NovelToon NovelToon
Terpaksa Nikah Muda

Terpaksa Nikah Muda

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:8.6k
Nilai: 5
Nama Author: Mvin

Mita Diandra Putri adalah gadis berusia 19 tahun, seorang anak tunggal yang terkenal cerdas dan berprestasi. Dia juga terlahir dari orang tua yang kaya raya, namun dia terlalu larut dalam pergaulan bebas yang pada akhirnya ia terpaksa harus menikah diusia muda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mvin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Di ruang IGD, Haura sedang menunggu Dokter memeriksa anak perempuannya. Haura tertunduk lemas mengingat kejadian beberapa jam lalu. Alula, tiba-tiba demam tinggi dan kejang. Haura tak punya pilihan selain membawa Alula ke rumah sakit sendirian. Baby sitter yang dulu bekerja bersamanya sekarang terpaksa harus di berhentikan karena keuangan Haura yang makin hari makin menipis. Bisnis pun sudah tak bisa di harapkan, bisa membayar pesangon para karyawannya saja sudah untung baginya. kini ia hanya punya rumah yang sedang dalam proses di jual dan mobil yang sekarang ia pakai pun sepertinya sebentar lagi akan ia jual. Haura terdiam dalam lamunannya sampai Dokter datang dan mengatakan jika Alula harus di rawat di rumah sakit.

" Maaf bu, sepertinya adek harus di rawat di rumah sakit, ibu bisa pergi ke tempat registrasi agar adek bisa di pindahkan ke ruang rawat inap".

" Baik dok, terimakasih". Haura menatap lekat buah hatinya yang sedang terlelap dengan infus di tangannya. Dengan langkah pelan, ia berjalan menuju tempat registrasi. Sesampainya di tempat registrasi, Haura menanyakan biaya untuk rawat inap Alula. Namun ternyata biaya untuk rawat inap cukup lumayan bagi Haura. Di kondisinya saat ini, ia bahkan tak mampu untuk membayar perawatan anaknya. Haura berfikir panjang lalu ia membuka tasnya di sana ia menemukan kartu nama Raka. Haura tidak ingin menyusahkan Raka karena ia mengingat Raka yang sudah berkeluarga. Namun sepertinya ia tak punya pilihan lain selain meminta bantuan Raka.

Di villa ayah Mita, bunda dan ayah sedang asyik berkaraoke di ruang keluarga. Sedangkan Mita dan Raka sedang menikmati suasana villa di pinggir kolam renang.

" Mas enak ya di sini".

" Enak Ta, tapi kamu ga mau masuk aja? Disini dingin Ta".

" Aku ga mau masuk mas, masih mau di sini".

" Ya udah mas ambilkan jaket dulu ya buat kamu biar ga masuk angin".

" Oke mas, makasih ya".

" Sama-sama sayang". Mita melihat Raka berlalu meninggalkannya. Sepertinya tak membutuhkan waktu lama untuk jatuh cinta kepada Raka, dia laki-laki yang baik dan hangat.

" Beruntungnya aku memiliki kamu ". Gumam Mita dalam hati.

Raka berjalan menuju pintu depan, namun tiba-tiba dering telpon yang ada di sakunya berbunyi. Raka mengambil hp miliknya lalu memeriksa siapa yang menelpon. Ia melihat layar hp nya dan di sana hanya tertera nomor saja. Raka ingin mengabaikannya, namun ia tetap mengangkat telpon dari nomor asing tersebut.

" Halo, maaf dengan siapa?

" Assalamualaikum Raka, ini Haura". Suara Haura terdengar begitu bergetar.

" Haura, ada apa? Kamu baik-baik aja kan? ".

" Raka, aku mau...".

" Kamu mau apa Haura? Bicara yang jelas, kamu dimana sekarang? ".

" Aku di rumah sakit Raka, aku butuh bantuan".

" Rumah sakit yang kemarin kita bertemu? ".

" Iya Raka".

" Kamu tunggu ya, aku akan segera kesana". Raka mematikan sambungan telpon tanpa persetujuan Haura. Raka begitu khawatir mendengar suara Haura yang bergetar. Dan tanpa pikir panjang, Raka langsung berlari menuju tempat ia memarkirkan mobil, kebetulan kunci mobilnya pun masih berada di sakunya, jadi ia tak perlu masuk ke dalam villa. Raka mengemudikan mobilnya kembali menuju rumah sakit.

Lima belas menit sudah berlalu, Mita masih menunggu Raka di pinggir kolam renang. Kemudian ia berpindah ke tempat ayunan yang ada di sana, sampai tak terasa sudah setengah jam Mita menunggu Raka, namun Raka tak kunjung kembali. Udara dingin pun rasanya sudah menggerogoti tubuh Mita. Akhirnya Mita memutuskan untuk masuk ke dalam Villa lewat pintu belakang. Di ruang keluarga, Mita melihat bunda dan ayah yang sedang menikmati secangkir teh sambil mendengarkan lagu favorit bunda dan ayah, namun di sana ia tak melihat Raka. Ia memutuskan untuk ke kamar dan di sana pun ia tak melihat batang hidung Raka. Mita mencari Raka di kamar mandi namun tidak menemukannya juga. Akhirnya Mita keluar kamar dan berniat bertanya pada ayah atau bunda. Mungkin saja ayah atau bunda melihat Raka.

