Hasta dan Jesan menjalin hubungan tanpa di ketahui kedua orang tua Hasta karena sang Mama yaitu Sarah tidak merestui hibungan mereka karena status social yang mana Jesan hanya anak yatim piatu. Akan tetapi, Hasta tetap bertahan sampai tiga tahun lamanya membuat Sarah curiga dan mencari tau keberadaan Jesan hingga Sarah melakukan kekerasan pada Jesan hanya untuk menyuruhnya menjauhi Hasta.
Sarah menjodohkan Hasta dan Anjani sampai mereka menikah, tetapi pernikahan Anjani seperti di neraka baginya karena selama lima tahun mereka menikah Hasta tidak pernah sekalipun membalas cinta Anjani dan memilih kembali bersama dengan Jesan yang selama lima tahun tidak bertemu dan akhirnya mereka dipertemukan lagi. Lalu Hasta memutuskan menikah dengan cinta pertamanya.
Bagaimana kah nasib pernikahan Anjani, apakah gadis itu menerima jika suatu saat dirinya mengetahui pernikahan kedua suaminya?
happy reading😍
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 ( Menikah diam-diam)
Saat ini di sebuah ruang VIP yang terdapat di salah satu restoran mewah seorang gadis sedang menjelaskan sesuatu yang mana ketiga orang lainnya sedang mendengarkan gadis itu dengan rasa tak percaya khususnya Hasta yang sedari tadi menahan amarah mendengarkan penjelasan dari Jesan mengenai pelaku pembakaran rumah kontrakan yang ia tempati.
Hasta dan Jesan pergi bersama ke restoran yang sudah di pesan khusus oleh Andrew untuk bertemu dengan Weni. Tidak disangka Weni membawa Rama karena ia pikir Weni akan datang seorang diri. Saat Hasta dan Jesan datang bersama kedua pasutri itu terkejut begitu juga dengan Jesan yang menatap Hasta. Ia menjelaskan jika Weni dan Rama sudah menikah.
Hasta menarik napasnya dalam ia tidak menyangka jika Mama nya sendiri menentang hubungannya dengan Jesan. Hasta tidak menaruh curiga pada Sarah karena Sarah bersikap seolah-olah ia menyetujui hubungan Jesan dan akan menerima gadis itu sebagai menantunya.
“Ini gak mungkin kan, sayang. Maaf aku bukan tidak percaya padamu tapi saat di depanku mama seolah merestui hubungan kita. Vanes, dia adalah adik ku kenapa juga dia harus ikut tidak setuju tentang hubungan kita dengan alasan status social. Padahal yang aku tau dia selalu curhat sama aku tentang kekasihnya yang hanya pemilik resto kecil di kota ini. Vanes ingin mengenalkan pada keluarga tapi dia takut keluarga tidak setuju dengan satus sosialnya,” seru Hasta seraya menyisir rambutnya kebelakang dan terus menerus menggebrak meja merasa emosi.
“Apa Tuan meragukan Jesan?” tanya Weni menatap Hasta.
Hasta terkesiap lalu ia beralih menatap Jesan,”Bukan … hmm tidak maksud ku, aku sangat syok mendengarnya, Jesan.Aku percaya padmu,” ucap Jesan memegangi tangan Jesan, tetapi tiba-tiba ia melepaskan genggaman tangannya.
“Sudahlah, Tuan. Aku juga tidak akan memaksa mu untuk percaya padaku. Biar bagaimana pun mereka adalah mama mu dan adikmu tidak mungkin kau percaya begitu saja padaku yang memang notabennya hanya orang asing.
“JESAN!” bentak Hasta seraya berdiri membuat Rama ikut berdiri karena takut bos nya lepas kendali.
Sedangkan Jesan ia tetap tenang di tempat dengan menatap pria yang baru saja membentaknya. Hasta mengangkat tubuh Jesan dengan emosi yang belum sepenuhnya mereda. Lalu ia mendekatkan wajahnya dan berkata,”Apa kau bilang? Orang asing? Aku menganggap mu orang asing?”
Bugh
Hasta menghempaskan kembali tubuh Jesan sedikit kasar di atas kursi. Weni menghampiri Jesan dan langsung memeluknya,”Kau tidak apa-apa?” tanya Weni dan di jawab dengan gelengan dari Jesan.
Hasta meraih ponselnya dan menghubungi seseorang,”Hallo, hubungi penghulu suruh dia bersiap di KUA SEKARANG JUGA KARENA HARI INI JUGA AKU AKAN MENIKAHI SEORANG GADIS!”
Degh
“Tuan, apa yang kau katakan. Kau ingin menikahi Jesan begitu?” pekik Rama.
“Bukan urusanmu, Rama!” tekan Hasta ia mendekatkan dirinya kembali pada Jesan membuat Weni memundurkan langkahnya kebelakang,”Bersiaplah, karena hari ini aku akan membuktikan padamu jika aku tidak pernah menganggap mu orang asing. Mungkin dengan begini kau baru bisa percaya kalau aku benar-benar mencintaimu,” seru Hasta menatap tajam Jesan yang juga menatapnya.
