Hidup saudara kembar antara Cahaya dan Bulan berubah ketika sang ibu memperkenal kan mereka kepada Farid, salah satu anak dari sahabat nya.
Saat mereka sudah kelas 3 SMA, Aya selaku pemeran utama sudah mencintai orang lain selain farid.
Hingga Ulan berbuat rencana sesuatu yang merubah dinamika di antara Aya dan Farid.
Apa itu rencana nya? selengkap nya ada di A Jilted Twins , saudara kembar yang di tolak cintanya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 02. Isi Hati Awal Aya.
Keesokan harinya..
Cahaya sudah memasuki dalam kelas, ia melihat bagaimana romantis nya Ulan sama Lingga disana.
"Gak ada rasa malu apa ya mereka." Lirih Aya.
Sampai saat ini perasaan Aya masih berkecamuk, ia merasa tidak ingin melihat kondisi mereka seperti itu.
"Aya lu kenapa melamun??" Kata Farid.
Aya pun menoleh. "Oh Farid, gak apa-apa kok, oh iya untuk kerja kelompok, mau di rumah gue atau di rumah lu aja ngerjain nya?" Kata Aya mengalihkan topik pembicaraan.
Farid sejenak terdiam, sebelum akhirnya ia menjawab. "Bebas sih, yang penting cepat kelar aja tuh tugas" Kata Farid.
"Oke-oke, gimana kalau kita..." Kata Aya.
"Di rumah gue aja bareng sama kita ngerjain nya gimana?" Tukas Ulan di saat mendengar percakapan mereka berdua.
Perkataan Ulan membuat Rania langsung protes "Loh mana bisa gitu, mending dirumah gue aja" Timpal Rania. Dia adalah orang yang suka dengan Farid. Sayangnya cinta bertepuk sebelah tangan.
"Ckk, bilang aja lu mau bucin sama Farid kan Ran?" Protes Ulan menimpali seraya cemburu?
"Mana ada" Kata Rania.
Aya tiba-tiba mendadak berpikir.
"Oh iya.. bagaimana kalau ngerjain tugas nya dirumah lu aja Rid"
"Kata nya lu gak mau tadi?" Tanya Farid.
"Sekarang gue mau kok" Jawab Aya sambil tersenyum.
Di belakang, Lingga seperti ingin berbicara, tapi lebih dulu ditahan oleh Ulan.
"Gausah ikut ngomong lu sayang" Kata Ulan ke lingga dengan tatapan tajam.
"Iya-iya sayang maaf" Jawab Lingga.
Keriuhan kecil mereka pun tersudahi saat ada guru matematika datang ke dalam kelas.
Berselang setengah jam setelah guru menerangkan materi.
Aya disuruh maju ke depan kelas untuk jawab soal yang sudah di tulis oleh sang guru.
Kepintaran nya tak bisa diragukan lagi, ia menjawab soal itu tanpa berpikir, seolah jawaban nya sudah ada di luar kepala.
Sama hal nya dengan Ulan, ia tak mau kalah dengan kakak kembarnya, saat guru memberi soal yang lebih susah, justru Ulan menjawab dengan sangat cepat, dan itu jawaban dari Ulan benar.
"Murid rangking satu sama dua dari kelas satu vibes nya emang beda ya, kapasitas otak kalian berapa sih?" Puji Farid merendah diri, ia lah yang membuat mereka jadi rangking atas.
"Kamu yang tadi ngobrol cepat kamu maju ke papan tulis, tolong jawab soal nomor lima" Omel Guru kepada Farid.
Farid menoleh ke guru itu dengan senyuman, ia sengaja seperti itu karena ia juga gak mau kalah dari teman-teman masa kecilnya.
Farid tersenyum saat menatapi soal matematika itu.
Tanpa berlama-lama Farid mengerjakan soal tersebut dengan sangat lihai dan benar.
"Hm" guru matematika pun akhirnya menyuruh Farid untuk duduk lagi.
"Emang sengaja apa gimana ya dia" dalam hati nya Aya.
Pelajaran matematika pun tak terasa sudah selesai dengan sendirinya, kali ini pelajaran berikutnya adalah olahraga.
Aya sudah berganti seragam olahraga nya, kini ia duduk bersanding bersama dengan Ulan dan ketiga teman nya yang bernama Anya, Sofia dan Rania.
Mereka sibuk memperhatikan cowok-cowok yang sedang di beri tugas oleh guru olahraga, materi yang diberikan adalah memasukan bola basket ke dalam ring.
Ulan dan Aya sama-sama menatap ke arah Lingga, Rania sendiri menatap Farid, sisanya menatap ke arah lapangan.
Seperti biasa pelajaran berjalan lancar pada umumnya, sampai peluit guru ditiup pertanda pelajaran olahraga pun sudah selesai.
Prittt!!
Aya langsung mengajak Anya untuk ganti seragam sekolah, meninggalkan Ulan yang sedang bucin bersama Lingga di pinggir lapangan.
Lingga sekilas menatap Aya, ia pun langsung berlari menyusulnya disaat Ulan lagi lengah.
Berselang saat selesai ngobrol sama Rania, Ulan langsung mengekori Lingga.
"Sayang mau kemana? ayo ke kantin ish" Gerutu Ulan.
Lingga pun tak mendengarkan ucapan Ulan. Ia fokus berlari sampai berhenti di pertigaan koridor sekolah.
"Aya tunggu" Cegah Lingga.
Aya dan Anya berhenti dan kompak membalik badan menghadap Lingga.
"Kenapa Ling?" Tanya Aya.
"Semalam lu kenapa gak diangkat telpon gue Ay." Jawab Lingga.
"Oh itu gue lagi fokus belajar" Jawab Aya.
Tak lama, Ulan sudah sampai di sisi Lingga.
Ulan langsung menarik lengan Lingga sambil sedikit mengomel "gausah godain kakak gue, lu sudah ada gue! buruan ke kantin"
"Yaudah iya maaf sayang" Jawab lingga.
Aya dan Anya lanjut melangkah menuju ruang ganti.
Sampainya Aya dan Anya di ruang ganti.
Aya diberi nasehat oleh Anya untuk tidak dekat-dekat kepada Lingga.
Aya terlihat bingung dengan perkataan Anya barusan "Emang napa An?" Tanya Aya.
"Cari aman aja Ay, lu pasti ngerti sendiri lah, gak mau juga kan nanti nya di cap merusak hubungan orang, apa lagi lingga sekarang sudah jadi pacar saudara kembar lu Ay" Kata Anya.
"Tenang aja, gue sama Lingga itu sekarang cuma sahabat kok" Perkataan Aya sukses membuat Anya menatap serius ke arah Aya.
"Ingat Aya, persahabatan antara cewek dan cowok itu pasti akan terselip perasaan lebih dari sekedar kata cinta" Kata Anya.
Ucapan Anya membuat Aya terdiam. Selama ia bersahabat dengan Lingga, memang sih perasaan itu selalu ada di dalam hatinya, dan ini tanpa aya sadari sudah yang kedua kali dalam hidup nya.
Yang pertama nya bersama Farid.
"Oke-oke sorry" Kata Aya.