Jatuh cinta pas masih umur enam tahun itu mungkin nggak sih?
Bisa aja karena Veroya Vogt benar-benar mengalami jatuh cinta pas usianya enam tahun. Sayangnya, cinta Ve sama sekali nggak berbalas.
Dua puluh tahun kemudian, ketika ada kesempatan untuk bisa membuat Ve mendapatkan pria yang jadi cinta pertamanya, apa Ve akan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya?
Gimana perjuangan Ve, untuk mendapatkan cinta dari King Griffin A. Cassano?
" Bagaimana dengan membentuk aliansi pernikahan dengan ku? Bukankah tujuan mu akan tercapai? "
" Kau mabuk, ya? "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon little ky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Beberapa jam lagi
Hanya tinggal menunggu beberapa jam lagi, maka Veroya akan resmi menyandang status sebagai istri King Griffin, nyonya muda Cassano. Rasanya masih tidak percaya, jika mimpinya selama ini akan segera terwujud. Jantung Veroya berdetak sangat cepat lantaran gugup menanti hari esok tiba.
Tepatnya pukul sepuluh pagi besok, Veroya mengucap janji suci pernikahan bersama dengan Griffin. Dua jam setelahnya akan ada pesta pernikahan mereka dengan mengundang lebih dari seribu tamu. Rekan kerja keluarga Vogt dan juga teman-teman Veroya dan Furuya juga akan hadir meramaikan pesta pernikahan Veroya dan Griffin.
Baru setelahnya, pada pukul delapan malam, pesta yang lebih intimate akan digelar. Pesta yang hanya dihadiri keluarga besar kedua mempelai. Memang sengaja dibuat seperti ini, karena Veroya menginginkan adanya sebuah pesta yang intimate dimana hanya ada keluarga saja yang hadir.
" Ekhem... Melamunkan apa? " Fayre datang, menemui Veroya di kamar milik sahabat baiknya itu di hotel yang sama dengannya menginap.
" Hanya memikirkan tentang besok.. Sungguh aku sangat berdebar, Queen.. Rasanya masih tidak percaya jika aku akan menjadi istri King.. Aaaaarrrggghhhh.... Sungguh luar biasa sekali rasanya. " pekik Veroya girang.
Fayre menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu. Sesenang itu, karena akhirnya bisa mewujudkan mimpinya saat dia masih kecil dulu. Mimpi yang awalnya dianggap mustahil, kini justru menjadi kenyataan. Akankah Fayre juga bisa mewujudkan mimpinya yang sama mustahilnya itu.
Melihat raut wajah sendu Fayre, segera Veroya merangkul calon kakak iparnya itu untuk menghibur, " Pasti akan ada masanya dimana nanti kau bisa mewujudkan mimpi mu untuk bisa bersamanya. Lihatlah aku.. " Veroya berdiri di depan Fayre dengan kedua tangan terbuka lebar.
" Sesuatu yang selama ini semua orang katakan mustahil, akhirnya menjadi kenyataan besok. Hanya tinggal beberapa jam lagi saja, mimpi ku akan terwujud.. Maka percayalah, bahwa mimpi mu juga akan terwujud pada waktunya. " Veroya berujar dengan penuh semangat agar bisa menular pada Fayre.
Inilah yang Fayre suka dari seorang Veroya. Meski sahabatnya ini lemot, menyebalkan dan kadang membuatnya kesal, tapi Veroya punya hati yang lembut. Dia selalu bisa memberikan penghiburan untuk hati Fayre yang gundah karena cinta. Veroya juga pendengar yang baik. Selalu ceria hingga membuat siapa saja yang di dekatnya akan tertular keceriaan darinya.
" Makasih ya... Kau selalu bisa menghibur ku. " Fayre langsung memeluk sahabatnya itu.
" Tentu saja dan harus.. Kita adalah sahabat, suka dan duka akan kita rasakan bersama. " Fayre tersenyum mendengar ucapan Veroya.
" Ehmm.. Ve... Kenapa detak jantung mu cepat sekali? " tanya Fayre. Karena mereka berpelukan, Fayre jadi bisa merasakan detak jantung Veroya yang tidak normal.
" Oh Queen... Apa kau tidak tahu? Aku sangat gugup sekali. Rasanya aku akan mati kalau seperti ini terus. " ujar Veroya kumat lebaynya.
" Ck.. Yakin kau ingin mati? Griffin pasti akan dengan senang hati mencari pengganti mu. Tidak mungkin dia mau jadi duda di usia yang masih muda. "
" YA!!! Apa maksud mu bicara begitu? Kau ini dipihak ku atau bukan? "
Tawa Fayre menggema di dalam kamar hotel milik Veroya ini. Moodnya langsung kembali membaik setelah sempat turun saat di awal tadi. Senang rasanya bisa menggoda Veroya yang ekspresinya selalu bisa membuat Fayre lupa akan masalahnya sendiri.