“Bagaimana dengan istrimu?” lirih Jesan sedikit ketakutan.
“Aku tidak peduli! Kalau perlu sekalian saja aku mengurus surat perceraian ku dengannya,” balas Hasta.
“Apa kau ingin semua orang menganggap ku sebagai perebut suami orang, hah! Kau gila! Kau sudah gila! Aku tidak mau menikah diam-diam seperti ini, Hasta. Aku juga wanita punya perasaan jika aku ada di posisi Anjani bagaiamana? Pasti hatinya hancur dan akulah penyebabnya,”
Jesan memaki-maki Hasta karena ia marah dan takuti dirinya dicap sebagai pelakor jika orang tau Hasta menikahinya diam-diam,”Kau bukan perebut karena faktanya dia lah yang perebut. Anjani yang merebutku darimu, Jesan. Aku mohon menikahlah denganku hiks …” tubuh Hasta luruh ia memohon pada Jesan agar mau menikah dengannya.
“Hasta, kau membuatku berhadapan dengan pilihan yang sangat sulit,” batin Jesan memegangi kepalanya yang terasa sakit.
“Tuan Hasta bukannya Jesan tidak ingin menikah dengan mu atau ia menuduh dirinya orang asing. Kalau kau nekat menikahinya dan mama serta adikmu tau, bagaimana? Tidak menutup kemungkinan mereka akan kembali menyakiti Jesan bahkan mungkin lebih. Kau bisa membuat Jesan dalam bahaya. Pikir kan lagi, Tuan. Bersyukurlah ada Tuan Andrew Jesan bisa selamat. Kalau mereka mencelakai Jesan untuk kedua kalinya bagaimana?” terang Weni.
“Itu tidak akan terjadi. Aku akan melindunginya kau percaya kan pada ku, sayang,” ujar Hasta.
Setelah menarik napasnya yang sangat dalam lalu ia pun mengangguk,”Jesan! Apa kau sudah tidak waras, hah! Kalau kau menikah dengannya mereka akan mencelakai mu lagi!” pekik Weni tidak terima dan berusaha mengingatkan.
“Mau aku menikah atau tidak dengan Hasta. Jika mereka tau kalau ternyata aku masih hidup besar kemungkinan mereka tetap akan berusaha mencelakai lagi, Wen,” lirih Jesan.
“Jesan benar, biarkanlah mereka bersatu.memang mereka sudah ditakdirkan berjodoh hanya saja Anjani memaksakan cinta Hasta menjadikan mereka terpisah. Kami akan menjadi saksi pernikahanmu, Tuan,” ungkap Rama dan Weni hanya pasrah mengikuti keputusan sahabatnya itu.
*
*
Setelah Hasta dan Jesan resmi menikah. Hasta ingin membawa Jesan ke apartemennya. Jesan menolak karena hari sudah semakin sore, tetapi Hasta memohon pada Jesan membuat Jesan harus berbohong pada Andrew meminta izin untuk menginap di rumah Weni.
“Maaf, aku berbohong untuk pertama kalinya padamu, kak,” lirih Jesan menatap ponselnya.
Selama perjalanan Jesan hanya terdiam ia merenungi keputusannya apakah ia di jalan yang benar atau tidak. Jujur saat ini dia sangat takut jika suatu saat nanti Anjani mengetahui pernikahan mereka apa yang akan terjadi, lalu apa yang akan dilakukan Anjani padanya. Apakah ia sama dengan Sarah dan Vanes yang pernah membuatnya tiada.
Ckkiit
Mobil Hasta berhenti mendadak membuyarkan lamunan Jesan lalu ia tersadar jika saat ini ia berada tidak jauh dari rumah Andrew,”Loh, kenapa kau membawaku pulang? Katanya kita akan ke …”
“Turun lah. Aku rasa kau tidak merasa bahagia menikah dengan ku,” lirih Hasta tanpa menoleh ke arahnya.
“Tuan …” lirih Jesan.
“Memanggil ku saja masih dengan nama itu. Mungkin di sini aku saja yang mencintaimu kau memang tidak pernah membalas cintaku, hiks …” isak Hasta yang menjadi sensitive perasaannya. Entah karena ia sangat lelah dengan kehidupannya dan harapannya bertemu dengan kekasih pujaan hatinya bukan membuatnya bahagia malah membuat hatinya bertambah sakit karena penolakan Jesan yang kesekian kalinya.
“Cinta bertepuk sebelah tangan itu memang sakit. Aku tau itu pasti Anjani mersakannya tapi Jesan salahkah aku mencintaimu? Lalu apa aku salah ingin menjadikanmu istriku walau aku tau pernikahan kita akan menyakiti Anjani. Aku sudah berusaha memenuhi keinginannya untuk menikah, lagipula aku sudah memberitahu dia jika aku samapai kapan pun tidak akan menerimanya sebagai istri dan juga selama lima tahun aku tidak pernah menyentuhnya, Jesan,” terang Hasta yang mana membuat kaget Jesan.
