Alvia Alianza, wanita yang sudah menjalani kehidupan rumah tangga selama satu tahun. Ia menikah dengan Bintang Askara. Pemuda tampan yang membuat para wanita selalu mengejarnya.
Namun pernikahannya bukanlah pernikahan yang di idamkan oleh setiap wanita.
Karena pernikahannya hanyalah sebuah tameng untuk menutupi hubungan Bintang dan kekasihnya.
Bintang telah membayarnya untuk menikah dengannya selama satu setengah tahun ke depan. Karena orang tuanya tidak menyetujui hubungannya dengan kekasihnya.
Bagaimana kisah kehidupan Via selanjutnya? ikuti terus ceritanya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rima Andriyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 31
Pagi harinya, Via terbangun lebih awal. Ia kembali membuat sarapan untuk suaminya. Via memutuskan untuk memaafkan Bintang yang lebih memilih Alesha saat di cafe kemarin.
Ia ingin berdamai dengan hatinya. Walaupun sangat sakit mencintai Bintang, tapi bukankah itu adalah keputusannya untuk merebut hati suaminya?
Dari awal hati Bintang sudah milik Alesha, jadi untuk merebut hati suaminya, Via harus ekstra bersabar. Kalaupun nanti memang hati Bintang bukan untuknya, Via akan pergi bila ia merasa lelah. Toh masa kontraknya masih tersisa kurang dari 8 bulan. Dan dia akan memanfaatkan waktu tersebut untuk merebut hati suaminya.
Via membuat masakannya sambil menyanyi. Sesekali ia juga menggoyangkan pinggulnya. Dengan cara itu, Via sedikit melupakan tentang masalah hidupnya.
Para pelayan saling tersenyum melihat Via yang nampak begitu energik pagi ini. Namun senyum mereka pudar saat melihat Bintang yang mulai memasuki dapur.
Para pelayan hendak membungkukkan badannya mengetahui Bintang yang ada di sana tak jauh di belakang Via. Namun Bintang memberikan sebuah isyarat untuk menghentikannya. Bintang tidak ingin Via mengetahui bahwa dirinya ada di sana.
"Nona maaf, kami tidak dapat membantu Nona membuat sarapan pagi. Kami harus mengerjakan tugas lainnya." Pelayan itu pun meminta izin pergi. Jelas saja, mereka tidak ingin menjadi pengganggu antara majikan mereka.
"Silahkan bik, Aku bisa menangani ini semua. Bibik tinggal terima beres saja." Via tersenyum dengan mengacungkan dua jempolnya. Ia masih belum menyadari bahwa Bintang berada di belakangnya.
Para pelayan segera pergi dari sana. Sementara Via kembali melanjutkan acara memasaknya dengan diiringi dengan nyanyian cemprengnya.
Tak ingin menyia-nyiakan momen itu. Bintang langsung mengeluarkan ponselnya dan merekam aktivitas yang Via lakukan saat ini. Bibirnya tersungging, sungguh kelakuan Via membuat Bintang sangat gemas.
Semalam Via mengacuhkannya, dan itu membuatnya begitu marah dan kesal. Ia tidak ingin Via mengacuhkannya seperti itu. Sampai-sampai semalam dirinya tidak bisa tidur.
Bintang kembali menyimpan ponselnya setelah di rasa cukup merekamnya. Ia segera menghampiri Via. Ingin rasanya ia meminta maaf karena sudah meninggalkannya di cafe kemarin. Tapi bibirnya seakan menjadi bisu.
Entah mengapa, akhir-akhir ini ia begitu gengsi bila harus mengatakan kata maaf kepada Via.
"Sepertinya hari ini Kau begitu senang," ucap Bintang tepat di belakang telinga Via. Jaraknya sangat dekat, bahkan dada bidangnya kini hampir menempel pada punggung Via.
Via terlonjak, ia dapat merasakan deru nafas di belakang telinganya. Dan suara itu mirip seperti suara suaminya. Tubuhnya menjadi mematung. Ia tidak menyangka Bintang akan ada di dapur sepagi ini.
Melihat Via yang seperti patung, membuat Bintang membalikkan tubuh Via agar menghadap kearahnya. Menatapnya, namun Via menundukkan kepalanya.
Via begitu malu. Ia menerka-nerka apakah Bintang melihatnya saat ia bernyanyi sambil bergoyang beberapa saat lalu? Via hanya bisa menundukkan kepalanya seraya menggigit bibir bawahnya.
"Kenapa menundukkan kepalamu? Apa Kau sekarang merasa bersalah setelah mendiamkan ku semalam dan membuat ku tidak bisa tidur?" Bintang mulai menaikkan dagu Via agar menatapnya.
Akhirnya ia dapat menatap mata indah istrinya. Bintang baru menyadari bahwa Via memiliki sepasang bola mata yang sangat cantik. Kini mereka saling berpandangan.
Bintang menatap Via dengan pandangan yang sulit diartikan. Sementara Via menatap Bintang dengan penuh tanya. Via masih mencerna ucapan yang baru saja suaminya ucapkan. Benarkah yang di katakannya? Apa telinganya tidak salah dengar?
Ingin rasanya Via kembali bertanya. Namun bibirnya seakan terkunci saat ini. Wajah suaminya semakin mendekati wajahnya. Jantungnya berdetak tak beraturan. Apakah Bintang akan kembali menciumnya? Via akhirnya memejamkan matanya.
Bintang tersenyum melihat tingkah Via. Ingin sekali ia membenamkan bibirnya di bibir merah istrinya. Namun ia mengurungkannya. Tangannya menyentil kening Via dan tawa Bintang pun pecah.
"Apa Kau menginginkan Aku menciummu Vi?" ucap Bintang dengan gelak tawanya.
Via membuka matanya. Ia pun mengerucutkan bibirnya. Rasanya sangat malu dan kesal. Lalu ia membalikkan badannya membelakangi Bintang yang terbahak. Tangannya me.re.mas sayuran yang akan menjadi bahan masakannya. Ingin sekali Via melakukan itu pada wajah Bintang.
Melihat Via yang hanya diam saja membuat Bintang kembali takut. Ia tidak ingin Via mendiamkan dirinya.
Bintang melingkarkan tangannya di pinggang Via.
"Jangan pernah mendiamkan ku," bisik Bintang tepat di telinga Via
Via terkejut dengan perlakuan Bintang. Ada gelenyar aneh pada hati dan tubuhnya.
***