Asyifa rela jadi adik madu dari Naura, wanita cantik yang bersosialita tinggi demi pendidikan yang layak untuk kedua adiknya. Hanya saja, Adrian menolak ide gila dari Naura. Jangankan menyentuh Asyifa, Adrian malah tidak mau menemui Asyifa selama enam bulan setelah menikahinya secara siri menjadi istri kedua. Lantas, mampukah Asyifa menyadarkan Adrian bahwa keduanya adalah korban dari perjanjian egois Naura, sang istri pertama?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hany Honey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Dua Puluh Tujuh - Kamu Kejam, Mas!
“Apa kamu jatuh cinta dengan Asyifa? Kamu tidak salah, Mas, karena itu salahku,” potong Naura.
Mereka saling terdiam lagi dengan perasaan masing-masing. Adrian memang akan mengatakan hal tersebut, bahwa dirinya sudah jatuh cinta pada Asyifa. Akan tetapi melihat keadaan Naura ia tidak tega. Apalagi sampai sekarang masih terlihat raut wajah ketakutan Naura.
“Ceritakan padaku, kenapa kamu bilang seperti itu pada Papi?” pinta Adrian.
Naura menarik napasnya dalam-dalam. Ia menguatkan hatinya untuk kembali mengingat kejadian dulu, dan berusaha menceritakan semuanya pada Adrian, apa yang terjadi saat dulu.
“Dulu, Papi mengatakan sesuatu pada Mami di depanku, dan sampai sekarang masih aku ingat, masih sangat jelas di telingaku kata-kata yang membuat mentalku down sampai sekarang. Mungkin semua sikap laki-laki tidak sama, akan tetapi aku takut itu akan terjadi padaku, karena hukum karma itu nyata,” ucap Naura.
“Apa yang dikatakan papi, hingga kamu begini?” tanya Adrian.
Namun, Naura tidak menjawab, ia malah menangis histeris dengan menarik rambutnya. Ingatan yang dulu terekam kembali di ingatannya. Bagaimana papinya memperlakukan maminya dulu, saat tubuh maminya berubah bentuk menjadi gemuk, dan papinya selingkuh bahkan sampai melakukan tindakan kasar pada maminya. Naura menyaksikan sendiri bagaimana kejamnya papinya memperlakukan maminya.
Naura yang masih kecil harus menyaksikan hal yang seharusnya tidak ia lihat. Kejadian itu berlangsung hingga Naura beranjak dewasa. Perasan takut dan perasaan yang tidak baik lainnya, terserap di pikiran Naura, hingga dia terus mengingat kejadian itu sampai detik ini. Meskipun dia bersikap cuek dengan papi dan maminya setelah kejadian itu, namun kejadian yang merusak mentalnya itu masih melekat di hidupnya sampai sekarang.
“Dulu waktu aku masih kecil, mungkin saat umurku lima tahun, papi selalu mengolok-olok Mami yang tidak bisa merawat diri. Dulu tubuh Mami gemuk, apalagi setelah hamil dan melahirkan adikku yang meninggal karena sakit panas waktu umur empat belas bulan. Papi bilang, jika masih saja tidak merawat diri Papi akan menikah lagi, kejadian itu berlangsung lama. Setelah adikku meninggal pun, Papi selalu mengolok-olok mami, papi bilang tubuh mami kendor, rusak, gak bisa merawat diri, padahal yang aku lihat mami selalu merawat diri. Karena hal itu papi selingkuh dengan sekretaris papi. Meskipun papi gak langsung mengucapkan hal itu di depanku, tapi aku lihat mereka bertengkar di balik pintu kamar mereka. Apa seperti itu semua laki-laki, jika tubuh istrinya sudah berubah. Sampai saat ini, hal itu yang membuatku takut hamil, Mas,” jelas Naura.
Adrian menarik napasnya berat. Baru sekarang Naura menjelaskan kenapa dia bersih keras tidak mau hamil dan melahirkan, ia memilih selalu merawat tubuhnya supaya terlihat indah di depan suaminya. Itu semua karena Naura tidak ingin Adrian berpaling darinya hanya karena tubuh indahnya rusak setelah hamil dan melahirkan.
“Tidak semua laki-laki begitu, Ra. Kalau kamu memberitahuku sejak awal, mungkin aku bisa membantu menghilangkan traumamu itu. Namun, kamu terlambat mengatakannya, di saat semua sudah seperti ini, dan aku sudah memiliki istri lagi, istri yang kamu pilihkan untukku, untuk memberikan keturunanku,” ucap Adrian.
“Apa aku terlambat jika aku ingin hamil, dan kamu tinggalkan Asyifa?” tanya Naura.
“Sangat terlambat, Naura. Aku tidak bisa meninggalkan Asyifa. Kamu sudah membuat hatiku yang hanya berpihak padamu, sekarang aku membaginya, aku jatuh cinta pada Asyifa!”
Duaarrr!!!
Bagai tersambar petir di siang hari mendengar ucapan Adrian. Di saat dirinya sedang rapuh karena traumanya, Adrian mengatakan hal yang di luar dugaannya. Adrian sudah membagi hatinya, dan bilang tidak ingin meninggalkan Asyifa, karena sudah jatuh cinta dengannya.
