NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Sang Presdir

Istri Rahasia Sang Presdir

Status: tamat
Genre:Tamat / CEO / Anak Genius / Selingkuh / Pernikahan Kilat
Popularitas:16.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Desy Puspita

Dijodohkan sejak bayi, Zean Andreatama terpaksa menjalani pernikahan bersama aktris seni peran yang kini masih di puncak karirnya, Nathalia Velova. Memiliki istri yang terlalu sibuk dengan dunianya, Zean lama-lama merasa jengah.

Hingga, semua berubah usai pertemuan Zean bersama sekretaris pribadinya di sebuah club malam yang kala itu terjebak keadaan, Ayyana Nasyila. Dia yang biasanya tidak suka ikut campur urusan orang lain, mendadak murka kala wanita itu hendak menjadi pelampiasan hasrat teman dekatnya

--------- ** ---------

"Gajimu kurang sampai harus jual diri?"

"Di luar jam kerja, Bapak tidak punya hak atas diri saya!!"

"Kalau begitu saya akan membuat kamu jadi hak saya seutuhnya."

-------

Plagiat dan pencotek jauh-jauh!! Ingat Azab, terutama konten penulis gamau mikir dan kreator YouTube yang gamodal (Maling naskah, dikasih suara lalu up seolah ini karyanya)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy Puspita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 34 - Dugaan

Tiba di kediamannya, Zean sudah disambut dengan tatapan tajam sang mama. Entah drama apa yang Nathalia mainkan hingga Zia sampai turun tangan. Bisa dipastikan Zean akan diserbu berbagai macam pertanyaan setelahnya.

"Mama mau bicara."

Rasanya tadi tidak selelah ini, entah kenapa Zean seakan kehabisan teaga dan malas sekali hingga dia menghempaskan tubuhnya di sofa. kekhawatiran Zia akan retaknya rumah tangga sang putra kian menjadi kala melihat Zean begini.

"Zean!"

"Aku capek, Ma ... katakan saja, Zean dengar kok."

Lihatlah kelakuannya, Zia sampai memijat pangkal hidung saat ini. Pria itu memejamkan mata seakan manusia paling tidak bertenaga. Padahal, hari ini sama sekali dia tidak memikirkan pekerjaan.

"Nathalia mogok makan, kamu apakan dia?"

"Tanya padanya, kenapa tanya aku?"

Tidak pernah tercium pertengkaran, sekalinya bertengkar Zia sakit kepala. Sejak tadi siang menantunya menangis, malas makan bahkan enggan keluar kamar.

Sikap kekanak-kanakan Nathalia memang sudah sempat Halim utarakan sebelum mereka menikah. Akan tetapi, entah kenapa empat tahun pernikahan mereka lalui dengan begitu damai, tiba-tiba istri Zean kumat.

"Mama serius, Nak ... coba cerita kenapa?"

"Tidak ada, ma. Dia mengacaukan ruanganku tadi pagi ... Dan mama tahu? Action figure kesayangan Sean hancur karena dia. Tangan superman-nya lepas, aku sudah minta Yudha memperbaikinya, tapi tidak bisa. Bayangkan bagaimana perasaan Sean kalau tahu superhero kebanggaannya buntung begitu, apa tidak dihajar Sean nantinya."

Hanya karena mainan, Zia memejamkan mata dan dia kembali mengingat ucapan Kanaya sewaktu Mikhail memaksa Zean menikah.

Zean masih kecil, 25 tahun belum cukup dewasa untuk anak-anakmu, Mikhail ... Coba pikir-pikir lagi, Mama ragu kali ini.

Zia berpikir kekhawatiran Kanaya benar-benar terjadi. Padahal, rusaknya superman kesayangan Sean itu hanya Zean jadikan alasan untuk menutupi masalah yang sebenarnya.

"Tapi dia masuk ruanganmu pasti ada alasannya, Sayang. Tiga hari kamu tidak pulang, bisa kasih tahu Mama kemarin kamu kenapa? Tidur dimana? Makannya gimana? Mama saja khawatir, apalagi Nathalia."

