Bagi Kenzio Danierka Velert yang seumur hidupnya hanya diisi dengan belajar dan belajar, cinta itu tak nyata adanya. Ia tidak pernah percaya dengan adanya cinta, terlebih melihat bukti nyata yaitu keluarganya yang tak lagi utuh.
Dan saat ayahnya menikah kembali, hadirlah Zafanya Reskantara sebagai adik tirinya yang membuat Kenzio berubah. Zafanya dengan segala kegilaannya membuat Kenzio berhasil menyicipi seberapa panas cinta yang sahabat-sahabat gilanya sebutkan.
Dan saat itu terjadi, dirinyalah yang lebih tergila-gila dengan adik tirinya itu.
•••
"Kak, mau ciuman?"
-Zafanya Reskantara
"Mumpung Ayah Bunda lagi nggak dirumah, lo mau coba lebih jauh?"
-Kenzio Danierka Valert
...
"Hmphh, Kak, pelan-pelan, nanti Ayah Bunda denger." Zafanya membekap mulutnya rapat-rapat.
"Sshh..." erang Kenzio tak peduli.
•••
Warning⚠️
Bocil jangan mendekat🙂↕️🙂↕️
Dosa tanggung sendiri ya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Polaroid Usang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 21 In The Car
•••
"Zafanya!"
Zafanya refleks menoleh saat mendengar panggilan marah itu, jantungnya langsung berdebar karena sudah bisa menebak siapa pemilik suara itu.
"Kak," cicit Zafanya menatap mata Kenzio yang menatapnya tajam, dia lalu menoleh pada Rasya yang kini juga menatapnya.
"Ini yang katanya kuliah?" Kata Kenzio tajam.
Zafanya terdiam beberapa detik sebab masih terkejut dengan kehadiran Kenzio disini. Saat hendak membalas, seseorang yang menghampiri mereka mengalihkan perhatiannya.
"Ken!" Kini dapat Zafanya dengar suara lembut dari wanita berlipstik merah cherry yang Kenzio cium dengan brutal semalam.
"Ken, gue nggak jadi pakai mobil lo, gue udah telpon supir, thanks buat hari ini." Kata Rachel mengambil tangan Kenzio untuk ia letakkan kunci mobil di tangannya, tak berlama-lama ia segera berlalu dari sana.
Kehadiran wanita itu hanya sekejap, tapi berhasil membuat hati Zafanya kembali berantakan. Matanya refleks menatap mata Kenzio, hanya satu detik sebelum ia menoleh pada Rasya. Dan hanya satu detik juga mata Kenzio berhasil membuatnya semakin sesak juga berdebar secara bersamaan.
"Ayok, Kak, balik." Kata Zafanya pada Rasya, tangannya yang hendak menarik tangan Rasya langsung ditarik oleh Kenzio.
"Pulang sama gue." Kata Kenzio dengan nada tak ingin di bantah, dia segera menarik Zafanya, namun tertahan sebab Rasya juga menarik tangan Zafanya satunya.
Rasya maju selangkah menghadap Kenzio, "Jangan kasar. Dan gue yang bawa dia, gue juga yang anterin dia pulang." Katanya tenang.
"Lo siapa?" Tanya Kenzio tajam, dia menarik Zafanya hingga Rasya terpaksa melepaskan genggaman tangannya pada Zafanya, ia tak ingin Zafanya terluka.
"Lo juga siapa?" tanya Rasya balik.
Kenzio terdiam beberapa detik sebelum menjawab dengan mantap, "Cowoknya." katanya singkat lalu mengangkat Zafanya dan membopong Zafanya di bahunya seperti karung beras, berhasil membuat Zafanya memekik kaget.
"Turunin!!" Cewek itu berusaha memberontak, namun Kenzio beralih menahan kedua kakinya.
Kenzio membuka pintu mobil dan mendudukkan Zafanya di kursi samping kemudi lalu segera memutar mobil dan mendudukkan dirinya di kursi kemudi.
"Ck." Zafanya berdecak samar, membuat Kenzio menoleh menatapnya di sela ia memakai seatbelt.
Kenzio mendekat, lalu mengukung Zafanya dengan kedua tangannya. Mata hitamnya menatap Zafanya lama, begitu pun Zafanya yang tak ingin kalah darinya. Mereka bertatapan beberapa saat sebelum Kenzio yang memutuskan kontak mata itu. Tangan lelaki itu beralih menarik seatbelt dan memasangnya melindungi tubuh Zafanya.
Kenzio mulai mengendarai mobilnya, sedangkan Zafanya beralih membuka handphone. Dia menghubungi seseorang dan menempelkan handphone-nya ke telinga.
"Halo, Kak." Dapat Kenzio dengar Zafanya menyapa lembut seseorang diseberang sana.
"Kak Rasya balik aja. Aku nggak papa kok, maaf ya Kak, aku—"
Kenzio segera merebut ponsel Zafanya dan menyembunyikan handphone itu diantara kedua pahanya, membuat mata Zafanya membulat terkejut.
"Aku?" Gumam Kenzio sinis, masih dapat didengar oleh Zafanya.
"Balikin." Pinta Zafanya tenang, ia berusaha untuk tidak mengamuk.
"Ambil sendiri." Kata Kenzio acuh, Zafanya mengulum bibirnya berusaha menahan rasa kesal.
Saat tangannya terangkat mengambil handphone-nya di sela paha Kenzio, lelaki itu segera merapatkan pahanya membuat tangan Zafanya terjepit.
"Kak!" Pekik Zafanya kesal, padahal tadi ujung jarinya sudah menyentuh layar handphone-nya.
"Kalau dia bangun, lo tanggung jawab." Balas Kenzio menoleh menatap Zafanya dengan wajah datar.
"CK!" Zafanya berdecak keras, refleks menarik tangannya dari sana. Bibirnya mulai maju, saking kesalnya matanya mulai berair.
"Om-om mesum."
Gumaman samar itu berhasil membuat Kenzio menoleh sangar.
CKITT!
Mobil berhenti, lelaki itu kembali mengukung Zafanya dan membuat mata Zafanya membulat terkejut.
"Mau gue tunjukin apa itu mesum yang sebenarnya?!" Tanyanya rendah.
Zafanya balas menatap mata itu, "Nggak perlu, gue udah liat semalam soalnya. Lo, ama cewek jal ang tadi." Katanya berdesis kesal.
Wajah Kenzio maju dan dalam sekejap melumat bibir Zafanya sekilas, tak sampai dua detik namun berhasil membuat bibir Zafanya basah.
"Coba ngomong kotor lagi." Tantang Kenzio menatap wajah syok Zafanya.
"Fu ck!" Desis Zafanya, dan dalam sepersekian detik, mulutnya kembali tersumpal.
Kenzio melumat cepat bibir pink yang berkata kasar itu, tak membiarkan Zafanya untuk mengambil nafas sedikitpun.
"Hmph!" Zafanya langsung memberontak saat lidah lelaki itu memasuki mulutnya, tetapi segera Kenzio tahan kepala cewek itu.
"Hhmm.."
•••
LIKE DAN KOMENN!!!
COBA ABSEN MINTA UPDATE SAMPAI 20, KLO TERCAPAI GUA DOUBLE UP