" Eh Mita, sini sayang". Bunda yang menyadari kehadiran Mita langsung mengajak Mita untuk bergabung bersamanya.

" Ayah, bunda, lihat mas Raka ngga? ".

" Loh bukannya tadi sama kamu ya? ".

" Iya, tadi sama Mita, tapi mas Raka minta izin mau ngambil jaket ke kamar tapi udah setengah jam Mita nunggu ga dateng-dateng juga".

" Kamu udah cari di kamar belum? ".

" Udah yah, aku barusan dari kamar".

" Kayaknya Raka ga masuk ke sini deh Ta, soalnya bunda sama ayah ga lihat Raka masuk atau lewat sini".

" Terus mas Raka kemana? ". Mita terlihat bingung dan kesal dengan Raka yang pergi tanpa izin.

" Coba kamu lihat mobilnya, mungkin Raka lagi keluar cari sesuatu".

" Iya Ta, atau kamu tanya pak Dadang aja barang kali lihat Raka. Kamu udah telpon Raka belum? Kalau belum mending kamu telpon dulu".

" Ya udah deh yah, bund Mita cari ke depan dulu ya".

" Iya sayang".

Mita bergegas ke halaman depan villa, dan benar saja, di sana ia tak menemukan mobil Raka.

" Mas Raka kemana si? Ga biasanya kaya gini". Gumam Mita dengan nada kesal. Lalu ia mengambil hp yang ada di saku celananya dan menelpon Raka.

Tuutttt.. Tuuuttt.. Tuuuttt..

Suara dering menandakan jika hp Raka aktif namun tak di angkat oleh Raka. " Mas kamu kemana? ". Batin Mita dalam hati.

Di rumah sakit, Alula sudah mendapatkan perawatan yang intensif. Raka membayar semua tagihan perawatan milik Alula dan ia juga menempatkan Alula di ruang VIP. Raka melihat Haura dengan rasa kasihan. Ia tak menyangka jika orang seceria Haura di uji dengan bertubi-tubi. Haura duduk di samping ranjang Alula, ia menggenggam tangan mungil Alula dengan penuh harapan. Air matanya tiba-tiba menetes dan kembali ia menghapusnya. Haura tak sadar jika Raka telah kembali dari ruang registrasi dan sekarang Raka sedang memperhatikan dua orang manusia yang sedang dalam ujian tersebut. Raka menghampiri Haura kemudian ia melihat Alula yang wajahnya hampir mirip dengan Haura, kulit putihnya dan bulu mata lentiknya mirip sekali dengan Haura.

" Ra, aku mau pamit pulang".

" Raka, bisa kita bicara sebentar?". Raka hanya mengangguk tanda mengiyakan, kemudian mereka duduk di sofa yang ada di ruangan tersebut. Namun sebelum itu, Haura mengambil tas miliknya dan mengambil sebuah kunci mobil dari tasnya.

" Raka, ini aku mohon di terima".

" Apa ini Ra?

" Ini kunci mobil sebagai jaminan aku akan membayar semua tagihan perawatan Lula".

" Haura, kamu ga perlu seperti ini. Aku ikhlas bantu kamu sama Lula".

" Ngga Raka, kamu sudah terlalu banyak membantu aku. Aku bahkan ga tau bagaimana cara berterimakasih sama kamu". Haura tertunduk malu tak berani menatap Raka.

" Haura, aku mohon kamu jangan seperti ini. Aku tahu kamu juga masih butuh mobil ini".

" Tapi Raka, aku ga bisa nerima gitu aja".

" Aku ikhlas Haura, ini bukan untuk kamu tapi untuk anak kamu. Jadi tolong jangan di permasalahkan ya".

" Baiklah, terimakasih banyak Raka. Aku ga tau kalau ga ada kamu harus kemana lagi".

" Sama-sama Haura, oh ya kamu jadi kan pindah?".

" Jadi Raka, tapi aku minta waktu ya sampai Lula sembuh dan setelah itu aku baru pindah dan cari kontrakan di sana dan juga baby sitter yang baru untuk menjaga Lula".

" Kamu ga udah khawatir tentang itu, nanti aku minta tolong temen aku buat cari kontrakan dekat kantor dan juga baby sitter yang baru untuk jaga Lula".

" Raka, sekali lagi terimakasih".

" Sama-sama Haura, ya sudah aku pamit dulu ya".

" Hati-hati ya". Haura mengantar Raka keluar dari kamar rawat Lula, ia melihat Raka berjalan sampai hilang dari pandangan mata. " Beruntung sekali istri kamu Raka". Gumam Haura dalam hati.

Di parkiran Raka baru teringat ia belum mengabari Mita jika ia akan pergi, bahkan ia juga meninggalkan Mita begitu saja. Kemudian Raka mengecek hp nya dan benar saja lima panggilan tidak terjawab dari Mita. Tak ingin berlama-lama Raka pun bergegas masuk ke mobil dan mengemudikan mobilnya menuju villa.

1
Wayan Sriani
lanjutan ceritanya mana?
Rakka
Gak nyangka bakal sampai kehabisan jari buat ketikin review ini... cerita ini einfach supeerrr👏
mviin: Terimakasih atas dukungannya ☺
total 1 replies
mviin
Terimakasih, tunggu kelanjutannya ya ☺
Aran
Ughh, bagus banget, aku suka banget sama tokohnya 😍.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!