Sebaik itu dugaan Zia terhadap menantunya. Padahal, sedikitpun tidak ada kepedulian Nathalia dimana dan apa yang Zean lakukan. Pria itu tidak bodoh, dia sangat paham tujuan Nathalia mempertahankannya karena apa.

"Sejak dulu Mama tahu aku suka begitu, jangan khawatir ya."

Ingin sekali dia jelaskan, Zean baik-baik saja tiga hari ini. Bahkan sangat amat baik dipelukan istrinya. Akan tetapi, Zean tidak bisa sembarangan mengambil langkah, dia tidak mau Zia kecewa lantaran ketahuan menjadi pengkhianat dalam pernikahan.

"Paling Kak Zean punya cem-ceman, Ma."

Suara siapa itu? Ingin sekali Zean cubit bibirnya. Tampaknya dia salah menduga, Zia tidak datang sendiri melainkan bersama dua adik kembarnya.

Pria itu menoleh dan melihat Lengkara tengah mendekat dengan membawa sepiring nasi yang menggunung di sana. Sementara Ameera tampak lesu dengan masker herbal yang masih menutupi permukaan kulitnya. Tampaknya tengah berusaha menyembunyikan lingkar hitam akibat menangisi Ibra selama berhari-hari.

"Kenapa kalian di sini?"

"Disuruh Mama jagain kak Nathalia, Kakak juga kenapa sih pakek acara ngilang," ucap Ameera sebal menatap Zean, bagian wajahnya tertutup sempurna menyisakan bola mata. Orang gila mana yang menggunakan masker hingga alisnya ikut tertutup, pikir Zean.

Berlebihan, Zean tampak berpikir apa mungkin ada hal yang membuat Nathalia takut hingga dia berusaha keras mengambil perhatian mamanya. Apa karena wanita itu bertemu Sean malam itu, pikir Zean tenggelam dalam lamunannya.

.

.

"Diam artinya iya ... jawab!! Kakak punya cem-ceman, 'kan?" tanya Ameera kembali mengintimidasi Zean dengan pertanyaan-pertanyaannya.

"Mulutmu mau aku robek malam ini, Ameera?" kesal Zean bingung sendiri kenapa bisa memiliki adik menyebalkan seperti ini.

"Haduh udah deh, santai aja kali. Kara saja punya cem-ceman, masa Kakak tidak."

"Kara, makan yang benar, Nak."

Dia sudah cukup sakit kepala dengan masalah Zean. Kini, putrinya semakin membuat runyam. Sekalipun memang ada terbesit pikiran seperti Lengkara, akan tetapi Zia berusaha menepis hal itu dan berharap Zean tidak seperti Sean.

"Wih, serius? Kamu pacarnya dua, Kara?" Kepalanya terlalu sakit akibat membahas Nathalia, Zean kini tertarik dengan pembicaraan adiknya.

"Tiga malah, Kak ... kemarin dia sempat ditembak Tama, yang dulu pernah anterin pulang terus Kakak lempar bola basket, ingat?"

Zean menganga dengan penjelasan Ameera. Dia takjub dan berdecak kagum dengan bakat yang Sean turunkan pada Lengkara. "Kamu terima, Kara?"

"Terima, tapi ternyata dia anak Mama ... Aku putusin besoknya."

Jleb

Adiknya benar-benar diluar dugaan, sejak menginjak usia 20 tahun mereka memang tidak lagi dikekang. Mikhail khawatir jika sampai kejadian seperti Khayla dahulu, akan tetapi tindakannya yang begitu justru berdampak buruk juga lantaran salah satu putrinya ini mewarisi sifatnya sewaktu muda.

"Hahaha, terus kamu maunya yang gimana?"

"Seperti kak Sean," jawab Lengkara kemudian menitikkan air mata hingga jatuh ke nasinya. Anggap saja penambah cita rasa, asin tepatnya.

"Bodoh!! Jangan mau kalau modelannya seperti Sean, kara."

"Ck, kenapa jadi bahas aku sih? Kakak yang dibahas, pinter banget mengalihkan pembicaraan ... Lanjut, Ma marahin kak Zean."

