Nathan Dan Rengganis
02:30 dini hari.
Sebuah mobil sport baru yang masih belum memiliki plat nomor itu nampak melaju ugal-ugalan di sepanjang jalan raya kota metropolitan tersebut. Kecepatannya sangat tinggi. Lajunya tak terkendali. Bak angin topan yang siap menerjang apa saja yang berada di hadapannya.
Sepasang pemuda mabuk nampak tertawa terbahak-bahak di dalamnya. Dengan alkohol di tangan, serta musik yang menggema begitu keras, kedua pria muda berusia kurang lebih dua puluh lima tahunan itu nampak begitu asyik mengemudikan kendaraan yang masih mulus itu. Itu adalah mobil baru pemberian dari ibunda Nathan, si pengemudi yang kini tengah mabuk parah. Ia berkendara bak pembalap profesional. Sembari sesekali tertawa terbahak bahak bersama Glen, sahabat dekatnya.
Mobil terus melesat kencang. Makin jauh meninggalkan sebuah tempat hiburan malam yang baru saja menjadi tempat Nathan dan Glen menghabiskan malam panjang mereka. Kecepatan mobil baru itu makin tinggi saja. Seolah menjadi raja jalanan di antara segelintir kendaraan yang melintas di pagi pagi buta itu.
Hingga pada akhirnya....
"Nathan, awas...!!!!"
Glen berteriak. Nathan yang setengah sadar karena pengaruh alkohol sontak mengarahkan pandangannya ke arah depan. Dan...
Ciiiitttttt......
Braaaaakkkk.....
Pemuda berparas tampan itu menginjak rem nya sekuat tenaga. Bunyi gesekan antara aspal dan permukaan ban terdengar dengan sangat jelas. Nathan sekuat tenaga menghentikan laju mobilnya yang sekencang angin kala menyadari bahwa ia sudah masuk ke jalur yang berlawanan. Namun sepertinya usaha tersebut sia sia. Sebuah benturan keras tak elakkan. Mobil mahal itu menabrak sebuah sepeda motor yang melintas dari arah yang berlawanan. Laka lantas pun terjadi. Motor beserta pengemudinya masuk ke dalam kolong mobil Nathan setelah sempat menabrak bodi depan kendaraan roda empat itu.
Nathan dan Glen berteriak. Mobil itu berhenti setelah memakan korban. Keduanya yang setengah sadar itu nampak syok.
"C*k, apa itu tadi?" Tanya Glen sembari menoleh ke belakang seolah ingin memastikan apa yang baru saja mereka tabrak.
Nathan nampak panik. Ia menatap ke arah spion. Namun bayangan di belakang mobilnya tak begitu terlihat dengan baik.
"Gue nggak tahu! Kayaknya gue nabrak orang!" Ucap Nathan panik.
"Mati?" Tanya Glen.
Nathan menggelengkan kepalanya. "Nggak tahu!" Ucapnya.
"Mamp*s!" Ucap Glen sembari meremas rambutnya menggunakan kedua telapak tangannya. Sedangkan Nathan, laki laki itu berusaha untuk tetap tenang. Namun kepanikan yang ia rasakan dapat terlihat dengan sangat jelas dari gerakan tangannya yang sesekali nampak menggenggam erat kemudi mobil barunya.
"Gue nggak mau masuk penjara, C*k! Ini gimana?!" Tanya Glen panik.
"Ck! Apasih, lu? Siapa yang mau masuk penjara?! Nggak ada yang masuk penjara!" Ucap Nathan kesal.
"Tapi kita nabrak orang!" Ucap Glen.
"Nggak ada yang tahu!" Jawab Nathan ngegas.
"Tapi itu...."
"Udah! Lu diem dulu! Tenang makanya!!" Ucap Nathan yang kesal itu mencoba menenangkan Glen yang sudah kepalang panik.
Nathan meremas kemudi mobilnya. Ia menarik nafas panjang, kemudian mengeluarkannya melalui mulut.
Glen melongok lagi ke belakang.
"Kita turun, Cok! Kita cek!" Ucap pemuda itu yang kemudian berbalik badan, menggerakkan tangannya hendak menyentuh handle pintu dan berniat turun dari mobil mahal itu, namun Nathan dengan cepat mencegahnya.
"Lu mau ngapain, tol*l?!" Gertak Nathan.
"Gue mau lihat ke belakang!"
"Nggak usah!!"
"Kita nabrak orang, Tan! Kalau dia mati gimana?!"
