Zara Nabila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana untuk bisa membiayai kedua orangtuanya yang sedang sakit.
Tiba-tiba terjadi sesuatu yang membuatnya terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fitren, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
"Kemarilah" Titah Alfa diikuti oleh Zahra yang baru saja selesai makan.
"Beristirahatlah. Jangan keluar dari ruangan ini jika saya belum memanggil." Alfa membuka satu ruangan yang selama ini tidak boleh dibuka oleh Zahra. Dan Zahra tercengang saat melihat didalamnya yang ternyata sebuah kamar yang sangat bersih.
Zahra masuk melewati bosnya yang berdiri diambang pintu.
"Ini kamar?" Tanya Zahra polos
"Kamu pikir ini gudang?" Tanya Alfa balik.
"Tapi tuan, bagaimana kalau saya ingin ketoilet kalau ga boleh keluar dari sini?" Tanya Zahra.
"Ada kamar mandi didalam lengkap dengan bathtub. Kalau kami pengen mandi, kamu bisa gunakan itu." Jelas Alfa.
"Tapi, apa nggak papa saya disini tuan? Kalau tuan membutuhkan bantuan gimana?" Tanya Zahra kembali.
"Tidak usah banyak tanya. Tidurlah. Akan saya bangunkan jika saya butuh bantuan." Jawab Alfa kemudian menutup pintu tersebut.
Zahra melihat sekeliling kamar tersebut dengan takjub. Dia tidak menyangka ada kamar sebersih ini diruangan bosnya. Apalagi ruangan ini tidak pernah dibuka dan selalu terkunci. Zahra memeriksa setiap sudut dari sudut, membuka kamar mandi yang ditunjukan oleh bosnya dan ternyata benar, didalamnya terdapat bathtub dan berbagai parfum aromaterapi. Zahra kemudian kembali kekamar dan merebahkan tubuhnya diatas kasur. Dia memang merasa lelah dan sangat mengantuk akibat tidak tidur dengan cukup.
"Kasurnya sangat empuk. Berbeda dengan kasur di kamar aku yang kampung dan di kosan. Memang kehidupan orang kaya jauh berbeda dengan orang miskin seperti aku. Tapi aku harus tetap bersyukur meskipun aku nggak punya kasur seperti ini, yang penting aku punya tempat tinggal," Gumam Zahra.
Tak terasa, baru sebentar saja Zahra sudah tertidur dengan pulas dikasur itu.
Alfa kembali ke kursinya dan mengecek semua file yang Roy kirimkan. Setelah memerikasa semuanya, Alfa memanggil asistennya.
"Kau pernah meminta ijin pada saya untuk memasukan seorang wanita bekerja diperusahaan ini. Apa kau tau asal usulnya?" Tanya Alfa.
"Sudah tuan. Wanita itu bernama Dini. Dia bilang datang dari kampung dan terkena rampok dijalan. Tapi dia sempat memberikan KTPnya pada saya tuan" Jelas Roy.
"Apa kau melupakan sesuatu Roy?" Tanya Alfa kembali
"Saya rasa tidak tuan." Jawabnya penuh dengan keyakinan.
"Selidiki lagi siapa wanita itu. Dan selidiki juga kinerjanya. Saya mencurigai sesuatu darinya" Ucap Alfa kemudian.
"Dia seperti tidak asing dimata saya." Lanjutnya.
Kemudian Alfa mengambil ponselnya dan membuka galeri.
"Saya belum sempat melihat siapa wanita yang kau bawa. Tapi apa dia mirip dengan yang ada digambar ini?" Alfa menyerahkan ponselnya pada Roy.
"Sedikit mirip, bedanya yang saya temui dalam kondisi kucel dan pakaian compang camping." Roy terkejut karna foto yang ada didalam ponsel bosnya mirip dengan wanita yang dia bawa bekerja diperusahaan bosnya ini.
"Sudah kuduga. Tetap awasi dia. Dia suruhan dari perusahaan Tn company. Jangan sampai lepas dari pantauan. Saya yakin dia dalang dibalik semua ini. Pasti ada orang dalam yang ikut andil dalam hal ini," Ucap Alfa.
"Maafkan saya tuan. Saya terlalu ceroboh memasukan orang tanpa menyelidikinya terlebih dahulu." Roy merasa bersalah dan sangat menyesali kecerobohannya.
"Sudahlah. Bereskan saja masalah ini. Dan tetap hati-hati. Laporkan apapun yang kau dapat, dan jangan ulangi lagi kesalahan yang sama." Ucapan Alfa bagaikan anugrah buat Roy. Ini kali pertamanya dia memaafkan kesalahan fatal yang dibuat oleh karyawannya. Biasanya, dia akan memecatnya secara tidak terhormat dan Membacklis nama orang tersebut agar tidak bisa bekerja dimana-mana lalu membuat hidup orang tersebut tidak tenang. Roy sangat bersyukur karna Alfa masih bisa mempercayakan dia sebagai asistennya dan tidak melakukan hal kejam padanya.
"Terimakasih banyak sudah memaafkan saya tuan," Ucap Roy.
