Lin Lianwei, seorang perampok dan ketua bandit dari kota X, tiba-tiba mendapati dirinya terjebak dalam tubuh seorang gadis desa bernama Lin Yuelan, gadis yang lemah dan malang, yang baru saja mengalami pelecehan oleh seorang pria tak dikenal.
Dalam kesakitan dan keputusasaan yang mendalam, Yuelan memilih untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat ke sungai. Namun, alih-alih kematian, justru jiwa Lin Lianwei yang masuk ke dalam tubuh Yuelan pada saat genting itu.
Selama tiga bulan pertama, Lianwei mencoba memahami kehidupan barunya sebagai Lin Yuelan. Ia berusaha untuk bangkit dari tragedi yang dialami dan menjalani kehidupan baru ini dengan penuh kehati-hatian. Tetapi, sesuatu mulai terasa aneh. Tubuh barunya menunjukkan gejala-gejala yang membuatnya khawatir. Setelah mencari tahu, Lianwei pun terkejut mengetahui bahwa dirinya hamil.
Dengan ketidakpastian tentang siapa ayah dari anak yang dikandungnya, Lianwei merasa sangat kebingungan. Mampukah dia melewati situasi yang rumit ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TRAGEDI GUNUNG XIAN
Selamat datang di karya terbaru author, jangan lupa dukungannya ya readers, klik like, subscribe dan komentar. Jika berkenan, jangan lupa lemparkan vote dan hadiahnya. Jika tidak suka, silahkan di skip ya, bebas berkomentar, namun tidak di harapkan meninggalkan jejak rating buruk.
...----------------...
Lin Yuelan, seorang gadis desa yang polos dan lugu, terlihat sibuk mencari sayuran liar di lereng gunung Xian yang sepi dan indah.
Gunung itu terkenal dengan kekayaan alamnya, dan Lin Yuelan sering datang ke sana untuk membantu keluarganya mencari bahan makanan. Namun, hari itu, nasib buruk menimpanya. Tiba-tiba, seorang pria tampan muncul dari balik semak-semak. Wajahnya tampak gelisah dan tubuhnya terlihat tegang.
Tanpa peringatan, pria itu langsung memeluk Lin Yuelan dengan erat. Terkejut dan ketakutan, Lin Yuelan meronta dengan sekuat tenaga, mencoba melepaskan diri dari cengkeraman pria tersebut. Namun, usahanya sia-sia. Pria itu terlalu kuat, dan dalam perlawanan mereka, Lin Yuelan terjatuh ke tanah.
Tanpa diketahui oleh Lin Yuelan, pria itu baru saja terkena aphrodisiak, racun yang membangkitkan gairah yang sangat kuat. Dia memasuki pegunungan untuk menenangkan diri, berharap alam yang tenang bisa membantu menurunkan gejolak di tubuhnya.
Namun, ketika dia bertemu dengan Lin Yuelan, hasrat yang tak tertahankan menguasai dirinya. Dalam kekacauan hasratnya, pria itu hanya bisa memaksa Lin Yuelan untuk melayaninya dengan kasar. Perasaan takut dan tak berdaya memenuhi hati Lin Yuelan, namun dia tidak memiliki kekuatan untuk melawan.
"Tuan, jangan!" Lin Yuelan memohon sambil terisak, saat pria itu berusaha untuk menjamahnya.
"Diam atau aku akan berbuat lebih kejam!" jawab pria itu, wajahnya terlihat sangat merah dengan tatapan mata yang tajam.
Lin Yuelan hanya bisa menangis saat satu-satunya harta yang dia miliki di renggut secara paksa, tubuhnya di penuhi bercak merah dan luka lebam, hati dan seluruh tubuh gadis itu terasa sakit, perih dan teriris.
"Kau benar-benar jahat! Langit pasti tidak akan tinggal diam!" suara Lin Yuelan terdengar parau, sebelum akhirnya gadis itu pingsan. Dia tak dapat menahan rasa sakit yang begitu besar, dan membenci kehidupan malang yang menimpanya.
"Ciih! Jalang kecil! Kau benar-benar pandai berpura-pura!" jawab pria itu sambil melepaskan tubuh kurus yang telah di lecehkannya. Dia berbaring sambil menstabilkan nafasnya yang masih memburu.
Setelah melampiaskan hasratnya, pria itu menoleh ke arah gadis di depannya, tatapannya menunjukkan rasa jijik yang sangat dalam. Namun matanya menyipit melihat darah segar di kaki gadis itu, dia menarik nafas panjang, sebelum akhirnya melepaskan kalung di lehernya dan memasangkannya pada Lin Yuelan. "Maaf!"
Pria itu segera berdiri, dia memasang kembali pakaiannya tanpa melirik sedikitpun ke arah Lin Yuelan, dia langsung meninggalkannya begitu saja.
Selang satu jam kemudian, Lin Yuelan terbangun, Dia meringis kesakitan. Dengan tubuh yang lemah, gadis itu mengambil kembali pakaiannya, dia memasangnya sambil terus berderai air mata.
