Kisah bermula dari pelarian Nathan William Carson, seorang pelaku tabrak lari yang memutuskan untuk bersembunyi dari kasus yang melibatkan dirinya.
Kabur ke sebuah kota kecil tempat kelahiran sang ibu, Nathan justru dipertemukan dengan gadis desa nan polos, pembantu sang nenek tercinta.
Berawal dari kesombongan seorang majikan terhadap pembantunya. Ketidaksukaan terhadap kinerja sang pekerja rumah tangga yang dinilai terlalu menjilat. Hingga berbagai konflik lainnya, menjadi bumbu bumbu sebelum terbentuknya cinta di antara keduanya.
Namun siapa sangka, sebuah drama menguras air mata muncul ketika rasa saling tertarik mulai tumbuh di antara mereka.
Apa yang akan terjadi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aldiantt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
23
22:00
Masih di tempat yang sama.
Ceklek ...
Pintu kamar sederhana itu terbuka. Kinanti yang nampak sudah rapi itu keluar dari ruangan tersebut dengan jaket yang terselampir di salah satu lengannya.
"Udah mau berangkat, Dek?" Tanya Rengganis sembari mendekati sang adik yang kini nampak duduk di salah satu sofa panjang ruang tamu sambil mengenakan sepatunya.
"Iya, Mbak," jawab Kinan.
Rengganis duduk di samping sang adik.
"Dijemput?" Tanya Rengganis lagi.
"Iya! Kayak biasanya!" Jawab Kinan santai.
"Mbak istirahat aja. Ini udah malem. Katanya besok mau ke makam Mas Bagas. Biar aku temenin besok!" Tambah gadis cantik itu.
Rengganis tak menjawab. Ia hanya tersenyum pilu sembari menarik nafasnya panjang. Sesuatu yang sering ia tampilkan ketika teringat sang kekasih.
Kinan menoleh. Ditatapnya sang kakak dengan sorot mata sendu.
"Mbak pasti kangen ya sama Mas Bagas?" Tanyanya.
Rengganis tak menjawab. Lagi lagi ia hanya tersenyum manis, namun terasa begitu pilu. Seolah menggambarkan bagaimana perasaan nya saat ini. Sunyi, sepi, penuh duka pasca kepergian laki laki yang sangat ia sayangi.
"Harusnya sekarang Mbak sudah jadi seorang istri, Dek," ucap Rengganis lirih.
"Mbaak....." Ucap Kinan iba.
"Kenapa jadi gini, ya? Kenapa tiba tiba semua berubah saat rencana pernikahan kami sudah di depan mata," lirih Rengganis dengan mata mulai mengembun. Sungguh, hingga saat ini ia belum bisa sepenuhnya menerima kepergian laki laki yang menjadi satu satunya kekasih selama hidupnya itu.
"Mbak, semua udah takdir. Udah dong, Mbak. Jangan meratapi kepergian Mas Bagas terus. Kasian dia di 'sana'," ucap Kinan.
"Mending sekarang kita banyak banyakin berdoa. Semoga Mas Bagas tenang, dan pelaku tabrak lari itu bisa segera di tangkap. Biar dia bisa mempertanggungjawabkan semua perbuatan dia. Orang tua Mas Bagas juga masih ingin kasus ini diusut, kan? Aku yakin, cepat atau lambat, penjahat itu pasti akan segera di tangkap!" ucap Kinan.
Rengganis hanya tersenyum simpul.
"Udah, sekarang mending Mbak tidur. Istirahat. Mbak pasti juga capek, kan? Aku mau berangkat dulu. Temen aku udah nungguin di depan," ucap Kinan sembari mengalungkan tas selempangnya di pundak.
Rengganis tersenyum.
"Ya udah, kamu hati hati, ya," ucap wanita cantik itu.
"Iya, Mbak!" Jawabnya.
Kinan meraih punggung tangan sang kakak. Kemudian bergegas pergi meninggalkan tempat itu setelah berpamitan.
Rengganis bangkit. Ia mendekati jendela. Dibukanya tirai putih itu. Dilihatnya di sana, sang adik nampak masuk ke dalam sebuah mobil hitam yang sudah menunggu di depan rumah.
Kinan selalu dijemput oleh mobil yang sama tiap harinya. Tapi si pemilik mobil tak pernah mau turun dan menemui Rengganis ataupun ibunya. Jangankan turun, membuka kaca mobilnya saja orang itu tidak pernah. Kinan bilang sih itu teman kerjanya yang memang introvert dan kurang pandai bergaul. Tapi apakah sampai segitunya. Kadang Rengganis memang suka was was dengan pergaulan Kinan. Tapi ya sudahlah. Ia hanya bisa percaya dan yakin jika adiknya itu tahu batasan dan bisa menjaga dirinya.
Rengganis kembali menutup tirai jendela itu. Malam sudah makin larut. Kinan sudah berangkat bekerja dan akan pulang pagi nanti. Kini ia tinggal berdua saja dengan sang ibu yang sudah tidur lebih dulu.
Rengganis kemudian mematikan semua lampu rumah tersebut. Ia masuk ke dalam kamarnya dan bersiap untuk beristirahat. Namun tiba-tiba...
Ting....
Ponsel di atas nakas berbunyi. Pertanda ada pesan yang masuk. Diraihnya benda pipih itu lalu membukanya. Sebuah pesan masuk dari seseorang yang diberi nama "Mama Rika"
"Ndok, Nis, ada kabar baik. Ada seseorang yang mengaku melihat mobil berjalan ugal ugalan dan nabrak pembatas jalan saat kejadian Bagas kecelakaan. Polisi berpendapat, bisa jadi itu pelaku tabrak lari Bagas."
Deggghh....
mohon maaf untuk judul satu ini kalau jarang banget up. tapi akan tetap di lanjut kok sampai end.
kalau memang teman teman males nunggu update an bab, boleh dibaca nanti kalau udah end. tapi kalau mau menunggu juga g apa apa.
mohon maaf ya teman teman atas ketidak nyamanan nya. sekarang author lagi nyari" tempat menulis yang mungkin lebih layak.
sekali lagi mohon maaf atas ketidak nyamanan nya🙏🏻
masih penasaran, apa bener orang yang ditabrak Nathan adalah Bagas, kekasihnya Rengganis? 😏
Lanjutttt thour💪💪💪