"Saya akan memaafkan kau, jika kau bisa membereskan masalah ini." Jawabnya tegas.
"Baik tuan. Akan saya bereskan secepatnya" Ucap Roy serius.
"Kembalilah ke ruangan mu." Usir nya
"Baik tuan. Saya permisi." Jawab Roy.
Alfa kembali fokus pada layar laptopnya dan mengerjakan pekerjaannya.
***
Jam menunjukan waktu istirahat, Alfa teringat dengan Zahra yang ada didalam kamar pribadinya. Dia bangkit dan membuka pintu kamar tersebut. Dilihatnya gadis itu masih terlelap dengan tenang diatas kasur. Alfa perlahan menghampirinya, menatap wajah cantik Zahra dengan senyum mengembang.
"Dia terlihat cantik saat tidur. Bibir ranumnya terlihat manis." Batinnya.
Alfa segera tersadar dari pikirannya saat Zahra berlahan membuka matanya.
"T-tu-uan ngapain disini?" Tanya Zahra kaget melihat Alfa sedang menatapnya.
Zahra segera memeriksa bajunya, dia takut Alfa melakukan hal-hal yang tidak diinginkan saat dia sedang tidur.
"Ini kamar saya, terserah saya dong mau ngapain," Ujar Alfa santai.
Melihat wajah panik Zahra, Alfa erkekeh geli. Sungguh sangat menggemaskan tingkah gadis itu baginya.
"Basuh lah muka kamu, lalu keluarlah. Saya butuh teman untuk makan siang." Ucapnya.
Alfa berlalu meninggalkan Zahra yang masih berselimut. Saat Alfa sudah keluar, Zahra masuk kedalam kamar mandi dan mengecek seluruh tubuhnya. Dia bernafas lega saat tidak menemukan hal aneh ditubuhnya. Kemudian dia keluar menemui bosnya yang sudah duduk disofa menunggu dirinya dengan beberapa makanan yang sudah tertata diatas meja.
"Temani saya makan. Saya tidak bisa memakan semuanya," Ujar Alfa.
Alfa menjadi kesal karna Zahra hanya diam.
"Mau makan nggak? Kalau nggak mau, biar saya buang saja." Ucapan Alfa membuat Zahra cepat menjawab.
"Eh jangan. Mubazir kalo dibuang. Diluar sana banyak orang yang kelaparan karna tidak bisa mendapatkan makanan. Ini yang bisa beli makanan malah mau dibuang." Zahra langsung mengambil makanan tersebut dan memakannya. Alfa hanya tersenyum menggelengkan kepalanya melihat tingkah Zahra.
Saat sedang memperhatikan gadis itu makan, dia baru tersadar bahwa dia belum pernah menyelidiki kehidupan Zahra sedikitpun.
"Habiskan makanannya. Saya ada urusan." Alfa lalu bangkit dan menjauhkan diri dari Zahra. Dia mengirim pesan kepada asistennya untuk menyelidiki kehidupan Zahra yang sebenarnya. Setelah mengirim pesan pada sang asisten, Alfa kembali ke sofa dan melihat Zahra yang sudah selesai dengan makanannya.
"Tuan, terimakasih banyak atas semua kebaikan tuan pada saya. Apa yang harus saya lakukan untuk membalas kebaikan tuan?" Ucap Zahra.
"Cukup jadi pelayan saya tanpa berkhianat dan bekerja nanti setelah pulang dirumah saya," Ucap Alfa.
"Saya janji akan bekerja pada tuan semaksimal saya" Zahra tidak tau apa yang dimaksud oleh Alfa tapi dia berjanji pada dirinya sendiri akan tetap bekerja dengan Alfa walau entah apa yang akan terjadi dihidupnya di masa yang akan datang.
"Bagus. Suatu saat saya akan membutuhkan bantuanmu." Ucapnya lagi.
"Baik tuan" Jawab Zahra.
"Bagaimana dengan tanganmu?" Tanya Alfa.
"Sudah mendingan tuan. Kemarin saya mampir ke apotik untuk membeli obat dan alat perban seperti yang tuan perintah" Jawab Zahra.
"Bagus." Alfa menjawab dengan singkat.
"Maaf tuan, ini saya harus ngerjain apa lagi ya?" Tanyanya
"Hari ini saya bebasin kamu. Terserah mau ngapain. Tapi ingat! Jangan keluar dari kantor ini" Ujar Alfa.
"Apa saya boleh membantu karyawan lain?" Tanya Zahra.
"Maksud kamu?" Tanya Alfa balik.
"Saya ingin membantu mba Acha OG dilantai bawah" Ujar Zahra.
"Baiklah.tapi jangan dengan karyawan lain" Jawab Alfa pasrah.
"Siap tuan. Terimakasih. Kalau begitu saya pamit keluar" Zahra tersenyum senang dengan jawaban bosnya. Kemudian dia keluar dari ruangan Alfa menuju pantri. Dia ingin bertemu dengan Acha. Sesampainya di pantri, dia langsung bertemu dengan Acha yang sedang mengambil air minum.
semoga cepet sadar de alfa kalo dia suka sama zahra...