EKSKLUSIF HANYA DI NOVELTOON.
Nanda Maheswari tak pernah menyangka bahwa ia akan mengandung benih dari Langit Gemintang Laksono tak lama setelah pria yang ia cintai secara diam-diam tersebut merudapaksa dirinya karena emosi dan salah paham semata. Terlebih Langit saat itu di bawah pengaruh alkohol juga.
"Aku benci kamu Nan !!" pekik Langit yang terus menggempur Nanda di bawah daksa tegapnya tanpa ampun.
"Tahu apa kamu soal cintaku pada Binar, hah !"
"Sudah miskin, belagu! Sok ikut campur urusan orang !"
Masa depannya hancur berantakan. Kehilangan kesucian yang ia jaga selama ini dan hamil di luar nikah. Beruntung ada pria baik hati yang bersedia menutupinya dengan cara menikahinya. Tetapi naas suaminya tak berumur panjang. Meninggal dunia karena kecelakaan.
"Bun, kenapa dunia ini gelap dan kejam?"
Takdir semakin pelik bagi keduanya. Terlebih Langit sudah memiliki istri dan satu orang anak dari pernikahannya.
Update : Setiap Hari.
Bagian dari Novel : Sebatas Istri Bayangan🍁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Safira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 - Syok
Malam hari pun tiba, saat ini jam menunjukkan pukul 20.00 WIB. Derap langkah sol sepatu Langit menggema di sebuah lorong rumah sakit di kota Malang.
Usai mendapat kabar yang cukup mengagetkannya siang tadi, dirinya langsung meminta izin pada penyelenggara seminar untuk mendadak pulang. Beruntung usai makan siang tinggal acara santai karena inti acara seminar sudah selesai dipaparkan oleh Langit sebelum jam makan siang.
Langit bergegas mencari tiket pesawat dari Medan dengan tujuan ke Malang. Beruntung ada tiket pesawat yang berhasil ia dapatkan. Dan malam hari dirinya sudah menginjakkan kakinya di rumah sakit, tempat sang ayah terbaring sakit.
Langkah kaki Langit semakin cepat tatkala ia melihat dari kejauhan, ibunya duduk di depan sebuah ruangan ditemani oleh pembantu rumahnya yang bernama Ijah. Tak tampak Alea maupun Zaky, sang ajudan Ayahnya.
"Ma," sapa Langit saat ia sudah dekat dengan Ayu.
Seketika Ayu yang tengah menangis, langsung mendongak. Ia berdiri dan mendekap putranya.
"Lang,"
"Hiks...hiks...hiks..." tangis Ayu pun seketika pecah.
"Papamu, Lang. Hiks...hiks...hiks..."
"Sabar, Ma. Papa pasti sembuh," ucap Langit berusaha menguatkan ibunya yang tengah menangis pilu dalam pelukannya.
Wajah kusut dan tampilannya yang terlihat acak-acakan tak dihiraukan oleh Langit. Sebab pikirannya tengah kalut mengenai kondisi ayahnya. Terlebih dirinya baru saja menempuh perjalanan udara yang cukup melelahkan. Ditambah pertengkaran di telepon antara dirinya dengan Kayla sebelum ia naik pesawat menuju ke Malang, membuatnya semakin pusing dan kacau. Karena emosinya sedang tidak baik-baik saja saat ini.
Ketika di Medan, Ayu menghubungi dirinya karena sang Ayah yakni Bayu, mendadak drop dan harus dilarikan ke rumah sakit. Sebenarnya sang Ayah sudah lama terlihat sakit tepatnya sekitar dua tahun setelah dirinya menikah dengan Kayla. Namun Bayu selalu mengatakan pada keluarganya jika dirinya baik-baik saja. Hanya sakit maag biasa.
Ya, Bayu selama ini merahasiakan penyakitnya. Ia tak mau membuat keluarganya terbebani dan bersedih. Ia pun menjalani pengobatan secara diam-diam. Selalu mengatakan jika sakitnya karena maag nya kambuh saja padahal bukan.
Brigjen Pol. (Purn) Bayu Laksono divonis menderita gagal ginjal. Walaupun saat pertama kali divonis, penyakit ginjal Bayu belum sampai pada level wajib cuci darah. Selama ini Bayu masih memilih jalur pengobatan medis dengan obat atau suntikan.
Ayu begitu syok saat dirinya pulang dari acara arisan bersama Ibu-Ibu Kemala Bhayangkari di sebuah restoran ternama di Malang, sesampainya di rumah justru ia terkejut melihat suaminya tergeletak tak sadarkan diri di lantai kamar mandi pribadi mereka.
Alhasil dirinya bersama Ijah dengan meminta bantuan tetangga sekitar yang juga anggota kepolisian, berhasil membawa sang suami ke rumah sakit langganan keluarga mereka.
