Jeni, si pembuat onar itu itu julukan yang pas untuk jenifer,dia putri ke 3 dari pasangan Joshua martin dan yolanda vidia martin.
Ibunya sangat membenci jeni dia bahkan menganggap jeni anak sial,dulu waktu bayi ibunya bahkan tidak mau menyusui dan merawatnya,hanya sang ayah yang menganggapnya ada,dia selalu membuat onar di sekolahnya mencari perhatian dari sang ibu.
Sampai di pertemukan dengan CEO, keren dan cold,merasa tertantang untuk menakhlukkan sang CEO
Mampukan Jennifer menakhlukkan hati sang CEO, kita baca yuk kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ilham Dzaki, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 33
Akibat kekenyangan dan mengobrol panjang, ayah dan anak ketiduran di teras,josh baru bangun jam 3, dia memindahkan tubuh ramping itu ke kamar, meletakkannya di kasur lalu menyelimuti putrinya itu sampai batas dada. Joshua mengecup kening jeni.
"Love u my daughter."
"Too dad." jeni masuk ke dalam selimut dan kembali ke alam mimpi.
Joshua kembali ke rumah utama, dia merebahkan diri di sofa ruang keluarga, dia tidak kembali ke kamarnya, supaya istrinya tidak tahu kalau sebenarnya dia baru saja pulang.
Bapak tiga putri itu menghela nafas yang panjang, dia tidak menyangka, sudah 18 tahun, istrinya tidak mau berubah, dia bahkan membeda kan putri bungsu mereka, dengan putrinya yang lain. Dia juga mengkhawatirkan putri sulung dani bungsunya akan bersaing demi seorang Daniel. Ayah Tiga anak itu tidak ingin keluarganya bertambah pecah.
"Hah, aku harus bagaiman ya ALLAH?".
Joshua memandang langit langit rumahnya. Dulu waktu dirinya bangkrut, kelahiran Jenifer yang disalahkan, makanya dia bekerja keras untuk mengembalikan keadaan, tapi sekarang dia sudah kembali bangkit, Jeni masih terus di salahkan.
🍁🍁🍁
Sabtu pagi Di sekolah Jeni sudah dihujani banyak pertanyaan keempat sahabatnya. Mereka terlalu semangat mau ke Villa keluarga Alexander.
"Je kita nanti bawa apa saja , bingung aku." celoteh Dina yang dari semalam sudah bingung, mau bawa baju apa makanan apa, Dona sampai gedeg melihat saudara kembarnya yang seperti orang mau pindahan saja.
"Dina sayang, kita tidak perlu bawa apa apa, kecuali pakaian ganti, pasti disana sudah di siapkan oleh mereka, jadi tenang saja, keenakan si om, kalau kita bawa banyak barang, uang mereka tidak akan berkurang, kalau perlu kita poroti saja mereka, paling cuma berapa ratus saja." jeni menjawab kehebohan mereka sambil menikmati bakso panasnya.
"Guys, kita sedang bermimpi tidak sih, bisa mengenal orang orang kaya seperti mereka. tapi pak Alex orangnya killer ya seperti pak ismail saja si guru fisika itu." Sofyan membandingkan Alex dan ismail guru mereka yang sama sama killer.
"Iya benar mana pelit banget beri nilainya." Rendi juga mendengus kesal dengan guru satu itu.
Aleena ibunya Alex juga heboh menyiapkan kebutuhan mereka. Aleena segera menghubungi Art di sana supaya menyiapkan makanan serta bahan bahan untuk bbq. rencananya malam hari akan bakar bakar setelah balapan usai.
" Ron, kamu kirim motor gue dan motor jenifer ke puncak, nanti malam kami akan balapan disana!" Alex memerintahkan Ronald mengirim sepeda motor mereka duluan. supaya tidak capek mesinnya nanti.
"Oke bos, tapi gue boleh ikut ya!"
"Hmm." jawab Alex singkat.
"Trus motor nona jeni saya ambil kemana tuan?" Ronald bingung apa me sekolah atau ke rumahnya.
"Ke sekolah dia Ron, lo telpon dulu, kalau ambil di rumahnya, urusannya bisa panjang, bukannya dia tidak dianggap disana, dan saudaranya itu yang sok kecantikan itu bisa bisa ikut, ogah gue."
"Minta no telpon nona jeni klau begitu!" Ronald meminta nomer jeni pada Alex.
Alex membagi no itu pada ronald dan segera disimpan baik baik oleh asisten itu.
Ronald segera menghubungi Jeni.
tut tut tut.
