NovelToon NovelToon
Beringin : The Sacred Tree System

Beringin : The Sacred Tree System

Status: tamat
Genre:Fantasi / Tamat / Spiritual / Mengubah Takdir
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mobs Jinsei

*Untuk mengerti alurnya di sarankan membaca terlebih dahulu Nightmare system sampai selesai*

Kisah seorang pemuda yang memiliki cita cita untuk menjadi seorang atlet mma, terpaksa harus meninggalkan cita citanya karena dia harus bekerja menghidupi ketiga adiknya dan dirinya sendiri akibat ayahnya menghilang. Di usia 10 tahun, dia mengalami sebuah kejadian yang membuatnya mengalami amnesia ringan dan tidak sadar dirinya pernah menolong sesuatu yang sekarang kembali membantu dia menyelesaikan masalah yang sedang di hadapinya.

Genre : Fantasi, fiksi, action, comedy, drama, super heroes, mystery.

Mohon tinggalkan jejak ya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mobs Jinsei, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 23

“Blugh,” Ardo mendarat tepat di atap ruko gym, dia kembali berubah menjadi wujud aslinya dan masuk melalui pintu loteng di lantai empat, dia langsung berlari menuruni tangga ke bawah,

“Oi Do, lo dari mana ?” tanya seorang pria bernama Tarso.

“Oi...gue cari anggota namanya Desi, ada dimana dia So ?” tanya Ardo.

“Dia ada di ruang senam, nape lo ngos ngosan gitu, lagian lo masuk dari  mana ? gue ga liat lo dateng tadi ?” tanya Tarso.

“Ntar aja gue jelasin, gue buru buru,” jawab Ardo langsung berlari.

Dia menuruni tangga dan membuka ruang senam, dia melihat banyak anggota gym wanita yang sedang berada di dalam dan sedang senam kebugaran, Ardo masuk ke dalam melewati para wanita yang sedang senam sambil mencari cari Desi, “blak,” terdengar suara ruang loker tertutup, Ardo langsung bergegas masuk ke dalam ruang loker dan membukanya, “waaaaaa,” beberapa wanita yang berada di dalam berteriak dan berlarian keluar dengan wajah panik bercampur marah, namun Ardo tidak memperdulikannya, dia berjalan menelusuri lorong demi lorong loker.

“Mau apa Do ?” tanya seorang gadis di belakang Ardo.

Ardo berbalik dan melihat Desi yang mengenakan pakaian senam tank top berwarna hitam sedang bertolak pinggang di belakangnya sambil mengusap wajahnya dengan handuk.

“Pas liat gue dateng, lo masuk ke sini kan, kenapa lo menghindar dari gue ?” tanya Ardo sambil berbalik berjalan mendekati Desi.

“Gue ga mau ketemu lo,” jawab Desi mundur ke belakang.

Desi semakin mundur sampai akhirnya dia tidak bisa mundur karena membentur dinding, kemudian “blak,” Ardo memukul dinding tepat di sebelah kepala Desi menggunakan telapaknya dan mendekatkan wajahnya,

“Jelaskan semua sama gue, Des...atau gue panggil lo Intan,” ujar Ardo.

Mendengar ucapan Ardo, Desi tersentak kaget, dia langsung menutup mulutnya dengan tangan dan wajahnya nampak ketakutan.

“Gu..gue bukan Intan,” ujar Desi.

“Jangan bohong, gue tau lo Intan, Adel aja kenal lo kan, lagian gue udah inget siapa lo, kemana aja lo selama ini, ngapain aja lo, kenapa lo diem aja padahal lo di samping gue,” ujar Ardo.

Desi terdiam, dia menunduk dan tubuhnya mulai gemetar, dia mengalihkan pandangan matanya dari tatapan Ardo di depannya dengan menoleh ke arah lain.

“Mundur Do, gue keringetan,” ujar Desi perlahan.

“Jawab dulu gue, baru gue mundur,” ujar Ardo.

“Gue peringatkan Do, mundur,” balas Desi sekali lagi.

