Ka Rani hiks,tolong aku suamiku dipecat dari pekerjaannya dan dia pergi meninggalkan aku dengan wanita lain padahal aku sedang mengandung darah dagingnya.Aku tak punya siapapun lagi selain Kaka." Ucap Rena adik satu-satunya Rani
" Bagaimana bisa jadi seperti ini Rena,Lantas bagaimana kondisimu saat ini?"
" Aku luntang Lantung dijalan ka,rumahku baru saja disita pihak bank karena sertifikat rumahnya dijaminkan mas Reno untuk pinjaman di bank dan ternyata mas Reno ditak membayar cicilannya selama berbulan-bulan.
" Ya Tuhan malang sekali kamu Ren,sebentar Kaka diskusi dulu dengan mas Langit,Kaka mau minta izin untuk kamu tinggal bersama Kaka."
" baik ka terimakasih.
Beberapa saat kemudian.....
" hallo Ren!"
" Iya ka bagaimana?
" sekarang posisi kamu ada dimana,mas Langit setuju dan Kaka akan menjemputmu saat ini juga!"
" Allhmdulillah,baik ka terimakasih.Aku ditaman sakura jalan kenangan blok d.Kaka beneran mau kesini ka?"
" Iya dek,kamu jangan kemana-mana sebelum Kaka datang ya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 4 Terpesona
"Mah,mamah semalam katanya mau cerita hal penting sama papah.Papah buru-buru pulang mamah udah tidur aja." Ujar Arman suami Sarifah.
Pagi-pagi sekali suami Sarifah sudah menyusul kedapur.Meskipun tinggal dalam satu rumah, Arman lebih jarang ngobrol dengan sang istri karna kesibukannya di kantor.Hingga setiap ada kesempatan mereka selalu menyempatkan ngobrol.
" Cerita? Oh ya mamah sampai lupa.Papah si pulangnya malem banget,mamah cape nunggunya jadi ya tidur duluan deh." Ucap Sarifah dengan bibir mengerucut.
" Maaf ya sayang,habisnya papah banyak kerjaan dikantor.Pusing papah,jadi terpaksa lembur biar gak numpuk kerjaan papah.Apa lagi bosnya udah ganti.Ini bos muda jadi papah harus lebih sat set lagi mah.Jiwa Muda papah seakan terpacu kembali karna bosnya masih bujangan." Jelas Arman kepada istrinya.
Sarifah selalu mendengarkan keluhan suaminya sembari menyeduh secangkir kopi panas.Hari ini Arman memang sengaja izin untuk cuti setelah dua Minggu lembur dikantornya.
Arman merupakan seorang manager pemasaran diperusahaan perhotelan yang ada didaerahnya.Kinerja Arman yang bagus membuatnya selalu dipercaya oleh atasannya hingga ia harus sering lembur dikantornya.
" Masa si pah,kenapa ganti?" Tanya Sarifah
" Ya,mungkin karena bos papah udah cape jadi ya dia pengin rehat dirumah.Lagipula anaknya itu baru menyelesaikan studinya dlliluar negri.Mungkin dia sudah dipersiapkan untuk menggantikan posisinya dikantor tersebut.Maklum la mah,bos itu hanya punya satu orang anak saja." Papar Arman.
" Jadi masih muda banget dong pah?" Tanya Sarifah penasaran.
" Hayoo,mamah keppo nih! Muda banget mah,mana ganteng.Tapi masih gantengan papah ko!" Ucap Arman dengan terkekeh membuat Sarifah memutar bola matanya dengan malas.
" Udah tua mah tua aja pah, tetap gantengan dia pasti kan dia masih muda.Coba mamah punya anak gadis udah tak daftarin jadi calon mantu." Kekeh Sarifah disambut gelak tawa Arman.
" Mah,mah mana mau dia besanan sama kita.Dia orang hebat,kita cuman orang biasa mah."
" Ini kopinya pah." Sarifah menyodorkan secangkir kopi panas yang baru saja dia buat.
" Ya mana tau pah,kita kan gak tau.Dia sudah kaya hartanya tidak akan habis 7 turunan,sudah pasti dia tidak akan mencari besan yang kaya.Yang terpenting itu anaknya baik, cantik,penyayang,rajin,solehah persis menantu kita si Rani.Tapi sepertinya stok menantu seprti Rnjani itu limited edition deh pah." ujar Sarifah.
