NovelToon NovelToon
Rabu Kliwon

Rabu Kliwon

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Tamat / Mata Batin / Kutukan / Kumpulan Cerita Horror / Tumbal
Popularitas:15.5k
Nilai: 5
Nama Author: Eka Siti Nurhasanah

Konon ada sebuah kejadian mistis, roh seorang dukun beranak yang tidak sempurna. Mendatangi setiap warga dengan wujudnya seperti di kala dia hidup, terkadang membuat lupa jika Bu Inggit sudah meninggal ketika orang yang tak sengaja berpapasan dengannya. Kematian Bu Inggit yang tidak wajar masih menjadi misteri di desa, mungkin karena sebab itu rohnya masih gentayangan. Teror tidak berakhir, semua warga di sana menjadi tumbal, tidak akan ada yang lolos, seperti kutukan semuanya meninggal dan akan kembali ke tanah kelahirannya. kecuali, keluarga Asih yang berhasil melarikan diri ke kota 13 tahun berlalu teror itu datang menjadi bumerang untuk kehidupan keluarganya, bagaimana perjuangan Citra, cucu dari Asih yang tidak tahu apapun dan harus berjuang menanggung semua nya, berjuang untuk tetap hidup dan mencari sendiri jawaban yang tersembunyi. Apakah citra bisa melewatinya? Atau takdir membuatnya mati seperti yang dikatakan teror itu, jika tidak akan ada yang selamat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Siti Nurhasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tumbal Berdarah

Apa maksud ibu? Aku semakin gak paham." Kavi mulai sedikit serius.

"Asih anakmu untukku!"

"Asih anakmu untukku!"

"Asih anakmu untukku!"

Asih menghela napas lagi, beberapa kali mencoba bicara yang nyatanya sangat sulit sekali. Dia menggelengkan kepala terus karena nyatanya suara lain yang dia dengar semakin sering dan mengganggu.

Kavi melihat pertanda salah yang diperlihatkan oleh Asih Ibunya. Kavi melihat jika Ibunya yang ada sekarang sedang begitu ketakutan sampai tidak lancar untuk bicara mengatakannya dengan terus terang. Kavi berhenti mendesak meski batinnya terus bertanya-tanya, apalagi setelah pernyataan terakhir ibunya yang mengatakan jika Mang Ahmad adalah orangnya. Apa maksudnya?

Kavi membiarkan Ibunya beberapa saat hingga benar-benar tenang. Meski begitu Kavi tak melepaskan sejengkal pun jauh dari Ibunya.

Praaanngg....

Suara pecahan kaca terdengar dan berasal dari dalam kamar Citra.

Kavi panik dan spontan berlari ke dalam kamar Citra.

"Citra!" Teriak Kavi panik.

Ketika ingin memburu Citra dengan kedua tangan yang sudah berlumuran darah karena memecahkan cermin lemari dengan tangannya, langkah Kavi terhenti, ada sesuatu yang menarik terlihat oleh Kavi saat itu. Dari retakan cermin di lemari Kavi merasa ada yang aneh sekali, pantulan bayangan cermin tidak memperlihatkan sosok dari citra anaknya, melainkan terlihat punggung seorang lelaki.

Citra menatap lurus dan nanar ke arah Neneknya Asih. Namun asih tak berkutik sedikitpun, dia tahu jika cucunya itu sedang dirasuki oleh sosok lain, sosok yang sangat ditakuti olehnya.

Selanjutnya, tampak gerakan citra begitu cepat mencabut cermin yang retak itu dengan tangannya, karena sedikit susah citra masih memaksakan tangannya hingga semakin berdarah.

Kavi semakin syok dia berteriak terus namun tak diindahkan oleh anaknya itu. Seorang ayah tentu saja akan mengorbankan segalanya untuk anaknya sendiri.

Kavi cepat ingin merebut cermin di tangan putrinya.

Namun pemandangan selanjutnya adalah sesuatu yang tidak diharapkan oleh siapapun juga.

"Asih anakmu untukku!"

"Asih anakmu untukku!"

"KAVII!!!" Teriak Asih bersamaan ketika Kavi berbalik memegangi lehernya. Tampak darah terus merembes dengan cepat dari leher, saking sakitnya kavi tak bisa berbicara apapun.

Asih cepat mendekat berlari ke arah kavi yang tiba-tiba ambruk ke lantai. Begitupun dengan Citra yang saat itu juga jatuh pingsan ke lantai.

"KAVIII!!!" Teriakkan histeris Asih yang terus memanggil putra semata wayangnya yang sekarat. Seketika itu rasanya seluruh langit runtuh menimpa dirinya, Asih tak menyangka, mengapa kejadian ini menimpa putranya. Asih tak pernah bisa membayangkan lagi bagaimana dia hidup setelah kehilangan Kavi.

Asih menangis sejadinya, detik-detik Kavi yang sekarat justru menjadi sesuatu yang paling menakutkan baginya, dia tidak bisa berbuat apapun.

"Dia kembali..."

"MAS?" Ucap Zira terhenti di ambang pintu. Zira menggelengkan kepala tak percaya. Zira tidak tahu apakah pemandangan di depannya adalah nyata?

"Ahmad yang telah membawa bencana itu, dia mengalami semua kutukan karena kemauan orang tuanya dan perbuatan orangtuanya. Ayahmu sangat baik, dia tetap ingin membawa Ahmad, bencana itu bersama kita." Tiba-tiba asih sangat lancar mengatakannya. Tak peduli waktu, tak peduli jika saat itu ada zira, namun asih mengatakannya dengan lancar.

