Era kekacauan telah tiba. Ramalan penyihir ratusan tahun telah terwujud.
Sang Penjahat telah tiba untuk menuntut ketidakadilan.
Menantang dunia dan surga.
Saatnya kalian semua membuka mata dengan kemunculanku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galih Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Istana Naga Yin(3).
Untuk mencapai ruangan utama, Luo Yan dan Yuan Rui harus menempuh jarak yang cukup jauh, hingga membuat mereka terheran-heran. Karena Istana Naga Yin begitu luas, hingga jika seorang anak kecil dibiarkan sendiri di dalamnya, kemungkinan besar mereka akan tersesat.
Istana Naga Yin bukan hanya sekadar bangunan; ini adalah pusat kekuasaan sekaligus lambang dari seluruh wilayah Kekaisaran Yin. Hanya sang Kaisar dan istri sahnya yang diperbolehkan menghuni tempat yang menjadi jantung kerajaan ini.
"Kita sampai." Suara Yin Huo menggema di antara dinding-dinding istana ketika mereka tiba di depan sebuah pintu raksasa yang terisi dengan ukiran-ukiran mistis yang berkilau.
Dari luar, Luo Yan dan Yuan Rui bisa merasakan getaran energi yang menakjubkan sedang menanti mereka. Hanya orang itu yang terpikir di kepala mereka, satu orang yang mampu membuat gelombang energi meski dirinya sudah mencoba menutup energinya supaya tidak bocor.
Dengan satu dorongan, Yin Huo membuka pintu megah itu dan mempersilakan mereka memasuki ruangan. Begitu mereka melangkah masuk, mata Luo Yan seketika membesar, mulutnya menganga tak percaya.
Di hadapan mereka, sebuah ruangan luas menanti, dengan hanya sebuah kursi megah yang berdiri angkuh di tengah-tengah, seolah menyimpan segudang rahasia.
Apakah di sini benar-benar ruangan utama? Ini adalah kali pertama Luo Yan melihatnya, dan segala keindahan yang ada membuatnya merasa takjub.
Tiba-tiba, sosok yang menjulang muncul dari belakang mereka. Tanpa aba-aba, Luo Yan dan Yuan Rui serentak melipat lutut mereka, menunjukkan rasa hormat yang dalam. Pria yang berdiri itu tertawa ringan, nada suaranya pelan namun penuh percaya diri, sebelum berjalan perlahan menuju kursinya yang berkilau.
Dengan menyilangkan salah satu kakinya, sosok itu menampilkan wajah yang dipenuhi kesombongan dan wibawa. Dia adalah Raja Naga Yin yang sekarang, Yin Mue, sosok yang membuat prajurit, jenderal, bahkan musuhnya bergetar ketakutan hanya dengan namanya.
Yin Mue adalah salah satu pendekar beladiri terkuat di aliran lurus, seorang anggota dari Empat Pendekar Suci. Kemampuannya luar biasa, telah mencapai Gerbang Puncak, tingkatan yang sangat langka di dunia persilatan. Dia adalah contoh kehebatan dan kekuasaan, sosok yang mampu mengalahkan lawannya hanya dengan sentilan kecil.
Selain keterampilan dan bakat beladiri yang mengagumkan, Yin Mue juga memiliki konstruksi tubuh khas yang mirip dengan Luo Yan, yaitu Tubuh Dewa Naga. Dengan semua keunggulan itu, dia menduduki puncak dunia persilatan, meskipun semua itu mulai memudar setelah munculnya Tujuh Pendekar Legendaris yang menjulang.
Yin Mue menatap Luo Yan dan Yuan Rui dari ujung kaki hingga kepala. Kenangan akan ujian kedewasaan yang berlangsung tidak lama lalu kembali terlintas dalam pikirannya.
Betapa mengejutkannya saat semua lawan, bahkan anaknya sendiri, harus mengakui kekalahan. Semua orang tertunduk dalam rasa takjub atas pencapaian dua remaja ini.
"Bagaimana mungkin seorang bocah berusia lima belas tahun memiliki kekuatan sebanding dengan pendekar Gerbang Master?" Yin Mue bertanya dalam hati. Ia teringat masa mudanya di usia yang sama, ketika dirinya sendiri bahkan belum mampu menembus Gerbang Elite.
Obsesinya terhadap perkembangan luar biasa dua remaja ini tumbuh semakin menggelora, berpadu dengan rasa ingin tahunya.
"Selamat atas keberhasilan kalian dalam ujian pendewasaan," ucap Yin Mue, matanya bersinar dengan kekaguman.
"Sebagai Kaisar di Istana Naga Yin, aku merasa perlu memberikan kalian berdua hadiah sebagai penghargaan."
Dengan satu gerakan tangan, Yin Mue memanggil salah satu pelayannya. Pelayan itu mengangguk cepat sebelum beranjak keluar, dan segera muncul lebih banyak pelayan yang membawa benda-benda berkilau.
Mereka berkeliling di sekitar Luo Yan dan Yuan Rui, tiap tangan memegang sesuatu yang memancarkan aura magis, menggugah rasa ingin tahu dan kekaguman yang dalam.
Jantung Luo Yan berdebar saat ia mengenali beberapa harta yang langka; dari senjata legendaris, artefak kuno, hingga pil-pil berharga yang dapat mengubah nasib seseorang. Harta-harta yang diimpikan banyak pendekar.
"Semua ini adalah harta milik Istana Naga Yin. Jangan sungkan untuk memilih salah satu yang kalian inginkan," kata Yin Mue dengan senyum penuh keangkuhan, matanya menatap tajam pada Luo Yan dan Yuan Rui.