Rani memang memiliki tempat khusus dihati mertuanya,mereka benar-benar merasa beruntung memiliki menantu yang baik hati,lemah lembut dan sopan seperti Rani.
Hampir setiap hari Sarifah dan Arman selalu memperingatkan putranya agar menjaga baik-baik istrinya.
" Yah kan ujung-ujungnya si Rani lagi.Eh tapi beneran dia memang yang terbaik, bersyukur banget ya mah punya menantu seperti dia.Semoga saja baik Rani atau Langit tidak akan mengecewakan kita ya mah.Oh ya sampai lupa mamah mau cerita apa?"
Arman menyeruput kopi buatan istrinya sembari sesekali melirik wajah sang istri.Arman begitu beruntung memiliki Sarifah yang selalu bisa memperhatikan dia dalam hal apapun.Bahkan Sarifah selalu saja setia menemani suaminya minum kopi meskipun dia hanya duduk dan mengajaknya berbincang.Namun hal kecil seprti itu saja sudah bisa membuat Arman merasa senang.
" Heeeh gini pah!" Wajah Sarifah langsung berubah kala ia mengingat apa yang terjadi dirumah putranya.
" Ko jadi murung kan belum cerita apa-apa!" Arman menarik tangan istrinya dan mengusapnya perlahan.
" Ayo cerita aja biar hati mamah lega." Ucapnya pelan meyakinkan sang istri.
" Gini pah,mamah tuh hawatir papah inget gak adiknya Rani,si Rena itu loh pah! Dia sekarang tinggal dirumah Rani.Mamah tuh gak habis fikir deh sama mereka,ko bisa bisanya si Rani sama Langit ngajakin wanita itu tinggal bersama mereka." Keluh Sarifah.
" Apa! Kenapa bisa begitu mah?" Arman tak kalah terkejutnya dengan apa yang disampaikan oleh istrinya.
Sarifah menghela nafas panjang,kemudian ia menceritakan semuanya yang sudah terjadi dirumah putra dan menantunya.
Kediaman Rani.....
Pukul 17.00
Duaaaaar
Jeegeeeer
Suara petir dan kilat menyambar, angin berhembus begitu kencang disore hari.Rena yang dirumah seorang diri merasa ketakutan apa lagi listrik padam.
" Ini kenapa ka Rani sama mas Langit gak pulang-pulang ya.Mana gelap, udah mulai musim penghujan pasti sering ada pemadaman listrik.Ck,ka Rani ceroboh banget si sampai gak nyetok lilin atau lampu darurat." Gumam Rena seorang diri sembari melihat pepohonan yang terombang ambing tertiup angin kencang.
Brak brak brak
" Rani,buka pintu Ran!" Terdengar samar-samar suara Langit dari luar membuat Rena bergegas menuju pintu utama.
" Itu mas Langit bukan ya,kalau bukan lalu siapa?" Gumam Rena.
Suasana yang gelap ditambah listrik padam membuat jarak pandang sedikit kurang jelas.Apalagi disekeliling rumah Rani banyak pepohonan yang besar hingga disaat hujan seperti ini tampak sangat gelap.
Dengan cahaya dari senter diponselnya Rena memberikan diri untuk membuka pintu.
Cklek
" Astaga mas Langit! Loh mas ko basah kuyup bukanya mas bawa mobil?" Tanya Rena sembari menatap tubuh Langit yang basah karna air hujan.
" Mobilnya tadi pagi dibawa Rani,jadi Kaka pulang naik taxi.Tapi taxinya malah mogok didepan sana mas akhirnya jalan kaki deh sampai sini.Untung mas bawa payung." Jelas Langit dengan suara bergetar dan tubuh yang menggigil.
" Mas tunggu sini ya aku ambilkan handuk." Tanpa menunggu respon dari Langit ,Rena bergegas menuju kekamarnya untuk mengambil handuk.
Sementara Langit akhirnya menunggu didepan pintu sembari menunggu Rena datang.