Kavi menatap ibunya yang sudah sepuh, dia sedikit memperlihatkan senyum, namun ada satu fakta yang tidak diketahui Asih saat itu, jika ternyata Kavi tahu semuanya, Kavi juga tahu jika Ibunya sendiri yang membunuh Ahmad, Ibunya yang frustasi, tentu saja Kavi sangat menyayanginya tanpa batas, tidak ada satupun Ibu yang salah, tidak ada satupun ibu yang jahat di dunia ini. Kavi tahu dan menyembunyikan semuanya, dia hanya ingin Ibunya tenang, tak mengingat lagi apapun hingga Ibunya bisa hidup di masa depan.

Asih histeris sejadinya, seolah dia tak lagi mengharapkan untuk hidup, Asih menangis karena sudah kehilangan segalanya, hingga dunia menurutnya tak lagi pantas untuk dia tempati, Asih sangat terpukul, entah apa yang sedang menunggunya atau membiarkannya hidup.

Zira histeris sejadinya, dia melihat suami yang sangat disayanginya bersimbah darah, kemudian nyawa pun hilang di tangan cermin yang berdarah. Sebagai seorang Ibu zira tak ingin mengakui jika semua yang terjadi atas kesalahan putrinya. Zira tak percaya itu.

Tubuh zira tersungkur lemah di dekat Kavi yang sudah meninggal dunia.

Asih masih mematung menatap kosong pada satu arah yang mulai memperlihatkan sosok lain. Ahmad seorang pemuda yang linglung karena perbuatan Ibu dan ayahnya. Tanpa sadar semua pemandangan lain masuk ke dalam pikiran Asih, seolah sedang ingin memberitahunya.

Asih melihat desa tempatnya dulu yang mengalami kebakaran, semua mayat terkubur dan membusuk dengan sendirinya di sana tanpa dimakamkan, bahkan tidak ada satupun hewan buas atau hewan liar yang berani masuk ke tempat itu. Semua meninggal dan kembali ke tanahnya.

Tampak sebuah pesantren yang sudah usang, meskipun kokoh tapi bangunannya dimakan lumut dan kotor. Dua makan di sana, dan semua orang meninggal tergeletak dengan cara yang tidak manusiawi, sebuah teror, perang antara manusia dan jin. Semuanya ulah Inggit dan Bari dua orang warga di desa yang menyembah setan, hingga semuanya harus menanggung akibat karena tumbal yang sudah banyak berjatuhan, banyak bayi yang mati di sana ulah dari praktek yang berkedok sebagai dukun beranak. Perjanjian jin dan manusia adalah perjanjian dia alam yang tidak bisa putus tanpa bayaran. Dan bayarannya adalah semua nyawa warga asli dari desa itu.

Pemandangan terakhir tampak satu santri yang dikabarkan hilang 13 tahun lalu. Santri Wati itu adalah Cantik yang juga terkahir meninggal di tangan pesugihan.

Kini asih sudah menjalankan ritual lain, sebuah perjanjian dengan Jin penjaga agar menjaga anak dan cucu nya, Jin pesugihan pembawa sial di desa tetap akan mengincar semua warga asli yang masih hidup, terutama yang berhasil kabur atau pindah ke kota.

Asih melihat perjuangan suaminya untuk semua warga, sampai dia kelelahan karena tidak bisa tidur dalam seminggu, terus mengaji dan menjaga pesantren, hingga harus meninggal karena takdir.

Dan tidak ada yang berani datang ke desa tersebut, semuanya seolah lenyap dan menjadi desa yang tak tersentuh.

#####

Mobil polisi sudah berjajar di depan rumah besar dan mewah yang ada di salah satu perumahan itu. Kemudian beberapa orang polisi membawa nek Asih yang tampak diam saja dengan tatapan kosongnya. Jika tadi nek asih sangat histeris setengah mati, lalu sekarang Nek Asih mungkin keinginannya untuk diam sampai mati.

Sedangkan korban meninggal adalah anaknya sendiri, yaitu Kavi. Kantong jenazah sudah lebih dulu diangkut dengan ambulan. Sedangkan satu orang yang pingsan dan sedang ditandu untuk masuk ke ambulan juga adalah anaknya Kavi, yaitu Citra.

Istrinya Kavi, masih pingsan, juga ikut bersama masuk ke dalam ambulan.

1
estycatwoman
not too bad syang gk ditamatin 🙏
オーロラ79
Masih setia...🌹
eka siti N: terimakasih kak untuk support nya ☺️ 💖
total 1 replies
Gugun aldy
luar biasa
Ayo saling Dukung
semakin menarik ceritanya
Selena Selena
bagus
Rizik Mustofa bilah
astaga gak nyangka bisa begini
Rizik Mustofa bilah
jadi si Andre juga mengalami teror juga
Rizik Mustofa bilah
astaga
Rizik Mustofa bilah
nangis berdarah ini
Rizik Mustofa bilah
astaga 😳😳
Rizik Mustofa bilah
udh beda lagi. apa sih mau nya
Rizik Mustofa bilah
teror nya itu loh
Rizik Mustofa bilah
😶
Rizik Mustofa bilah
astaga 😳 Thor ini aku curiga si cantik dari desa yang dulu ya .
Rizik Mustofa bilah
wih awal yang baru ceritanya ... semangat Thor aku suka ceritanya💪
Rizik Mustofa bilah
kemana lagi Ahmad lu
Rizik Mustofa bilah
s Ahmad dan pak kyai
Tiara Andini
astaga terornya bukan main
Tiara Andini
jadi curiga hubungan si nenek sama si Ahmad. kenapa sih
Rizik Mustofa bilah: setuju
total 1 replies
Tiara Andini
paling syuka ceritanya beda dari yang biasa aku baca, gak bisa ditebak bikin penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!