REINKARNASI berkali-kali dan berpacaran dengan seorang MALAIKAT TERKUTUK? Oh, please! Itu hanyalah sebuah cerita fantasi!
Tapi di Cerita ini, semuanya terasa... NYATA!
Kisah CINTA terlarang antara Manusia dan Malaikat, yang menyebabkan terjadinya peperangan antara Malaikat dan Golongan Terasing.
Golongan Terasing adalah Makhluk Abadi yang memburu seorang Myra Ainsley (Manusia), karena sudah menyalahi TAKDIR dengan melakukan REINKARNASI berkali-kali.
Itulah sebabnya Ignatius (Malaikat), menyembunyikan Myra Ainsley di sekolah tempat manusia setengah malaikat (NEPHILIM) agar terhindar dari kematian.
-Apakah Ignatius berhasil memerangi para MAKHLUK ABADI itu?
-Apakah Myra Ainsley berhasil mempertahankan hidupnya di Reinkarnasi terakhirnya?
Ikuti kisah "THE CURSED ANGEL" hanya di NovelToon... ❤
👣Follow Me👣
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aurora79, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TCA-23 : PERDEBATAN!
"Tapi gadis itu sudah siap...."
"Aku tidak akan mengorbankan apa yang sudah dicapai kelas kita ini hanya karena.... Karena...." ujar Calliope berapi-berapi dengan nafas yang memburu.
"Jangan terlalu Picik, Calliope! Kita sudah membuat kurikulum yang cukup bagus. Kita sama-sama tahu akan hal itu! Murid-murid kita jauh lebih unggul dari pada program anak-anak Nephilim di seluruh dunia. Kamu yang mewujudkan hal itu, dan kamu pantas untuk berbangga! Tapi keadaannya sangat berbeda sekarang," ujar Cheva kepada Calliope.
"Cheva benar, Calliope..." ujar suara orang ketiga di dalam ruangan itu.
Suara seorang pria.... Myra merasa tidak asing dengan suaranya. Tapi, siapa?
"Mungkin sebaiknya, kamu buang saja kalender akademikmu itu. Gencatan senjata diantara pihak kita, adalah satu-satunya jadwal yang berlaku..." ujar suara pria ketiga itu.
Calliope menghela nafasnya dengan berat....
"Haaah! Apakah kamu benar-benar menganggap...." ujar Calliope terjeda kembali.
"Dilihat dari seorang Ignatius yang aku kenal, dia pasti akan menepati waktunya. Mungkin dia sudah menghitung mundur setiap menit yang berlalu," ujar suara pria ketiga itu.
"Ada lagi yang lain..." ujar Cheva.
Hening sesaat, lalu terdengar suara laci di buka dan suara orang tersentak.
'Sreeet.... Haaaah?!"
"Dari mana kamu mendapatkan itu? Apakah kamu melakukan barter?" tanya suara pria ketiga itu.
"Tentu saja dia tidak melakukannya! Cheva menemukannya di dalam hutan saat bertugas keliling semalam!" jawab Calliope dengan nada tersinggung.
"Barang ini asli, bukan?" tanya Cheva.
"Haaaah! Sudah terlalu lama bagiku untuk menilainya. Sudah berabad-abad lamanya aku tidak pernah melihat Peluru Bintang. Ignatius pasti tahu, aku akan membawa ini kepadanya," jawab suara pria ketiga itu sambil menghela nafasnya.
"Itu saja? Menurutmu, apa yang harus kami lakukan untuk sementara waktu ini?" tanya Calliope.
"Begini, Calliope... Ini bukanlah bidangku! Dan benar-benar bukan gayaku...." ujar suara pria yang menggelitik benak Myra.
"Ck! Tolonglah...." ujar Calliope memohon.
Suasana di dalam kantor itu hening sesaat. Jantung Myra serasa berhenti berdegup.
"Oke, baiklah! Jika aku menjadi kalian, maka percepat segalanya di sini. Perketat pengawasan terhadap mereka dan lakukan segalanya yang kalian bisa untuk mempersiapkan mereka semua. Akhir Zaman tidak akan menyenangkan!" ujar suara pria ketiga tersebut.
Akhir Zaman... Itu yang pernah dikatakan oleh Mallory, jika Cyrill dan pasukannya memenangkan pertarungan di Two Sword & Tiger pada malam itu.
Tapi, mereka tidak menang... Kecuali sudah ada pertarungan lain. Tapi, apa yang perlu di persiapkan oleh para Nephilim?
...----------------...
Suara berat kaki kursi yang digeser, membuat Myra melompat mundur. Dia tidak seharusnya menguping percakapan tadi, apa pun topik yang sedang mereka bicarakan.
'Bodoh... Bodoh! Dasar jiwa kepo diriku yang meronta! Bikin susah aja! Semoga gak ketahuan!" maki Myra terhadap dirinya sendiri sambil mengusap dadanya.
Kali ini, Myra merasa bersyukur dengan adanya ruang-ruang misterius dalam tata arsitektur di Laware.
Myra bersembunyi di bawah hiasan kayu diantara dua rak buku dan menyelipkan tubuhnya ke celah yang berada di dinding.