"Stadium penyakit Pak Bayu mengalami peningkatan. Sepertinya Pak Bayu tidak rutin meminum obat yang biasa kami berikan dan tekanan darah pasien juga meningkat. Kami menduga pasien tengah mengalami banyak pikiran atau stress. Pada pertemuan terakhir, kami selaku tim dokter sudah menyarankan beliau untuk mengambil tindakan cuci darah atau jalan yang paling cepat dan ampuh yakni donor ginjal yang cocok. Tapi Pak Bayu menolak melakukan hal itu. Kami sempat meminta agar Pak Bayu memanggil anggota keluarga yang ada untuk melakukan serangkaian pemeriksaan. Siapa tahu ada donor ginjal yang cocok untuk Pak Bayu. Sehingga dapat mempercepat penyembuhan pasien tanpa harus mengambil langkah untuk cuci darah," tutur sang dokter pada Ayu.
Seketika jantung Ayu Windarsih syok bukan main usai mendengar untaian kalimat yang keluar dari bibir dokter yang memeriksa suaminya tersebut.
"Jadi maksud Dokter, suami saya terkena penyakit ginjal bukan lambung atau maag?" tanya Ayu yang ingin meyakinkan dirinya sendiri bahwa apa yang barusan ia dengar dari dokter tersebut tidak benar adanya. Ia masih tak percaya mengenai vonis penyakit ginjal yang terjadi pada suaminya.
"Benar, Bu. Pak Bayu terkena gagal ginjal. Beliau sudah menjadi pasien kami sebelumnya. Ada history kontrol dan pemeriksaan yang beliau lakukan secara rutin di rumah sakit ini. Ibu bisa mengeceknya jika ingin bukti valid. Namun memang selama ini Pak Bayu sudah mengatakan pada kami untuk merahasiakan sakitnya tersebut pada keluarganya. Akan tetapi untuk saat ini kami sebagai tim dokter meminta maaf karena harus melanggar aturan yang beliau terapkan. Dengan terpaksa dan berat hati kami harus menyampaikan hal ini pada pihak keluarga. Agar segera mendapatkan keputusan yang tepat untuk solusi kesehatan pasien. Semua demi nyawa pasien itu sendiri," ucap sang dokter.
Saat keluar dari ruang dokter, tubuh Ayu langsung merosot ke lantai rumah sakit yang dingin. Ijah dengan sigap menahan tubuh majikannya. Namun Ayu tetap terduduk lemas di atas lantai.
Pandangannya seakan menjadi kosong dan hampa. Tubuhnya terasa lemas tak bertulang.
Sosok gagah yang menjadi belahan jiwanya. Laki-laki yang selalu menjadi garda terdepan untuk dirinya. Laki-laki yang dahulu pernah ia kecewakan hatinya namun tetap dengan setia menerima dirinya apa adanya dan tetap mencintainya tanpa memandang asalnya dan masa lalunya yang kelam.
Kini lelaki itu tengah sakit dan berada di ujung tanduk hidupnya jika tidak segera mendapatkan donor ginjal yang cocok. Suami yang selalu membahagiakan dirinya dan rela berkorban untuknya. Sedih, tentu saja hal itu yang kini dirasakan oleh seorang Ayu Windarsih.
Tiba-tiba puzzle-puzzle ingatannya di masa lalu seakan tengah datang untuk mengolok-olok dirinya saat ini. Air matanya menetes membasahi pipinya tanpa bisa ia bendung. Rasa bersalah mendalam tengah bercokol di hatinya.
Kenangan masa lalu saat ia datang ke rumah Bening di Jakarta bersama Alea dan tanpa ba bi bu langsung menuduh Bening tidak becus mendidik Binar. Ia menuduh Binar menggoda Langit agar putra kesayangannya tersebut bersedia mendonorkan ginjalnya untuk Binar. Padahal faktanya tidak seperti itu.
Lebih parahnya, dirinya menghubungi Binar secara pribadi dan marah-marah serta menuduh putri Bening yang tidak-tidak. Terlebih saat itu status Binar sudah menikah dengan Dion dan Langit masih single. Membuat dirinya sebagai ibu kandung Langit gelap mata. Sehingga menuduh tanpa bukti yang jelas hanya berdasarkan keterangan sepihak dari Alea, saudari kembar Langit.
Tanpa ia sadari bahwa saat itu kondisi kesehatan Binar sedang berada di fase yang kurang baik. Alhasil usai mendapat telepon darinya, Binar langsung drop dan tak sadarkan diri. Tubuh Binar yang tergeletak di dalam kamar, ditemukan oleh kedua putrinya yang masih kecil yakni Devina dan Disya. Binar harus masuk ICU dan stadium penyakitnya semakin meningkat.
Sejak itu lah hubungan dua keluarga dan persahabatan antara Arjuna dan Bayu pun renggang hingga sekarang. Kini ia seakan dejavu. Ia mengalami hal yang sama seperti yang Arjuna dan Bening lalui di masa lalu. Orang terkasih menderita penyakit yang sama. Bedanya di masa lalu penyakit itu menimpa Binar, putri Arjuna dan Bening. Saat ini penyakit tersebut menimpa suaminya, Bayu Laksono.
"Maafkan aku Bening-Juna. Maafkan Tante, Binar. Maaf,"
"Ya, Tuhan. Ampunilah dosaku. Jangan Engkau ambil Mas Bayu. Aku enggak sanggup hidup tanpanya. Hiks...hiks...hiks..." batin Ayu menjerit pilu.
Bersambung...
🍁🍁🍁
kasihan alea uh salah jalan, langit juga tersiksa pnya mak rempong sombong gini