Untuk membalaskan dendam Hansel memilih Aileen menjadi istri.
Dan Aileen yang tidak tahu apa-apa menganggap Hansel sebagai dewa penolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOC BAB 2 - Keluarga Clarke
Aileen menatap dirinya di dalam cermin, melihat Helda yang memotong rambut panjangnya dengan asal-asalan.
"Kamu harus terlihat jelek malam ini, aku tidak akan membiarkan tuan muda keluarga Braile memilih mu," terang Helda dengan emosi di dalam dirinya.
Apapun akan dia lakukan untuk membuat salah satu dari kedua anak kandungnya dipilih menjadi menantu di keluarga kaya raya itu. Harus Freya atau Pharsa yang terpilih, jangan Aileen yang hanya anak tirinya.
Dan melihat satu per satu kumpulan rambutnya jatuh ke lantai, Aileen tidak menangis, lebih tepatnya air mata itu sudah habis. Dia hanya bisa menatap nanar dan merasakan sesak di dada yang luar biasa.
Ma, aku tidak akan menangis. Aku tidak akan menangis. Batin Aileen. Mulutnya sudah lama tidak bersuara, yang sering dia lakukan hanyalah bicara dengan sang ibu dari hati.
Melihat rambut Aileen yang sudah seperti seorang pria membuat Helda akhirnya bisa tertawa.
"Nah, seperti ini lebih bagus untuk mu," kesal Helda, dia lantas membuang gunting itu sembarangan.
Lalu meninggalkan Aileen di kamar paling kecil di rumah ini. Membanting pintunya dengan keras hingga membuat Aileen terkejut.
Semenjak sang ayah meninggal 5 tahun silam, kehidupan Aileen benar-benar berubah. Dia tidak lagi diperlakukan seperti nona muda keluarga Clarke, Aileen bahkan sudah seperti jadi pelayan di istanamya sendiri.
Tak lama setelah Helda pergi, Rose masuk ke dalam kamar ini. Rose adalah pelayan setia keluarga Clarke, dia selalu diam-diam menemui Aileen dan menenangkan nona mudanya.
"Astaga Nona, apa yang terjadi?" tanya Rose, dia langsung menangis saat melihat penampilan Aileen saat ini.
Bahkan banyak rambut yang berserak di lantai.
Rose segera mendekat dan memeluk Aileen erat.
"Tidak apa-apa Nona, tidak apa-apa. Semuanya akan baik-baik saja," terang Rose, dia menangis dengan deras. Coba menenangkan namun dia sendiri yang merasa sedih luar biasa.
Sementara Aileen hanya diam, dia memeluk Rose dan menyembunyikan wajahnya di dalam dekapan wanita paruh baya ini. Satu-satunya orang yang bisa dia jadikan sandaran.
"Bi, kenapa bibi Rose menangis terus? Aku saja tidak menangis," ucap Aileen, namun ucapan itu justru semakin memancing tangisan Rose. Dia merasa iba pada Aileen yang sudah seperti mati rasa.
"Nona, akhir tahun ini anda berusia 18 tahun. Saat itu semua harta keluarga Clarke akan jatuh ke tangan Anda. Setelahnya usirlah orang-orang jahat itu dari rumah ini."
Aileen menganggukkan kepalanya sebagai jawaban.
Saat ini Helda adalah walinya, karena itulah dia tidak bisa berbuat apa-apa. Karena apapun pembelaannya, Helda akan selalu memutar belikan fakta, mengatakan jika umur Aileen yang masih remaja tak bisa mengambil keputusan tepat.
"Bi, apa nanti malam akan ada tamu?"
"Benar Nona, Nyonya Helda mengatur perjodohan dengan keluarga Braile, tapi nanti tuan muda Braile lah yang akan memilih pengantinnya sendiri, antara Anda, nona Freya dan nona Pharsa."
"Kenapa aku harus ikut?"
"Karena bagaimanapun anda adalah putri keluarga Clarke dan semua orang tahu itu."
"Tapi aku tidak mau ikut Bi."
Rose menggelengkan kepalanya, tidak peduli bagaimanapun tampilan Aileen nanti malam namun dia akan tetap membuat nona mudanya ini datang ke acara makan malam itu.
Rose sangat berharap jika tuan muda Braile akan memilih Aileen. Pernikahan itu akan membuat Aileen keluar dari neraka ini.
"Anda harus datang Nona, apapun yang terjadi Anda harus hadir."