Aurora, seorang CEO yang merupakan gadis multitalenta harus merenggang nyawa karna keserakahan tangan kanannya sendiri yang berniat merebut perusahaan yang dia bangun sejak dulu.
Ketika sebuah peluru terlepas menembus jantungnya, Dan di detik kemudian gadis itu telah berada di dunia yang berbeda.
Jiwanya menempati tubuh putri dari seorang jendral perang yang terkenal dengan sampah karna tidak mampu berkultivasi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pio21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkara ciuman
"Tebakanmu benar, Dia memiliki darah yang istimewa, Meier"
Ucap pria itu ketika berada tepat di hadapan Meilan.
Mendengar itu membuat Meilan membulatkan matanya.
"Benarkah? Kalau begitu dia siapa? Apa kalian keluarga?"
Meilan bertanya dengan antusias.
"Bagaimana jika kau menambah imbalannya, kau bahkan belum memberiku imbalan yang kemarin"
Ucap Fan Zhuang dengan tenang.
Meilan terpaku beberapa waktu, sepertinya ingatan pria ini terlalu tajam pikirannya.
"Jangan berfikir untuk mengingkarinya Meier"
"Heii sudah ku katakan aku bukan orang yang seperti itu"
Meilan berkata dengan kesal
Dengan malu malu dia mendekat kearah Fan Zhuang, kini wajah gadis itu telah semerah tomat.
"Ahh sial, kenapa harus malu aku kan sudah tua"
Gadis itu membatin dengan gemas
Fan Zhuang mengamati wajah gadis itu yang telah memerah, Terlihat begitu lucu dan menggemaskan, dia sekuat tenaga untuk menahan senyumnya tidak ingin jika gadis itu semakin malu.
Cupp
Cup
Cupp
Meilan mencium pipi pria tampan itu tiga kali, lantas segera bersembunyi di belakang Fan Zhuang.
"Jangan berbalik, atau aku tidak akan berbicara denganmu lagi"
Ucap gadis itu cepat ketika menyadari jika Fan Zhuang ingin berbalik kepadanya.
Fan Zhuang yang baru saja mendapatkan sebuah ciuman di pipinya seketika merasakan kebahagiaan, dan ketika gadis itu bersembunyi di belakangnya dia benar benar merasa lucu.
Meilan mengibaskan wajahnya yang terasa panas.
"Sial begini saja malunya sudah luar biasa, bagaimana bisa orang lain berciuman di tempat umum"
Meilan menggerutu dalam hatinya, dia fikir kehidupannya di dunia modern benar benar begitu bar bar bukan, bahkan selalu berciuman di tempat umum dan itu bukan masalah yang besar bagi mereka.
"Kau akan terus di belakangku? Kau tidak ingin tau sedikit tentang gadis kecil itu?"
Mendengar apa yang dikatakan oleh fan Zhuang membuat Meilan seketika terdiam.
Belum sempat dia bereaksi, Tangannya di tarik oleh pria tampan itu dengan begitu tiba tiba, hingga kini Meilan telah duduk di atas pangkuan fan Zhuang.
"Kau"
Meilan benar benar kehilangan kata katanya beberapa waktu
"Diam dan dengarkan"
Fan Zhuang berkata dengan datar.
Hal tersebut membuat Meilan memilih mengunci mulutnya, lantas merebahkan kepalanya di dada pria itu, dia bukan modus guys, dia hanya ingin menyembunyikan wajahnya yang masih memerah pada pria itu.
"Dia berasal dari alam yang sama denganku"
Meilan terdiam menunggu pria itu melanjutkan perkataannya, tapi setelah beberapa waktu pria itu tak kunjung kembali membuka mulutnya.
Meilan segera mendonggakkan kepalanya, kini pandangan mereka saling bertubrukan.
"Ada apa?"
Fan Zhuang bertanya dengan cepat, seolah tidak tau apa apa.
"Hanya itu?"
Tanya Meilan yang merasa tidak puas dengan cerita dari pria itu, bahkan itu hanya satu kalimat, yang benar saja.
"Hanya itu"
Fan Zhuang menjawab dengan cepat pula.
"Kau"
Meilan melototkan matanya.
"Kau hanya mencium ku satu kali, bagaimana bisa kau berharap jika aku menceritakan hal yang lebih banyak dari ini"
Fan Zhuang berkata dengan alisnya yang tertaut, dia menatap dalam mata indah gadis yang kini dalam dekapannya, mata itu benar benar terlalu indah sehingga membuatnya sulit untuk memalingkan pandangannya.