"Tap.... Tap... Tap.... Braaak!"
Suara langkah kaki seseorang yang keluar dari kantor dan pintu di tutup rapat. Myra menahan nafasnya dan menunggu orang tersebut hingga menuruni anak tangga.
Awalnya, Myra hanya bisa melihat kaki orang tersebut. Sepatu boot kulit bergaya Eropa berwarna cokelat. Lalu sepasang tungkai yang berbalut celana jeans warna tua terlihat, ketika sosok itu mengitari birai menuju ke lantai dua bangunan ini. Kemeja bergaris biru-putih. Dan yang terakhir, rambut gimbal tebal berwarna hitam emas yang Myra kenal.
"Ternyata Kesha Leaman muncul di Laware!" batin Myra berkata.
Myra bergegas lompat keluar dari persembunyiannya. Mungkin dia akan merasa canggung di hadapan Calliope dan Cheva, yang merupakan pasangan sempurna, dewasa, dan berkuasa... Plus gurunya.
Kesha Leaman tidak membuat Myra takut.... Setidaknya, tidak terlalu.... Dan tidak lagi! Lagi pula, pria itu sangat dekat dengan Ignatius, dari pada siapa pun yang dia temui beberapa hari belakangan ini.
'Tap... Tap.... Tap...'
Myra berjalan menuruni anak tangga sepelan mungkin, lalu dia menerobos pintu pondok untuk menuju ke arah beranda. Myra melihat Kesha berjalan santai menuju laut, seakan dia tidak memiliki kepentungan lain yang harus dia kerjakan.
"KESHA LEAMAN!" teriak Myra memanggil pria itu.
Myra menuruni beberapa anak tangga terakhir dengan terburu-buru dan berlari kecil mengejar pria tersebut.
Kesha berhenti di ujung jalan setapak dekat ujung tebing melandai berbentuk jurang curam berbatu karang.
Pria itu berdiri tegak tanpa bergerak sambil menatap air. Myra tidak menyangka akan merasa sangat gugup seketika. Secara perlahan, Kesha Leaman mulai memutar tubuhnya.
"Well...well...well! Akhirnya seorang Myra Ainsley mengenal cat rambut juga!" ujar Kesha sambil tersenyum ke arah Myra.
"Aaaah!... Ini...." ujar Myra sambil mencengkeram rambutnya.
Myra merasa terlihat konyol dengan warna rambut barunya.
"Tidak apa-apa... Ini terlihat cocok untukmu. Perubahan besar di masa-masa sulit," ujar Kesha Leaman.
Kesha Leaman berjalan menghampiri Myra, menepuk-nepuk rambut Myra dengan jemarinya.
"Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Myra.
"Mendaftarkan diri... Aku baru saja mengambil daftar pelajaran dan bertemu guru-guru. Kelihatannya tempat ini cukup bagus!" jawab Kesha Leaman sambil mengangkat bahunya.
Tas kain tenun yang disampirkan di salah satu bahu Kesha Leaman menampakkan sesuatu yang panjang dan tipis, mencuat dari dalam berwarna keperakan.
Kesha Leaman mengikuti tatapan Myra, lalu dia memindahkan tas itu ke bahu yang satunya lagi, dan mengencangkan ikatan bagian atas tas tersebut.
"Kesha.... Kamu meninggalkan Two Sword & Tiger?... Kenapa?... Kenapa kamu ada di sini?" tanya Myra dengan suara bergetar.
"Hanya ingin perubahan suasana..." jawab Kesha dengan pelan.
Myra ingin bertanya tentang yang lainnya, tentang Mariam dan Gene. Bahkan tentang Rella... Apakah mereka semua menyadari dan perduli tentang dia yang meninggalkan sekolah?
Tapi ketika dia membuka mulutnya, kalimat yang keluar sangat jauh dari apa yang ingin dia tanyakan.
"Apakah yang tadi kamu bicarakan dengan Calliope dan Cheva?" tanya Myra.
Tiba-tiba raut wajah Kesha Leaman berubah menjadi serius, tapi tidak acuh.
"Tergantung.... Berapa banyak yang kamu dengar?" jawab Kesha sambil bertanya balik.
"Ig...Ignatius. Aku mendengar kamu berkata bahwa dia.... Ah! Kamu tidak perlu menutupinya dariku, Kesha. Berapa lama lagi dia akan kembali? Karena, rasanya aku tidak bisa....." ujar Myra kepada Kesha.
"Ayo! Kita jalan-jalan sebentar, Myra!" ujar Kesha Leaman sambil merengkuh bahu Myra.
Meskipun dulu Myra merasa risih ketika Kesha Leaman merengkuh bahunya di sekolahnya yang lama, kini Myra merasa nyaman saat pria itu melakukannya.
Mereka tidak pernah akrab, tapi pria itu mengingatkan Myra akan masa lalunya. Seperti memiliki sebuah hubungan, yang akhirnya membuat Myra bergantung kepada seorang Kesha Leaman.
...----------------...
semangat berkarya!!
mari terus saling mendukung untuk seterusnya 😚🤭🙏
next ya sengku, dtunggu chapter berikutnya. semangat😍🌹