Begitu tawa Fayre mereda, dia pun teringat akan tujuannya datang menyambangi kamar Veroya malam ini. Fayre memiliki informasi penting yang harus Veroya tahu karena ini menyangkut dia dan Griffin. Fayre merasa jika Veroya harus memiliki persiapan yang matang untuk menghadapi masalah yang mungkin akan datang setelah pernikahannya.
" Ve.. Apa kau mengenal baik keluarga mama mu? " alis Veroya menukik tajam, pertanyaan Fayre sukses mengusiknya.
" Apa ada masalah? " Veroya justru balik bertanya.
" Aku dengar, sepupu jauh mama mu akan hadir saat pernikahan mu besok. Tapi seingat ku, bukankah keluarga mama mu selama ini tidak pernah menghubungi mama mu lagi. " Veroya mengangguk untuk membenarkan.
" Baru satu tahun lalu, mereka tiba-tiba menghubungi mama dan mengabarkan jika ojichan ku meninggal dunia. Mereka berkata jika semua kekayaan ojichan, diberikan pada mama yang merupakan anak tunggal keluarga kami. Begitulah awal mula hubungan mama dan keluarganya di Jepang sana mulai kembali terjalin.. " terang Veroya.
" Apa ada masalah? Apa hubungan ini dengan keluarga sepupu jauh mama? " Veroya memang cukup peka meski cara berpikirnya lambat. Satu dari sedikit kelebihan yang dia miliki.
Fayre pun menjelaskan secara singkat apa yang dia ketahui tentang keluarga jauh nyonya besar Vogt. Hubungan antara keluarga itu dengan apa yang sedang Griffin coba untuk dapatkan kembali. Darimana Fayre tahu masalah ini, tentu saja dari Dexon. Asisten pribadi Griffin ini tidak akan bisa menolak keinginannya meski bertentangan dengan Griffin sekalipun.
" Maksud mu, tanah keluarga mereka di Hokkaido adalah salah satu properti milik Cassano? Tapi apa hubungannya dengan aku dan Griffin? " tanya Veroya belum paham.
Fayre memutar bola matanya jengah, tadi saja peka, sekarang lemotnya kembali kambuh, " Aku yakin jual beli properti itu tidak sesederhana menandatangi akta jual beli. Baik aku ataupun Griffin berani bertaruh, bahwa keluarga jauh mu itu pasti merencanakan sesuatu. "
" Hei.. Apa yang bisa mereka lakukan? Aku dan Griffin akan menikah besok. Tidak mungkin mereka berani mengacaukan semuanya. Griffin dan papa ku tak akan membiarkan itu terjadi. " Veroya berujar santai. Tak ada beban sama sekali.
" Kau yakin? Di dunia ini, orang-orang yang serakah akan cenderung menghalalkan segala cara untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan, Ve.. Jangan naif dan munafik. Kau pasti paham maksud ku kan. " Veroya terdiam.
Sepertinya badai akan segera datang menghantam pernikahannya dengan Griffin. Dan badai ini berasal dari keluarga mamanya sendiri. Lalu, apa yang akan Veroya lakukan. Apakah dia akan diam saja.
Seringai jahat nampak di wajah Veroya beberapa saat kemudian. Fayre yang melihat itu bukannya takut atau khawatir, tapi dia justru tersenyum penuh kemenangan. Seringai ini, menyimpan sebuah sisi misterius milik Veroya yang mungkin hanya dia saja yang mengetahuinya.
" Huuuu... Sepertinya aku akan bersenang-senang setelah ini.. Rasanya sudah lama sekali aku tidak melakukan sesuatu yang menyenangkan.. Oh ya Queen.. Apa kau ingat kapan terakhir kali aku bersenang-senang? " Veroya terkekeh.
" Saat kita kuliah kalau aku tak salah ingat. " Veroya mengangguk membenarkan.
" Apa perlu akan meminta izin King, ya? Nanti dia marah lagi kalau aku melakukan sesuatu pada mangsanya. " Veroya jadi ragu. Takut Griffin marah padanya.
" Harus itu.. Setelah kalian menikah, penting untuk berkomunikasi mengenai masalah apapun. Kau, harus bicara pada adik kembar ku itu. " Veroya mengangguk setuju.
" Oh ya, Ve... Kalau kau butuh bantuan untuk menghadapi pengganggu itu, jangan sungkan minta bantuan pada ku. " Fayre mengerlingkan matanya.
" Aku akan sangat senang bisa membantu. Lagian, aku butuh sebuah tempat untuk pelampiasan. "
" Hahaha... Sepertinya kau sedang dalam suasana hati yang buruk, Queen.. "
" Tapi tenang saja.. Aku akan sisakan sedikit untuk mu nanti bersenang-senang... "
Kedua wanita ini langsung tertawa jahat. Siapa pun yang mendengarkan tawa mereka akan ketakutan. Keduanya tertawa sudah mirip suara hantu saja, saking kerasnya.