NovelToon NovelToon
Mantan Istriku Ternyata Sultan

Mantan Istriku Ternyata Sultan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Selingkuh / Cerai / Penyesalan Suami
Popularitas:2.2M
Nilai: 4.7
Nama Author: rishalin

Jia Andrea selama lima tahun ini harus bersabar dengan dijadikan babu dirumah keluarga suaminya.
Jia tak pernah diberi nafkah sepeser pun karena semua uang gaji suaminya diberikan pada Ibu mertuanya.
Tapi semua kebutuhan keluarga itu tetap harus ditanggung oleh Jia yang tidak berkerja sama sekali.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 9

"Emm sudah sore ini. Kita pulang dulu yuk. Kamu lupa apa yang Bunda tadi pagi ucapkan kalau nanti malam Oma, Opa dan Om Nio akan kesini, Sayang?" Jawab Jia berusaha mengalihkan topik pembicaraan.

"Oh iya aku lupa. Ya sudah ayo Bun, kita pulang. Dan mandi biar nanti saat oma dan opa datang kita sudah siap." Ucap Amira yang kini berganti dengan rasa senang.

"Seantusias itu kamu sayang untuk pergi jauh dari Ayah mu." Batin Jia, saat melihat Amira yang begitu senang setelah mendengar bahwa dia dan Amira akan pindah dari rumah itu.

Jia menganggukkan kepalanya lalu menggandeng tangan Amira.

Amira dengan senang berjalan di samping sang Bunda dan berceloteh tentang perasaannya saat ini.

"Setelah pindah, aku tidak akan iri melihat Ayah yang lebih dekat dengan Zura yeee...!!" Ucap Amira dengan ekspresi senang.

"Amira senang kalau pisah sama Ayah? Amira tidak takut kalau harus jauh dari Ayah?" Tanya Jia menanggapi ocehan sang anak.

Amira menggelengkan kepalanya seraya mendongak menatap ke arah sang Bunda.

"Aku bahkan merasa seperti tidak punya Ayah, Bun. Mungkin aku sudah terbiasa kalau Ayah gak ada." Jawab Amira dengan polosnya.

"Sayang kamu dapat kata-kata seperti itu dari siapa hmm?" Tanya Jia yang kaget dengan jawaban sang anak.

Amira menggelengkan kepalanya lagi.

"Amira gak tahu Bunda. Tapi itu yang Amira rasakan sekarang." Jawab Amira yang mengeluarkan semua apa yang ia rasakan selama ini.

"Usia mu bahkan baru 5 tahun tapi kamu sudah harus merasakan perasaan orang dewasa, Sayang." Batin Jia dengan perasaan sakit setelah mendengar penuturan sang anak.

***

Malam harinya, tepat pukul tujuh malam Rangga dan Manda sampai di rumah keluarga Rangga.

"Ayo sayang masuk." Ajak Rangga pada Manda yang baru saja turun dari motornya.

"Kok rumahnya seperti ini?" Batin Manda saat melihat rumah Rangga yang sederhana.

"Sayang." Rangga memanggil Manda yang terlihat melamun.

"Ah iya mas. Ayo kita masuk." jawab Manda.

"Jangan gugup gitu dong, nanti kamu akan terbiasa di sini." Ucap Rangga yang mengira Manda sedang gugup.

"Iya Mas, aku takut, gimana ya respon Mama dan istri mu nanti." Manda beralasan untuk menutupi kebingungannya.

"Kamu tenang saja, Mama ku sudah mengetahui hubungan kita. Dan tentang istri ku, dia kan akan segera ku talak. Jika perlu di hadapan mu hari ini." Ucap Rangga yang berusaha menenangkan pikiran Manda.

"Ahahaha iya iya Mas. Janji kan?" Manda tertawa getir dan diangguki oleh Rangga.

"Kalau saja Mas Rangga bukan pegawai kantoran dan gampang banget aku mintai uang, sudah aku tinggalkan dia, kalau tau rumahnya seperti ini." Manda bergumam lalu mengikuti Rangga masuki rumah.

"Ma, coba Mama lihat siapa yang menjadi tamu spesial kita malam ini." Ucap Rangga setelah tiba didalam rumah.

