Tapi sekarang aku sadar, kita justru telah menemukan sesuatu yang jauh lebih berharga."

Putri mengangguk, "Kita telah membangun jembatan, bukan hanya untuk keluarga kita, tapi untuk banyak orang lain."

Amira tersenyum lebar, "Dan ini baru permulaan, kan? Aku punya banyak ide untuk proyek selanjutnya!"

Mereka tertawa bersama, menyadari bahwa perjalanan mereka sebagai keluarga multikultural memang tidak selalu mudah, tapi setiap tantangan telah membawa mereka pada petualangan dan penemuan baru. Dan di sinilah mereka sekarang, di kota yang menjadi rumah kedua mereka, membangun komunitas global yang merayakan keberagaman dan persatuan.

1
sakura
....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!