NovelToon NovelToon
Jalan Menuju Pencabut Nyawa

Jalan Menuju Pencabut Nyawa

Status: tamat
Genre:Action / Tamat / Fantasi Timur
Popularitas:4k
Nilai: 5
Nama Author: pralam

Liu Wei, sang kultivator bayangan, bangkit dari abu klannya yang dibantai dengan Pedang Penyerap Jiwa di tangannya. Dibimbing oleh dendam dan ambisi akan kekuatan absolut, dia mengarungi dunia kultivasi yang kejam untuk mengungkap konspirasi di balik pembantaian keluarganya. Teknik-teknik terlarang yang dia kuasai memberinya kekuatan tak terbayangkan, namun dengan harga kemanusiaannya sendiri. Di tengah pertarungan antara takdir dan ambisi, Liu Wei harus memilih: apakah membalas dendam dan mencapai keabadian lebih penting daripada mempertahankan sisa-sisa jiwa manusianya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pralam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Harga Sebuah Jiwa

Altar Langit Terbalik bergetar hebat saat tiga energi berbeda - Fajar keemasan, Bulan keperakan, dan cahaya suci dari tongkat Guru Feng - mulai membentuk formasi segitiga.

"Ritual Trinitas," Kaisar Langit mendesis melalui bibir Paman Chen yang semakin pucat. "Kalian pikir bisa menyelesaikannya? Bahkan di era kejayaan kalian dulu... ritual ini tidak pernah berhasil!"

Liu Wei, yang kini sepenuhnya mengingat kehidupan lampaunya sebagai Kaisar Fajar, merasakan kepedihan dalam kata-kata itu. Memang benar... dulu mereka gagal.

"Tapi kali ini berbeda," ingatan Kaisar Bayangan berbisik. "Kali ini... kita memiliki sesuatu yang tidak kita miliki dulu."

"Pengorbanan," Xiao Mei melanjutkan, seolah bisa mendengar bisikan itu juga. Matanya yang keperakan menatap Guru Feng dengan sedih. "Guru... apakah harus?"

Guru Feng - sang Penjaga Perpustakaan Surgawi yang bereinkarnasi - tersenyum lembut. "Setiap ritual membutuhkan katalis, muridku. Dan untuk ritual sekuat ini..." Dia menggenggam tongkatnya lebih erat. "Dibutuhkan jiwa yang telah melihat putaran waktu."

"TIDAK!" Kaisar Langit berteriak, energi keunguan di sekitarnya bergolak liar. "Kalian tidak mengerti! Aku melakukan semua ini untuk menghentikan kematian! Untuk menciptakan dunia tanpa kehilangan! Dan kalian..." Dia menatap Liu Wei dengan mata Paman Chen yang kini berkaca-kaca. "Keponakanku... apakah kau rela mengorbankan satu-satunya keluarga yang kau miliki?"

Liu Wei merasakan jantungnya berdenyut nyeri. Meski tubuh itu kini dikendalikan Kaisar Langit... di dalamnya masih ada Paman Chen. Paman yang telah membesarkannya, yang mengajarinya kultivasi, yang...

"Yang membantai seluruh klanmu demi ambisi orang lain," Xiao Mei berkata lembut, tangannya menggenggam tangan Liu Wei. "Tapi juga... yang melakukannya karena cinta yang terlalu besar."

Ya... cinta yang terlalu besar hingga buta. Cinta yang membuat Paman Chen rela melakukan apapun - bahkan menjadi wadah bagi entitas sekuat dan sejahat Kaisar Langit - demi menghidupkan kembali adik yang dia sayangi.

"Liu Wei," Guru Feng berkata, suaranya lemah tapi mantap. "Kematian bukanlah akhir... tapi bagian dari siklus. Kaisar Langit ingin menghentikan siklus itu... dan akibatnya akan jauh lebih mengerikan dari kematian itu sendiri."

Mendadak, ingatan baru membanjir dalam benak Liu Wei - ingatan dari kehidupan lampaunya sebagai Kaisar Fajar:

Dunia tanpa kematian yang diciptakan Kaisar Langit dalam dimensi percobaan...

Jiwa-jiwa yang terperangkap dalam keabadian tanpa tujuan...

Kegilaan yang timbul dari ketidakmampuan untuk mati...

"Paman," Liu Wei akhirnya berkata, suaranya bergetar. "Aku tahu sekarang... kenapa ibu memilih untuk pergi. Bukan karena dia tidak mencintaimu... tapi karena dia tahu, cinta sejati..." Dia menarik napas dalam. "Adalah ketika kita bisa merelakan."

"Wei'er..." suara Paman Chen mendadak terdengar - suaranya yang asli, bukan suara Kaisar Langit. "Maafkan... Paman..."

Seolah dipicu oleh kata-kata itu, formasi segitiga yang dibentuk Liu Wei, Xiao Mei, dan Guru Feng mulai bersinar lebih terang.

"TIDAK!" Kaisar Langit kembali mengambil alih. "AKU TIDAK AKAN MEMBIARKAN INI!"

Tapi sudah terlambat. Guru Feng mengangkat tongkatnya tinggi-tinggi, dan cahaya suci mulai mengalir dari tubuhnya ke dalam formasi.

"Feng!" Kaisar Langit menggeram. "Pengorbananmu sia-sia! Vessel ini - Chen - masih dalam kendaliku! Selama ada ikatan darah, kalian tidak akan bisa..."

"Ikatan darah memang kuat," Liu Wei memotong, mengangkat kedua pedangnya. "Tapi ada yang lebih kuat dari darah..."

"Ikatan jiwa," Xiao Mei melanjutkan, energi bulannya semakin terang.

Guru Feng tersenyum untuk terakhir kalinya. "Dan cinta sejati... yang berani melepaskan."

Karena terkadang, pengorbanan terbesar...

Adalah ketika kita merelakan mereka yang kita cintai...

Demi menyelamatkan jiwa mereka.

Dan saat Guru Feng mulai melantunkan mantra kuno Ritual Trinitas, Liu Wei tahu...

Fajar baru akan terbit.

Tapi harganya...

Adalah jiwa-jiwa yang berani memilih kehidupan yang fana...

Daripada keabadian yang hampa.

1
Yurika23
cresendo teh naon nya?
Yurika23
keren
Yurika23
suka karakter MC ya..kereeen...
ricky suitela
keren thor ceritanya jangan sampe berhenti
ricky suitela
up terus thor
ricky suitela
gasss
ricky suitela
mantap
ricky suitela
mantap
Yurika23
aku mampir ya Thor ..
Siti Komariyah
cukup bagus, semoga terus berlanjut ya
Anonymous
cukup bagus lanjutkan terus ceritanya
yos helmi
go..
asri_hamdani
Menarik. Penyampaian cerita berbeda dari kebanyakan.
Ismaeni
awal cerita yang menarik, bahasanya enak tidak berat. ..semoga selalu update ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!