“Ya Tuhan pria ini … masih ada ternyata pria setia sepertinya. Apa mungkin dia sama sekali tidak tertarik pada Anjan dan memilih setia dengan perasaannya yang begitu dalam padaku?” batin Jesan.
“Sudah jangan menangis aku minta maaf. Jangan salah paham kau tidak mengerti perasaan sesama wanita aku hanya tidak ingin menyakiti siapapun. Lebih baik kita kembali ke apartemen. Aku sudah susah payah berbohong demi bersama mu masih saja kau tuduh aku yang tidak-tidak,”
Jesan mengusap air mata Hasta ia merasa bahagia ketika Jesan perhatian kembali padanya. Mobil Hasta melaju kembali menuju Apartemen. Selama satu jam setengah lamanya perjalanan akhirnya mereka pun sampai.
“Kau mandilah dulu aku akan menyiapkan makanan yang tadi kita beli,” ujar Jesan.
Cup
Hasta mengecup kening Jesan lalu mengelus pipi gadis itu sangat lembut dan tersenyum. Senyumannya dibalas oleh Jesan kemudian ia melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi.
Lima belas menit Hasta pun keluar memakai handuk kimonnya, ia melihat ponselnya yang berada di atas nakas berdering tiada henti, tetapi ia malah mengabaikannya dan beralih menuju lemari untuk memakai pakaiannya.
“Huh, aku malas sekali. Pasti dia bertanya keberadaanku,” gerutu Hasta, tetapi ia tetap mengangkat ponselnya lalu menekan tombol hijau dengan sangat terpaksa.
“Kau di mana? Kenapa sudah malam begini belum pulang,” tanya Anjani khawatir.
“Malam ini aku tidur di apartemen karena harus menyelesaikan pekerjaan ku. Tidak perlu menungguku ,” terang Hasta.
Bugh
Hasta terkejut ketika jesan memeluk dirinya secara tiba-tiba dari belakang,”Siapa … Anjani ya,” Jesan bicara tanpa suara hanya bibirnya yang bergerak. Hasta menjawabnya dengan anggukkan.
“Sudah dulu ya, aku mau melanjutkan pekerjaan ku,”
Tut tut
Hasta memutuskan sambungan teleponnya membuat Anjani terdiam,”Selalu seperti itu,” keluh Anjani.
“kau ini mengagetkan aku saja,” gereget Hasta ia menggigit pipi Jesan.
“Argghh … jangan memakan pipi ku! Makanan sudah aku siapkan kita makan dulu,” ajak Jesan.
“Sebenarnya aku tidak ingin makan apapun,” Hasta merapikan rambut Jesan dan menyelipkannya kebelakang telinga.
“Nanti kamu sakit kalau gak makan,” ujar Jesan.
“Aku tidak akan sakit, malah kau nanti yang akan meraskan sakit,” bisik Hasta yang mana membuat tubuh Jesan menegang.
Hasta meraih wajah Jesan lalu beralih menyentuh bibir mungil istrinya, Semakin mendekat Jesan pun menutup kedua matanya. Dengan lembut Hasta mulai mengecup bibir Jesan yang selama ini sangat ia rindukan.
Jesan mendorong sedikit tubuh Hasta membuat pautan mereka terlepas,”Akhh … Tuan turunkan aku,” pekik Jesan karena Hasta menggendongnya dan membawanya menuju ranjang.
Bugh
“Jangan berteriak aku akan melakukannya dengan lembut. Apa kau sudah siap?” ucap Hasta lalu Jesan mengangguk pelan sedikit malu-malu.
Mereka berdua pun menanggalkan pakaiannya, Hasta menarik selimut karena Jesan merasa malu jika harus menanggalkan semua pakaiannya dan tidak tersisa apapun sehingga terlihat oleh Hasta. Padahal kini Hasta sudah sah menjadi suaminya.
“Sssttt … sakit,” lirih Jesan yang mana merasakan sesuatu yang memaksa masuk ke dalam yang terletak di bawah.
“Aku akan melakukannya pelan-pelan tapi kalau memang sakit aku akan menghentikannya,” ujar Hasta.
“Tidak, jangan. Lakukan saja aku akan sedikit menahannya,” balas Jesan yang mulai merasakan sesuatu yang membuat tubuhnya menegang dan menikmati apa yang belum pernah ia rasakan.
Melihat Jesan sudah mulai menikmatinya, Hasta melanjutkan nya dengan memeluk tubuh Jesan agar ia tidak merasa tegang seraya mengecup bibir istrinya agar dia merasa rileks.
Sesekali Hasta melihat kebawah ada noda merah membasahi sprei tempat tidur,”Terimakasih karena kau tetap menjaganya untukku,” batin Hasta.
Malam pertama mereka nikmati tanpa ada nya gangguan, akhirnya setelah sekian lama mereka bisa juga bersatu dalam sebuah ikatan pernikahan. Entah sampai kapan mereka bisa menyembunyikan pernikahan itu dari semua orang dan bagaimana kelanjutan pernikahan mereka jika suatu saat nanti Anjani mengetahuinya.
*
*
Bersambung