Baru saja Zean bahagia lantaran hampir berhasil membuat sang mama sedikit lupa, mulut Lengkara membatalkan semuanya. Pria itu menggigit bibirnya dan menatap wajah sang mama yang suram dengan sejuta guratan amarah.

"Kalian tidak menghargai Mama? Bisa kita serius sedikit?"

"Bisa, Ma!!" sahut Lengkara meninggi hingga membuat Ameera khilaf menoyor kepalanya.

"Zean dengarkan Mama, kamu sudah berumah tangga artinya sudah dewasa. Datangi istri kamu, minta maaf dan selesaikan masalah kalian, sana."

"Beberapa hari lalu aku bertemu Sean, Ma." Zean mengalihkan pembicaraan segera, sungguh minatnya untuk menemui Nathalia sama sekali tidak ada.

Uhuk

Suasana jadi berubah, Zia melupakan perkara menantunya yang hingga saat ini belum makan juga. Matanya membasah, empat tahun menghilang dan akhirnya Zean membawa kabar baik.

"Kapan?"

"Setelah Opa dimakamkan, dia datang ternyata walau terlambat ... Mama jangan sedih, Sean masih hidup dan dia menikmati hidupnya dengan baik." Meski Sean memintanya merahasiakan hal ini, hati kecil Zean tidak bisa terus berohong pada Zia karena wanita itu sampai khawatir putranya meninggal dunia.

"Syukurlah, jika benar begitu. Mama lega mendengarnya ... Penampilannya bagaimana? Apa ada yang berubah?"

"Tidak ada, Sean tetap sama." Zean merahasiakan fakta bahwa kulit Sean terlihat lebih gelap dibandingkan dahulu. Dia hanya ingin membawa secercah kabar baik tanpa melukai hati mamanya.

"Tubuhnya gimana, Kak? Kur_ uss ...."

Belum selesai Lengkara bertanya, mereka dibuat terkejut dengan seseorang yang menghambur ke pelukan Zean. Siapa lagi kalau bukan Nathalia, wajahnya memerah dipenuhi air mata dan hal itu membuat hati Zia menghangat.

"Mama masuk kamar dulu, tuntaskan rindu kalian."

Zia berlalu, diikuti dengan Lengkara dan Ameera yang berlalu tanpa mengucapkan apapun. Tampaknya sebal lantaran kehadiran Nathalia membuat pembahasan tentang kakak mereka terhenti tiba-tiba.

"Ck, hentikan sandiwaramu wanita murrahan ... aku lelah."

.

.

- To Be Continue -

1
Ratnih Faiq Ratnih
on proses si pohon kurma 🤣🤣🤣
Ratnih Faiq Ratnih
di sini dulu ah kangeen sm mm syila sambil nunggu up sibidan gadungan, bocah birahi dan si botol kecap princesx om Pras 🤣🤣🤣
Yus Warkop
nah giliran ameera nyusuin khuzau tetep aja ngakak walau udah baca🤣🤣🤣
Ica Warnita
Luar biasa
Yus Warkop
kembali baca sambil nungguin ganetta
Rena Caca
Luar biasa
Danny Muliawati
pp Mikhail ikut merasakan mantu mo lahiran x yah 😄😄
Danny Muliawati
Aya Aya wae
Danny Muliawati
zean zean istri nya JD percobaan 😄😄
Danny Muliawati
Yuda pacaran yah
Danny Muliawati
lucu yah klo kembar dkt berdebat jauh merindukan 😄😄
Danny Muliawati
laki2 pengecut yg di hahapin perempuan hamil
Danny Muliawati
aya2 wae nya
Danny Muliawati
pp d mm zean coba besuk mm syilla yah kenalan gitu dg besan xx aza luluh hati Bu zulia SM sepupu nya sotoy
Danny Muliawati
waduh Sean mo BW kemana syilla yah thor
Danny Muliawati
kan JD gini akhir nya Krn ga terus terang
Danny Muliawati
knp ga terus terang yah biar ga salah faham
Danny Muliawati
seru sy suka
Danny Muliawati
keren semangat sean
Naja Naja nurdin
OOO akalnya Sean toh matikan lampu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!