Bu Arum yang mendengar pun bergegas bangkit dan melangkah menemui sang anak.

"Wah CALON MANTU datang. Ayo masuk Nak, duduk sini. Kita makan malam bersama malam ini." Ucap Bu Arum, lalu mengajak Manda masuk dan memintanya duduk di ruang tamu.

"Iya Ma, oh iya Ma, aku bawa beberapa camilan untuk kita semua." Jawab Manda dengan terpaksa.

Satu persatu keluarga Rangga datang menuju ruang tamu tapi tidak dengan Jia dan Amira.

Dengan hati yang jengkel akhirnya Rangga masuk ke kamar Amira dan memanggil Jia.

"Sebentar ya sayang, aku panggil Jia dulu." Pamit Rangga pada Manda yang di angguki oleh Manda.

Rangga melangkah cepat menuju kamar Amira.

Tepat ketika ingin membuka pintu kamar Amira, Jia sudah terlebih dahulu membuka pintu dan berjalan keluar.

"Eh Mas. Kamu ngapain di depan pintu?" Tanya Jia yang tengah menggandeng tangan Amira.

Rangga terpaku menatap Jia. Karena Jia terlihat cantik malam ini.

"Ah itu .. Ad .. ada tamu di ruang tamu. Aku mau memanggil mu tadi, soalnya semua sudah pada kumpul dan bersiap untuk makan malam bersama." Ucap Rangga gugup, setelah melihat Jia nampak cantik.

"Oh aku sudah dengar kok tadi. Ya sudah yuk kita kesana. Ayo sayang ." Jawab Jia seraya mengajak Amira.

"Tunggu Jia! Memangnya kamu mau kemana sampai berdandan rapi seperti ini?" Tanya Rangga penasaran.

"Oh ini, tadi aku berencana keluar jalan-jalan sama Amira. Tetapi berhubung ada tamu ya sudah kita temui aja tamunya lebih dulu." Jawab Jia bohong.

"Tapi kan kita juga mau makan malam bersama nanti" Ucap Rangga lagi.

"Kamu ngajak aku sama Amira, Mas?" Pertanyaan Jia membuat Rangga seketika terdiam.

Jia tersenyum melihat respon Rangga, dia paham Rangga pasti kebingungan harus menjawab apa. Karena sebenarnya Rangga di larang memberi tahu dirinya dan Amira kalau mereka akan mengadakan makan malam.

"Sudah kasihan tamunya menunggu kita." Ucapan Jia membuyarkan lamunan Rangga.

Akhirnya Jia berjalan meninggalkan Rangga menuju ke ruang tamu bersama Amira di sampingnya.

"Eh ada tamu ya Ma?" Ucap Jia basa basi.

Mendengar ucapan Jia. Bu Arum, Mayang, Rendi, Litta dan Manda pun terkejut melihat penampilan Jia yang terlihat anggun dan cantik.

"Mbak Jia mau kemana kok rapi banget?" Tanya Litta sedikit heran.

"Oh ini, tadi aku ada janji mau mengajak Amira keluar. Katanya Amira mau jalan-jalan sambil melihat pasar malam yang ada di kompleks sebelah." Jawab Jia tanpa ragu.

"Oh ya udah, ajak Zura sekalian ya." Ucap Bu Arum tak tahu diri.

Jia mengerutkan keningnya penuh tanya menatap sang Ibu mertua.

"Jia akan ikut kita makan malam, Ma." Ucap Rangga dari belakang dan membuat semuanya heran.

Bu Arum menoleh ke arah Rangga dengan tatapan heran.

"Bukankah sudah Mama bilang tadi? Lagian lauknya kurang kalau harus ngajak Jia dan Amira makan bersama." Jawab Bu Arum sengit.

"Sudahlah Jia, mending kamu segera berangkat sana ajak anak mu dan Zura sekalian." Lanjut Bu Arum.

Jia menoleh kearah Zura yang sedang asik memakan jajanannya, dan segera berjalan mendekati Zura.

"Zura boleh gak kalau Tante minta jajannya buat Amira?" Ucap Jia yang tiba-tiba saja bersimpuh dihadapan Zura.