“Lo yang bayar hutang bokap gue kan ? tolong ngaku,” ujar Ardo.

“Do, sekali lagi gue mohon, mundur,” balas Desi.

“Dan sekali lagi gue bilang Des, gue ga akan mundur sebelum lo jelasin semuanya,” ujar Ardo.

“Ok, kalau lo maunya begitu, (menarik nafas) munduuuuur,” suara Desi berubah menjadi mengerikan.

Ardo yang kaget mundur selangkah, dia melihat Desi menunduk, tanaman rambat mulai membungkus tubuhnya menjadi kepompong, Ardo yang melihatnya tersenyum dan dia bersiap siap memasang kuda kudanya. “Graaaaaah,” Desi merobek kepompongnya dan melesat keluar menyerang Ardo dengan kedua cakarnya, tentu saja Ardo langsung menangkap kedua cakarnya sambil tersenyum. “Bwuuung,” sebuah layar hologram muncul tepan di antara wajah Ardo dan Desi,

\=====================================================

Name          : Intan Handoko (Desi Kurniawan).

Age              : 21.

Strength     : 35.000

Agility         : 50.000

Stamina      : 20.000

Power         : 68.000

Body           : Nature Titan [change]

Body skill   : Balet martial art, nimble body, chain strike, claw attack.

Skill            : Binding soul Roots, Mimikri, Night vision, Vines flower spy.

\=====================================================

“Sudah gue duga, elo orangnya,” ujar Ardo yang suaranya mulai berubah.

Tubuh Ardo di selimuti oleh kepompong dan dia berubah wujud menjadi manusia tanaman yang besar, “graaaaah,” Ardo mengangkat tubuh Desi dan melemparnya keluar dari ruang loker. “Sreeeet,” Desi mendarat di lantai  ruang senam dengan kedua tangannya menghentikan laju tubuhnya. “Waaaaaa.....toloooong,” terdengar teriakan banyak wanita yang berlarian keluar dari ruang senam. “Bruaaak,” Ardo menerobos ruang loker dan menghancurkan pintunya karena tubuhnya lebih besar dari pintu.

“Graaaaaah,”

Desi yang jongkok dengan satu kaki melompat menerjang Ardo, tubuhnya berputar dan menendang ke arah wajah Ardo. Ardo menangkap kakinya dan membantingnya ke belakang, “braaak,” dinding pun hancur terkena tubuh Desi namun Desi tidak terluka dan dia kembali melompat kemudian duduk di pundak Ardo, Desi menjepit leher Ardo dengan kakinya kemudian menujulurkan tubuhnya ke lantai, kakinya mengangkat tubuh Ardo kemudian melontarkannya ke dinding. “Bruaak,” tubuh Ardo terlempar dan menghancurkan dinding ketika menghantamnya dengan keras, tapi dia langsung bangun dan mengusap mulutnya.

Ardo melihat Desi yang berlutut dengan satu kaki sedang melihat ke arah dirinya dengan geram, terlihat senyuman di wajah Ardo. Dia juga melihat Desi yang juga sedikit tersenyum di depannya sambil mengusap rambutnya.

“Graaaaaaaah,” keduanya langsung maju bersamaan saling menerjang.

“Bwuuung,” sebuah portal terbuka di tengah tengah mereka dan keduanya langsung menghilang masuk ke dalam portal. “Blak,” pintu ruang senam di buka, Tarso masuk ke dalam dan melihat ruang senam yang sudah hancur dengan lantai retak retak, cermin yang pecah dan dinding yang berlubang.

“Mati gue...bakal di pecat atau suruh ganti ama bos nih...aduuuuh,” ujar Tarso mengelus keningnya.

******

“Whoaaaah,”

Ardo dan Desi terpental keluar dari portal, mereka jatuh tepat di bawah pohon raksasa, Ardo melihat ke atas dan dia melihat kota jakarta terhampar di langit dalam kondisi terbalik, dia langsung menyadari kalau dirinya berada di alam astral.

“Maaf aku terpaksa membawa kalian kesini,” ujar Beringin.