“Kamu jahat, Mas!” pekik Naura dengan memukul dada Adrian.
“Iya aku jahat, Ra. Aku jahat juga karena kamu, karena keegoisan kamu! Kamu memiliki aku, aku suami kamu, tapi kamu tidak mau menceritakan keluh kesahmu, beban pikiranmu kamu simpan sendiri, apa gunanya aku? Kamu anggap aku apa? Kamu egois, kamu tidak pernah mau mengerti aku, Ra. Kalau aku jahat, kalau aku niat, dari dulu aku sudah selingkuh, Ra! Itu semua karena aku masih mencintaimu, aku masih ingin bersamamu, dan memiliki anak dari rahimmu! Ternyata aku salah, ternyata kamu malah mencarikan aku seorang perempuan untuk aku nikahi, dan sekarang aku jatuh cinta padanya. Aku mencintai Asyifa!” ungkap Adrian.
“Kamu jahat, Mas!”
“Kamu yang jahat, yang mengubah aku menjadi mati rasa terhadapmu, Ra!”
Naura semakin menangis histeris. Apa yang ia takutkan ternyata terjadi. Terjadi bukan karena Adrian bosan dengan bentuk tubuh Naura yang tidak indah lagi karena melahirkan, namun semua itu terjadi karena dirinya sendiri yang menyebabkannya.
Adrian memang merasa iba dengan Naura, apalagi ada kejadian yang sangat membuatnya trauma sampai sekarang. Namun, semua itu sudah terlanjur. Adrian tidak bisa lagi mengubah perasaannya terhadap Naura, ia benar-benar sudah jatuh cinta terhadap Asyifa.
“Apa kamu akan meninggalkanku, Mas?”
“Bisa jadi, Ra. Aku tidak mau berbagi lagi, aku ingin memilih salah satu di antara kalian,” jawab Adrian.
“Beri aku kesempatan, aku bisa memberikanmu keturunan, Mas. Asyifa belum hamil kan, Mas? Lagi pula kamu dan Asyifa menikah secara siri, Mas. Apa tidak bisa mas tinggalkan dia dan kita mulai dari awal?”
“Kamu bicara seolah kamu gak memikirkan perasaanku dan Asyifa, Ra! Bagaimana bisa aku meninggalkan dia? Aku tidak bisa, aku bahkan berniat akan menceraikanmu, karena aku tidak mau berbagi lagi, dan aku sudah tidak bisa merasakan hal apa pun denganmu. Mungkin aku kejam, kamu boleh menganggapku laki-laki brengsek, tapi inilah aku sekarang, dan ini semua berkat ide gilamu itu, aku sampai jatuh cinta lagi dengan perempuan selain kamu!”
“Kamu jahat, Mas! Aku gak mau cerai dari kamu, aku gak mau, Mas! Aku akan lakukan apa pun, Mas. Aku mohon jangan ceraikan aku, aku masih sangat mencintaimu, aku rela melakukan apa pun, asal kamu masih bersamaku, Mas,” ucap Naura dengan penuh permohonan.
“Kita bicarakan lain waktu, aku ada pekerjaan yang harus aku selesaikan sekarang. Kita harus segera pulang!”
Adrian melajukan mobilnya, mengantarkan Naura pulang ke rumahnya. Naura mengepalkan kedua tangannya. Ingin sekali dia mencari tahu di mana keberadaan madunya yang disembunyikan oleh suaminya. Ingin sekali Naura menghabisi madunya itu yang sudah membuat suaminya jatuh cinta.
“Aku akan merebut suamiku lagi! Aku Naura, tidak ada yang bisa menghalangiku untuk mendapatkan apa yang aku inginkan. Tunggu aku untuk menghabisimu, Asyifa! Perempuan tidak tahu diri!” umpat Naura dalam hati.
**
Naura langsung menemui geng sosialitanya, ia meminta saran pada mereka harus bagaimana, ia juga sudah menceritakan semuanya pada teman-temannya itu.
“Jangan mengotori tangan kamu untuk melakukan tindakan kriminal, Ra! Lakukan apa saranku saja, itu jauh lebih baik!” ujar Lena.
“Betul, kalau kamu mau melangkah untuk melakukan tindakan yang berbau kriminal, aku gak ikut-ikutan deh, Ra. Aku juga punya madu, aku bairkan mereka mau apa, asal uang dari Rudi, dan Rendi masih menyentuhku, itu sudah cukup menghilangkan rasa sakit hatiku pada maduku,” ujar Desti
Naura mengembuskan napasnya berat, memikirkan beberapa masukan dari teman-temannya. “Benar kata kalian. Baik, akan aku coba saran dari kamu, Len. Makasih kalian selalu ada untuk aku,” ucap Naura.
dr ibu pertma anaknya 4 perempuan smua
dr ibu kedua anaknya 2 laki2 smua.
SMP skrang smua anak2 sudah berkeluarga dan mereka tampak akuuur bgt.. sering liburan bareng.
salut si sma yg bisa kaya bgtu,
jdi laki ko serakah ga ada tuh perempuan yg bnr" ikhlas d madu toh rasa nya kaya racun pergi ja lh Asyifa dari pada makin sakit mana ga berdarah itu lebih berbahaya