"Dewa! Masih adakah keadilan untuk gadis bodoh dan lemah sepertiku? Kenapa kau melakukan ini padaku? Apa salahku, dewa? Kau benar-benar tidak adil!" teriak Lin Yuelan sambil menatap langit, dia menyeret tubuhnya yang kesakitan dan langsung berjalan menuju sungai.
Byur...
Gadis itu memejamkan matanya, dia melompat dari tebing yang cukup tinggi, membawa kekecewaan dan sakit hati. Dia, seorang gadis desa berusia 16 tahun hanya bisa menerima nasib buruk yang menimpanya, dengan tubuh dan hati yang terluka.
.
.
.
"Tabib, bagaimana keadaan gadis itu? Apakah dia baik-baik saja?" seorang wanita berusia 40 tahun menatap wajah tabib tua di depannya, dia telah menikah selama 25 tahun, namun tak kunjung diberi momongan, hingga akhirnya suaminya meninggal dan dia menjadi seorang janda.
Pada saat mencuci pakaian di sungai, tiba-tiba saja dia melihat sesosok tubuh yang terhanyut, dengan hati-hati, wanita itu menghampirinya, dia sangat syok melihat wajah gadis di depannya. Meskipun tertutupi luka dan lebam, namun aura kecantikannya bagaikan seribu matahari yang terbit di ufuk timur, sangat menawan.
"Nyonya Zhang, gadis ini baru saja mendapatkan pelecehan, meskipun dia bisa di selamatkan, kemungkinan besar akan mengalami trauma." jawab tabib tua itu, dia mendesah pelan sambil menatap sosok cantik yang terbaring di depannya.
Wanita yang dipanggil Nyonya Zhang tersebut langsung menganggukkan kepala, "Tidak masalah, selama dia masih bisa diselamatkan, aku akan menjadikan gadis ini sebagai putri angkatku,"
Kelopak mata gadis itu perlahan-lahan terbuka, dia menatap 2 sosok asing di depannya sambil mengerutkan dahi. "Dimana aku?"
"Gadis, kau sudah bangun? Jangan bergerak dulu, tubuhmu baru saja terluka. Aku akan membawakan air, agar kau bisa minum," ucap nyonya Zhang, dia bergegas pergi ke dapur.
Sementara tabib itu menatap ke arahnya, "Aku akan menyiapkan obat, untuk sementara waktu, kau harus banyak beristirahat. Mengerti?"
Lin Yuelan menganggukkan kepala, dia masih bingung dengan apa yang terjadi padanya. Beberapa saat yang lalu, dia bersama gerombolannya merampok di sebuah rumah mewah, namun tanpa diduga mereka ketahuan oleh pemiliknya, sehingga terjadi perkelahian hebat.
Pemilik rumah ternyata seorang pejabat negara yang berkuasa, dia memiliki pasukan khusus yang melindunginya. Pada saat terjadinya perampokan, orang-orang itu telah berada di posisi masing-masing untuk menyergap, sehingga dia dan gerombolannya terkepung dengan berbagai macam senjata.
Dalam kemarahannya, Lin Lian Wei meledakkan diri, sehingga membuat semua yang ada di sana hancur berantakan. Namun alih-alih berpindah ke neraka, jiwa gadis itu malah memasuki tubuh gadis lain dalam dimensi yang berbeda, gadis yang mati akibat bunuh diri, setelah dilecehkan oleh seorang pria.
"Huh! Gadis yang sangat malang, dia disia-siakan oleh keluarganya, selalu mendapatkan perlakuan buruk dan dianggap sebagai kutukan, karena keluarga mereka tidak bisa mendapatkan seorang anak laki-laki setelah melahirkannya, tapi masih terus berbakti. Benar-benar bodoh!" cibir Lin Lian Wei, dia tidak mengerti dengan jalan pikiran pemilik tubuh yang sebenarnya karena lemah dan idiot.
Kriet...
Pintu kamar terbuka, nyonya Zhang muncul dengan semangkuk air putih. "Gadis kecil, minumlah! Aku akan menyiapkan bubur, agar kau bisa mengisi perutmu!"
Lin Lian Wei yang berada di dalam tubuh Lin Yuelan tersenyum tipis, "Terimakasih banyak, bibi!"
"Ya, sama-sama. Beristirahatlah!" ucap nyonya Zhang, dia kembali ke dapur untuk memasak.
Tabib Zhao mendekat, dia menyerahkan 3 bungkusan obat. "Seduh obat ini selama tiga hari dan berikan padanya! Jika dia demam, segera kirim orang untuk mencariku."
"Baiklah tabib, terima kasih banyak untuk kerja kerasmu," ucap nyonya Zhang, dia menerima bungkusan obat itu, dan memberikan sekeranjang telur untuk tabib Zhao.
"Nyonya Zhang, ini?" tabib Zhao terlihat sungkan menerima pemberian dari wanita itu, namun Nyonya Zhang segera melambaikan tangannya.
"Tidak apa-apa, aku masih memiliki beberapa puluh ekor ayam dan akan bertelur setiap hari. Kau bisa memakannya dengan nyaman."