Ardo dan Desi menoleh, mereka melihat Beringin sedang jongkok di depan keduanya, kemudian Beringin membantu keduanya berdiri.

“Kenapa lo bawa kita kesini ?” tanya Ardo.

“Bisa jelaskan Beringin ?” tanya Desi.

“Maaf, sebenarnya aku tidak ingin ikut campur, tapi ada hal mendesak, lihat,” ujar Beringin.

“Bwuuung,” sebuah layar terbuka, di layar menampilkan sekitar 20 orang masuk ke dalam rumah Ardo, di paling belakang terlihat Franki berjalan masuk ke dalam pagar sambil menyalakan rokok bersama dengan seorang pria paruh baya yang di kenal oleh Ardo.

“Hah...om Sam ? kenapa dia bisa bareng si bajingan itu ?” tanya Ardo.

“Sam atau Samuel adalah om dari Franki,” jawab Beringin.

“Bang***\, pantes segitunya dia ngincer rumah gue\, oi Beringin\, buka portal\, gue pulang\,” ujar Ardo.

“Tunggu Do.....gue ikut,” ujar Desi.

Ardo menoleh melihat Desi yang berdiri di sebelahnya, kemudian dia berbalik dan memegang kedua pundak Desi,

“Lo tau kan, dua ade gue benci sama lo, lagian di sana ada om Irwan, sebaiknya lo tunggu di sini,” ujar Ardo.

“Ga, gue ikut, tolong Do, gue ga mau lari lagi,” ujar Desi.

“Ah maaf mengganggu, sebelumnya perlu aku katakan, yang kalian lihat di layar itu adalah masa depan, atau lebih tepatnya akan terjadi 120 menit dari sekarang,” ujar Beringin.

Ardo dan Desi menoleh melihat Beringin yang tersenyum di sebelah mereka, kemudian keduanya saling melihat satu sama lain.

“Lo mau ikut ? ok, gue ga keberatan, tapi bisa lo jelaskan semuanya soal orang itu dan kenapa lo bisa berhubungan dengan Beringin,” ujar Ardo.

“Gue jelasin singkat aja,” balas Desi.

Desi langsung mengatakan kalau memang benar dia yang menghalangi ekspedisi Franki atas permintaan Irwan dan menguras uang milik Franki sejak 3 bulan yang lalu semenjak dirinya ketahuan di incar oleh Franki karena ketahuan. Uangnya dia pakai untuk menebus hutang ayah Ardo sebab dia tahu kalau tetangga Ardo adalah om dari Franki yang mengincar rumahnya karena ada maksud lain, yaitu mencari rahasia tersembunyi prof Adit di rumah itu. Ardo menepuk keningnya dan menggelengkan kepalanya,

“Lo kenapa ga cerita ama gue, tiap hari lo duduk di sebelah gue, bahkan beberapa kali kita jalan sama sama walau ga saling bicara, kenapa lo bohongin gue selama ini, kalau ingatan gue ga ilang, lo kan tau perasaan gue ke elo gimana,” ujar Ardo.

“Maaf Do, gue sebenernya ga pengen boongin elo, gue pengen lo inget sama gue secara alami dan gue pasrah kalo lo benci gue, gue tau lo hilang ingatan sejak 11 tahun yang lalu dan lo inget gue lagi pas kita kelas 2 sma, tapi gue malah bikin lo amnesia lagi gara gara ulah gue dan bikin lo koma lagi, gue sebenarnya ga mau seperti itu, gue bener bener minta maaf Do, gue sebenernya....gue sebenernya....hik,” ujar Desi menangis.

Ardo tidak menjawab, namun dia merentangkan kedua tangannya dan memeluk Desi di depannya.

“Gue...sebenernya ga mau membani lo, gue mau ngatasin semua sendiri, gue ga mungkin ngelibatin lo di dalam masalah gue, gue benci orang itu Do, gue jijik sama dia, tapi gue merangkul dia, maafkan gue Do,” ujar Desi.

“Iya Des, gue ngerti,” balas Ardo.