"Alaahhh! Berisik, lu! Udah, lu ikut gue aja!!" Ucap laki laki itu yang kemudian tanpa pikir panjang segera tancap gas, pergi meninggalkan tempat tersebut. Ia bahkan mengabaikan kala mobilnya dengan sangat jelas melindas sesuatu di bawah sana. Entah itu tubuh manusia, atau kendaraannya. Tak ada yang tahu.
"Nathan, lu gila, ya!! Kita nabrak orang!!" Ucap Glen protes.
"Bac*t, lu!" Ucap Nathan.
"Dia bisa mati!" Ucap Glen.
"Terus lu mau ngapain? Lu mau nolongin dia? Ya gila aja, lu! Yang ada kita yang bakal di tangkap polisi, setan! Lu mau masuk penjara?!" Ucap pemuda tampan itu.
"Tapi dia....."
"Ya udahlah! Entar juga ada yang nolongin! Yang penting nggak ada yang tahu kalau kita yang nabrak dia!!" Ucap Nathan sembari terus melajukan mobilnya sekencang mungkin
Glen nampak membuang nafasnya kasar. Antara panik, pasrah, takut, bingung, dan entahlah. Semua berbaur jadi satu. Sedangkan Nathan, laki-laki itu terus melajukan kendaraannya tanpa memperdulikan sang sahabat yang nampak bingung.
.....
Selang beberapa menit kemudian.
Ketika kendaraan itu sudah mulai menjauh dari tempat kejadian. Nathan menghentikan laju kendaraannya tepat di depan sebuah warung kelontong yang buka dua puluh empat jam.
Pemuda itu melepas sitbelt nya.
"Turun!" Ucapnya pada sang sahabat. Sepasang pemuda itu lantas turun dari tunggangan mereka. Glen yang masih kacau itu nampak duduk di sebuah kursi kayu yang berada di depan toko. Sedangkan Nathan, laki laki itu nampak mengitari mobilnya. Dilihatnya disana, mobil bagian depannya nampak penyok. Lampu sebelah kiri pecah, serta percikan darah nampak menempel di salah satu bagian depan mobil mahal itu.
Lagi lagi Nathan mencoba tetap tenang. Ia berjalan mendekati toko. Membeli tiga botol air mineral ukuran tanggung serta sebungkus rokok. Dinyalakan nya benda ber nikotin tersebut sembari mendekati Glen.
"Hmmh..." Ucap Nathan sembari menyodorkan sebotol air mineral untuk sang sahabat.
Glen mendongak. Ditatapnya botol itu serta Nathan secara bergantian. Ia lantas menggerakkan tangannya, menerima air mineral itu, membukanya, lalu menenggaknya.
Nathan kembali mengayunkan kakinya. Kini mendekati mobil barunya yang penyok. Dengan rokok terapit bibir, pemuda tampan berparas kebarat-baratan itu lantas mengguyur noda darah di mobilnya dengan air mineral yang baru saja ia beli. Mungkin maksudnya untuk menghilangkan jejak.
"Cok, lu ngapain?" Tanya Glen yang tiba tiba datang mendekati sahabatnya.
Nathan tak menjawab ataupun menoleh. Ia melepaskan rokok dari mulutnya, sembari menggerakkan dagunya menunjuk ke arah bodi mobilnya yang basah bekas guyuran air mineral.
"Gimana kalau ada yang lihat kita nabrak orang tadi? Kita bisa masuk penjara, Cok!" Ucap Glen masih panik.
"Nggak ada yang lihat! Dan nggak ada yang akan dipenjara!" Ucap Nathan yakin.
"Tapi kan......"
"Selama lo tenang dan tutup mulut, kita bakal aman. Tapi kalau lo bac*t, kita akan benar benar masuk penjara!" Ucap Nathan.
"Jadi sekarang mending lu diem. Kita pulang. Dan anggap nggak pernah terjadi apa apa malam ini!" Tambah pemuda itu.
"Yuk! Pulang!" Ajaknya kemudian sembari melempar asal botol kosong di tangannya sebelum masuk kembali ke dalam mobilnya.
...****************...
Visual 👇🏻👇🏻
Hanya sesuai dengan imajinasi author. Kalau nggak cocok buat kalian, di skip aja😁
Nathan William Carson 👇🏻
Rengganis Ayu Kumala Ratri 👇🏻
Justin William Carson 👇🏻
Diaz Kinanti Fatma Suri👇🏻
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 49 Episodes
Comments
Los Dol TV
mampir, thor...
2024-09-18
1
Aras Diana
lnjut thor
2024-08-01
1
Desyi Alawiyah
Alhamdulilah, kak author balik lagi 🤗
2024-08-01
2