Meilan benar benar merasakan kekesalan yang luar biasa, rasanya dia ingin menendang pantat pria itu dengan gemas.
"Aku menciummu 3 kali, bagaimana bisa itu di hitung satu kali he"
Dia berkata dengan kesal
Fan Zhuang segera menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana bisa itu di hitung 3 kali, sedangkan kau memiliki utang di hari kemarin, jadi hitungannya hanya 1"
Dada Meilan naik turun mendengar kata dari pria itu, telinganya bagai mengeluarkan asap mengepul dalam jumlah banyak.
"Kau kenapa begitu pelit"
Sarkasnya yang menatap tajam pria dihadapannya itu
"Aku tidak, Seharusnya aku yang mengatakan bagaimana bisa kau begitu pelit ciuman kepada pria yang sudah menjadi takdirmu"
Meilan benar benar merasa kesabarannya telah habis, dia benar benar tidak pernah berfikir jika pria yang sebelumnya terlihat begitu mengagumkan dengan aura ke ilahiannya, ternyata sangat menyebalkan.
Dia turun dari pangkuan pria itu dengan kasar, membalikkan badannya berniat meninggalkan pria itu tanpa basa basi.
"Kau benar ingin pergi meninggalkanku? Tidak ingin melihat sesuatu di tanganku? Kau akan rugi jika menolaknya"
Fan Zhuang berkata panjang lebar, dia tampak menggoda gadis yang saat ini sedang merajuk padanya.
"Berhentilah mempermainkan ku Fan Zhuang jahannam, dasar jodoh durjana"
Dia memaki dengan keras tanpa membalikkan badannya, dia terlalu merasa jengkel melihat wajah pria itu.
Namun fan Zhuang hanya diam karna tidak mengerti dengan beberapa kata yang di ucapkan gadis itu.
Jahannam? Durjana?
Dia benar benar bertanya tanya apa itu.
"Aku tidak mempermainkan mu, Kau bisa menghukum ku jika aku berbohong"
Mendengar itu membuat Meilan semakin penasaran, dia dengan cepat membalikkan badannya.
Gadis itu lantas membulatkan matanya ketika dia melihat apa yang berada di tangan pria itu.
"Kau"
Meilan lantas bergerak mendekati pria itu tanpa basa basi.
Fan Zhuang tersenyum senang ketika gadis itu bergerak mendekatinya, dia sebelumnya tidak sengaja mendengar percakapan antara Meilan dan Hui yang saat ini tengah membutuhkan beberapa tanaman herbal untuk membuat sebuah racun, karna itu merupakan hal yang mudah untuknya maka dia segera mendapatkan tanaman tersebut.
Kini tanaman herbal itu telah berpindah tempat di tangan Meilan, gadis itu menatapnya dengan mata berbinar binar.
Dia benar benar tidak sabar ingin membuat racun
"Aihhh kau benar benar selalu bisa di andalkan, terima kasih"
Meilan melompat dalam pelukan pria itu, dia memeluknya dengan cukup erat.
Fan Zhuang tersenyum, tangannya bergerak mengelus surai hitam milik Meilan.
"Pergilah kerjakan yang harus kamu kerjakan, aku sudah meminta Hui untuk menanam bibit herbal itu di dimensi mu"
Ucap Fan Zhuang
Meilan melepaskan pelukannya, kemudian mendonggakan kepalanya menatap pria dengan bahagia.
"Terima kasih, lagi"
Fan Zhuang tersenyum, untuk sesaat Meilan terpesona dengan senyum pria itu, terlalu menawan dan begitu mempesona untuk di pandang.
"Aku akan pergi, ada sesuatu yang perlu aku kerjakan"
Ucap Fan Zhuang yang menatap gadisnya dengan penuh kelembutan.
Meilan mengangguk, lantas melepaskan pelukannya dari pria itu.
Selang beberapa detik Fan Zhuang benar benar menghilang dalam kekosongan, namun hal tersebut tidak membuat Meilan merasa sedih, dia merasa semangatnya begitu membara membayangkan jika musuhnya akan menderita sesuai dengan yang ada dalam pikirannya.
Tok
Tok
Tampak zinzin masuk dalam kamar Meilan dengan nampan yang berisi makanan di tangannya.
Mouzu gadis kecil itu juga masuk dan berjalan di belakang zinzin dengan membawa kendi berisi air minum untuk Meilan.
"Putri makan siangnya"
Meilan menganggukkan kepalanya.
"Mouzu setelah ini temani aku pergi ke penatua Hong, zinzin kau tidak perlu ikut cukup disini saja"
Ucap gadis itu yang kemudian segera melahap makan siang miliknya.