"Tidak boleh. Kalau mau ya beli sendiri, Om Rangga kan cuma belikan buat aku saja. Bukan untuk di bagi dengan Amira." Jawab Zura seraya menyembunyikan jajan yang dia pegang.

Rangga memejamkan matanya saat mendengar jawaban dari Zura.

Jia tersenyum lembut kepada Zura, lalu menganggukkan kepalanya.

"Tapi kan Zura nanti bisa minta lagi sama Om RANGGA." Ucap Jia dengan menekankan nama Rangga.

Zura tetap menggelengkan kepalanya.

"Tidak boleh." Jawab Zura.

"Ya sudah kalau Tante gak bolehin meminta punya Zura." Ucap Jia, lalu ia berdiri dihadapan Zura dan menoleh ke arah Bu Arum dan Rangga yang kebetulan sedang berdekatan.

Jia tersenyum penuh arti pada Bu Arum dan Rangga.

"Dia kan anak kecil Jia, wajar saja egonya tinggi. Kamu yang sudah dewasa jangan egois juga dong." Ucap Bu Arum yang mengerti arti tatapan Jia.

Jia enggan menjawab, dia tak ingin mendengar semua kata yang akan diucapkan oleh siapa pun.

"Lagian kamu harusnya tau diri sedikit. Zura itu cucu kesayangan ku, jadi ajari saja Amira untuk mengalah." Lanjut Bu Arum.

"Iya Jia, apa susahnya sih mengajari Amira untuk mengalah pada Kakaknya hah?" Ucap Mayang yang tiba-tiba saja menimpali percakapan mereka.

"Sekarang jangan banyak alasan dan jangan banyak bicara, sebelum kamu berangkat kamu buatkan teh hangat untuk kita minum saat makan malam bersama nanti." Ucap Bu Arum dengan seenak jidat.

"Kalau kamu gak mau, maka Mama berhak untuk mengusir mu dari rumah ini. Lagian posisi kamu sebentar lagi akan di gantikan oleh seseorang yang lebih baik dari kamu." Lanjut Bu Arum seraya menatap ke arah Manda dengan seyum yang terlihat tulus.

*******

*******

1
Aprillia Novianti
lumayan, bikin emosi meningkat
Lusi Andriani
yang tolol itu jia nya udah tau anaknya dikucilkan dan dirundung oleh keluarga mertua masih diam aja sekarang nyesel
yuyunn 2706
????????????????
Mulia Ulfa
bagus
Rizah Emelya
heran sampai bab 146 aja masih bego jia
kenp gak tegas .buat mereka kapok
Febi Nale
ko skrg gk di up lgi ya
Anonymous
Katanya jia sebenarnya perempuan pintar tp kok selalu bisa di permainkan dan lemah di bilang pacaran dan video call kok maunya sih dr cerita ini tidak membangun jd wanita kuat sepertinya membosankan dan berputar putar trs
🔵🏘⃝AⁿᵘHeartNet🔰π¹¹™🍒⃞⃟🦅ᶠˢ
udah seminggu lebihh belom up/CoolGuy//CoolGuy/
Sandira Wati
Kecewa
Sandira Wati
Buruk
Dwi Setyaningrum
kok ga up up thor
Debby Simangunsong
Cerai aza jia,tinggalkan rumah itu
Rihani Aqiella
keluarga toxic bin tolil
Rasim Bintang
jadi bikin ilpil nih/Panic//Panic/
Rizky Sandy
bodoh dipelihara,,,,,
Lina Ina
lama sangat thor sambungan nya
Dwi Setyaningrum
thor kok lama ga update..
Akbar Razaq
Perasaan dr kemaren " masalah penyusup yg jelas jelas sdh tahu pelakunya ya siapa lagi dalangnya klo bukan omnya tp susah amat si jia.Kayaknya Jia kurang kompeten deh
Rahma
haduuuh ini cerita ko bikin darah tinggi naik, pgin lanjut takut darah tinggi g di lanjutin penasaran 😔😔
Akbar Razaq
Kere aja sombong gimana klo kaya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!