Saku jeni bergetar hpnya menunjukkan ada sebuah panggilan dari nomer yang tidak di kenal.
"Halo."
"Halo nona, ini Ronald asisten tuan Daniel, Orang kami akan mengambil motor anda ke sekolah."
"Untuk apa?" tanya jeni keheranan, kenap si asisten itu mau mengambil motornya.
"Tuan meminta Motor kalian di kirim dulu kesana, supaya istirahat, jdi motor motor itu tidak usah menempuh perjalanan yang jauh. nanti bisa mempengaruhi hasil balapan kalian nanti." ucap Ronald yang panjang.
"Oh terus, gue pulang sekolahnya bagaimana dan ke bogornya naik apa?"
"Saya yang akan mengantar dan menjemput anda dan teman teman anda nantinya."
" baiklah. oak Ronald datang saja ke sekolah, ini kami masih belum pulang."
"Baik, kami otw." Ronald mematikan sambungan telponnya.dan segera menyiapkan motor hitam Alex.serta berangkat ke SMU Garuda.
Sementara Alex kembali ke rumah orang tuanya.
Sampai di SMU garuda suasana sudah lumayan sepi, hari sabtu mereka cuma belajar sampai jam 11. Ronald Menghubungi jeni takutnya gadis itu sudah pulang.
"Wah sudah sepi ternyata, si bos bisa marah ini." gumam ronald. Tut tuut tuut.
Sambungan telpon tersambung. begitu telpon diangkat Ronald langsung minta maaf pada jeni di takut kalau kalau jeni marah dan sampai menelpon bosnya.
" Hallo"
"Nona saya minta maaf, ini saya baru sampai, tadi harus menyiapkan motor tuan terlebih dahulu baru meluncur kesini."
"Tidak apa apa pak, ini saya juga baru saja keluar, tadi ada ulangan mendadak di akhir jam pelajaran, pak Ronald tunggu ya kami ke depan dulu." jeni memberitahukan bahwa dia juga baru kelas kelasnya, membuat Ronald bernafas lega, hari ini selamat.
Jeni segera ke tempat parkir diikuti twins D.
"Pak Ronald sudah datang kita ke parkiran yuk, dan nanti gue nebeng kalian!" Jeni mengajak kedua sahabatnya ke tempat parkir.
"Hai, pak Ron. nih kunci motornya, dengan apa pak ronald membawa motor ini?" heran jeni.
Ronald menunjuk ke box besar di depan.
"Dengan box itu nona, motor kalian akan di kirim duluan." jawab Ronald.
Ronald menyerahkan kembali kunci motor jeni ke anak buahnya, mereka memasukkan si merah ke dalam box bersanding dengan si hitam milik Alex.
"Mari nona!" ucap Ronald.
"Kemana?" heran jeni.
"Saya akan mengantarkan anda pulang!" jawab Ronald dengan tegas.
"Saya pulang dengan mereka saja." jawab jeni tidak enak.
"Anda pulang bersama saya nona, nanti tuan bos akan marah. Dan oh ya ada yang lupa, nanti sore saya harus menjemput kalian dimana?" tanya Ronald yang hampir saja lupa.
"Nanti kami berkumpul di rumah Dua D ini pak ,bapak langsung kesana saja, jangan menjemput saya di rumah, biar saya yang ke tempat mereka." jawab jeni.
"Baik nona, nanti nona kirim alamat mereka pda saya." ucap Ronald.
"Pak ini bukan kantor tempat anda kerja, lebih baik pak Ron santai saja, tidak perlu terlalu formal, iya kan guys?"
"Iya pak, jeni benar." Dona menambahkan
"baik, dan maaf untuk Dona dan Doni, saya ambil alih Jeninya, nanti bisa di gorok sama si bos, kalau rival tandingnya nanti ada apa apa." Akhirnya Sikap Ronald mulai mencair dan tidak formal lagi.
Ronald membukakan pintu mobil untuk jenifer.
Audi hitam tersebut segera keluar dari area sekolah.
"Mobil asistennya saja sekeren itu apalagi milik bosnya." kepo Dina.
"Iya betul, mau dong kalau jadi pacar itu om om keren." ucap Dona yang masih memandang Mobil tersebut sampai tidak kelihatan.
"Bangun Woi, kalau mimpi jangan ketinggian." cetus Dina.
"Hehe, tidak apa apa, kalau gue mimpinya bersama pak Alex itu baru pungguk merindukan rembulan." Jawab Dona sambil berlalu meninggalkan dina.
"Tunggu."
ternodaii sudahhh 🥺