" Mati listrik rupanya,kasian Rena pasti ketakutan dirumah sendiri.Ini Rani kenapa belum pulang si,aku fikir dia sudah sampai duluan.Hujan semakin lebat ini jam pulang kantor,jalanan pasti macet.Sayang,semoga kamu baik-baik saja dijalan." Batin Langit.
Kilat menyambar,Bahakan langitpun tampak gelap.Hanya ada cahaya dari kilat yang terlihat,angin berhembus dengan kencang membuat suasana tampak semakin mencekam apa lagi suara guntur yang menggelegar.
Langit begitu hawatir karna Rani masih dijalan.
" Mas handuknya,maaf itu handuk aku.Belom aku pake ko,baru kemarin aku cuci waktu mau pindah.Aku gak ambil kekamar mas karena gelap takut salah ambil,jadi aku ambil punyaku aja gapapa kan mas." ucap Rena sembari menyodorkan handuknya.
" Ya ampun ini beneran gapapa kalau dipake mas,maaf ya Reb." Ucap Langit.
Mau tidak mau akhirnya Langit terpaksa menerima itu,terlebih tubuhnya sudah benar-benar kedinginan.
" Gak papa mas,ayo masuk tar masuk angin." Ajak Rena.
Langit meraih handuk dari tangan Rena dan memakainya.
" Mas kekamar dulu ya Ren mau langsung mandi." Ucap Langit saat menuju ke kamarnya.
" Iya mas."
Langit masuk kekamarnya namun tak selang beberapa lama Langit keluar lagi masih dengan mengenakan pakaian basahnya dan handuk dikepalanya.
Mendengar suara pintu terbuka,Rena kemudian menoleh dan terkejut mendapati Langit masih dengan kondisinya.
" Ko belum mandi mas?" Tanya Rena yang masih berada diruang tengah ,kamar Langit memang berada diruang tengah jadi saat membuka pintu kamar langsung menuju keruang tengah.
" Air dikamar mas mati gak tau kenapa sering ngadat.Apa mas boleh numpang mandi dikamar kamu? Tau gini dulu bikin kamar mandi lagi dibelakang biar kalau lagi darurat bisa kepake." Ucap Langit.
" Silahkan mas gapapa masuk aja,lagian aku juga disini ko." Ucap Rena.
Langit nyelonong masuk kekamar Rena,sementara Rena menunggu diluar.Kurang lebih 20 menit Langit keluar hanya dengan mengenakan handuk yang dililit dipingganya.Salah satu tangannya membawa baju kotor bekas ia pakai.
Dari sorot lampu senter ponselnya Rena bisa melihat dengan jelas wajah Langit yang tampak segar dan terlihat begitu tampan dengan rambut basahnya.
Dada bidangnya terlihat begitu menggoda,apa lagi Rena sudah lama berpisah dengan suaminya.Melihat Langit yang bertelanjang dada membuat desiran aneh dalam tubuh Rena menjalar tanpa terasa.
Perut khas roti sobek terpampang begitu jelas.
Glek
Rena meneguk ludah melihatnya.Sebagai seorang wanita dewasa yang normal,Rena merasa kagum dengan apa yang dia lihat didepan matanya.Terlebih dengan statusnya saat ini,Tak bisa dipungkiri Rena menikmati pemandangan indah didepan matanya.
Langit yang tak sadar akan tatapan Rena melenggang begitu saja masuk kedalam kamarnya.
" Ya Tuhan,mas Langit ganteng banget dengan rambut basahnya.Kenapa ngeliat mas Langit tanpa baju begitu jantungku rasanya mau copot.Ah membayangkan bersandar didadanya rasanya nyaman sekali,otot lengannya yang kekar pasti sangat nyaman saat memeluk.Aku baru sadar rupanya pesona mas Langit memang meresahkan.Badan mas Reyno tak sebagus badan mas Langit,ah Otakku jadi menghayal kemana-mana." Batin Rena sembari membayangkan berada dalam pelukan Langit.Apa lagi ditengah hujan yang sangat deras membuat tubuhnya yang dingin menginginkan kehangatan.
Tok tok tok
Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Rena.
Bersambung.....
kalau ada waktu luang mampir ya di novel aku juga.
"aku dan teman kamarku."