“Alasan gue ga mau cerita karena gue udah ngerasa ga pantas ada di sebelah lo Do, gue pengen lo bahagia,” balas Desi.

“Iya, gue tau, lo selalu bilang begitu kan sama gue waktu kita kelas 2 sma,” ujar Ardo.

“Gue udah nyakitin banyak orang Do, gue nyakitin lo, gue nyakitin ade ade lo, gue nyakitin nyokap gue, gue parah Do...hik...hik,” ujar Desi.

Ardo mempererat pelukannya, Desi membalas memeluk Ardo dengan erat dan menangis meraung raung di pelukan Ardo. Setelah keduanya tenang kembali dan melepaskan pelukan mereka,

“Kalau dari cerita yang lo bilang, lo menghalangi ekspedisi om Irwan karena Franki terlibat, berarti lo ga tau soal bokap gue dan nyokap lo yang terkurung di dalam situs purbakala itu ?” tanya Ardo.

“Gue ga tau soal itu, gue cuman tau mereka berencana kesana dan gue menunggu mereka di titik yang tepat, gue tau nyokap gue ilang empat bulan lalu trus selama tiga bulan gue cuman mengamati gerak gerik orang itu dan menghalangi dia di setiap ada kesempatan, tolong ceritain semua ama gue Do, apa yang terjadi sama mama dan om Adit,” jawab Desi.

“Nanti gue ceritain semuanya, lagian om Irwan juga ada sama gue,” ujar Ardo.

“Tapi....gue minta Beringin ngilangin ingatan semua orang tentang gue tiga bulan lalu, termasuk om Irwan, cuman aja gue bikin pengecualian buat lo, Adel, Andin dan Anisa karena gue sayang kalian, gue ga kuat kalau kalian melupakan gue, lebih baik kalian benci gue tapi inget gue daripada kalian lupa sama sekali sama gue,” ujar Desi menunduk.

“Ga ada masalah, lo tetep pakai nama Desi, yang sudah meninggal Intan dan kalau ade ade gue tanya, bilang aja lo saudara kembar Intan yang kalo nongol gantian,” ujar Ardo tersenyum sambil mengelus kepala Desi.

“Makasih ya Do, gue nyesel atas perbuatan gue ke elo...gue juga mau minta maaf ama Adel dan Andin, mereka ketakutan banget waktu itu,” ujar Desi memeluk Ardo.

“Gue ngerti, tapi karena kejadian itu jadi satu gue ada pertanyaan lagi buat elo Des, tapi sebelumnya sori gue nanya begini, si Franki itu nyentuh lo ga ?” tanya Ardo.

Desi tertegun dan menunduk, tapi kemudian dia menggelengkan kepalanya, Ardo menarik nafas panjang dan bersiap menerima apapun jawaban Desi.

“Kenapa lo nanya gitu ?” tanya Desi.

“Karena jawaban lo menentukan dia gue bunuh atau tidak malam ini,” jawab Ardo.

“Tenang aja, gue masih murni, ga mungkin gue biarkan dia menyentuh gue,” ujar Desi.

“Lo ga ngebohongin gue kan ?” tanya Ardo.

“Enggak, gue berani sumpah (walau gue ampir di perkosa sama si brengsek itu dan anak buahnya tiga bulan lalu karena niat gue deketin dia ketahuan dan dia tau identitas gue, untung aja waktu itu Beringin udah bangun dan nyelametin gue),” jawab Desi sambil melirik ke Beringin yang tersenyum dan mengedipkan mata.

1
Ellya Syaji'ah
bagus... lanjut...
Mobs Jinsei: makasih dukungan nya kakak
total 1 replies
Razali Azli
wow! menarik. masih awal chapter. terlalu banyak persoalan. mungkinkah bapa mereka telah ditransmirgasi ke dunia kultivator?
Mobs Jinsei: terima kasih dukungannya kakak
total 1 replies
Linna_Naa^•^
tamatin ya thor, seru banget soalnya
Mobs Jinsei: siap kak, makasih dukungannya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!