Gagal menikah yang kedua kalinya membuat Raisa Marwa memberanikan diri melamar Satria Langit Bos dikantornya yang terkenal playboy.
Bagaimana perasaan Satria?
Bagaimana juga dengan kekasihnya Satria yang bernama Rega?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bojone pak Lee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 25
Selesai istirahat siang Isna kembali kemeja kerjanya,hari ini otaknya sangat tidak bisa diajak berfikir.Banyak kesalahan yang dia lakukan setelah mendengar kabar dia akan dimutasi dan bertemu dengan Rama yang mengatakan bahwa dia sudah menikah.
Setelah memikirkan dengan hati dan perasaannya akhirnya Isna menemui Tamara diruangannya.Dia masuk setelah Tamara mempersilahkan,tanpa basa basi Isna langsung mengutarakan keinginannya.
"Kapan saya jadi pindah?"tanya Isna
"Kamu mau kapan,biar kami proses secepatnya?"tanya Tamara
"Secepatnya."jawab Isna
"Kamu yakin?"tanya Tamara
"Sayang,sudah waktunya...."kata Rama tidak melanjutkan kata-katanya karena melihat Isna ada diruangan.
Isna pura-pura tidak melihat dan mendengar hatinya begitu sakit,tanpa mengatakan apa-apa lagi dia beranjak dari duduknya dan berjalan keluar,saat memegang gagang pintu dia berhenti.
"Segera proses Bu Presdir,saya ingin pindah besok pagi."kata Isna
Rama terkejut mendengar Isna siap dipindah,bukankah selama ini dia sangat berambisi untuk menyingkirkan Raisa, namun mengapa Rama merasa dia bukan Isna.
Isna minta ijin kepada Sean untuk pulang cepat hari ini karena sangat lelah.
"Kamu sakit?"tanya Sean
"Tidak,karena besok aku akan pindah."kata Isna
"Kamu sudah menyetujuinya?"tanya Sean
"Sudah Pak."jawab Isna
Sean mengijinkan Isna pulang lebih awal karena melihat gadis itu sangat kusut,dia mencoba menawarkan bantuan namun Isna menolak.
Sean merasakan bahwa Isna sedang tidak baik-baik saja,dia meraih kunci mobil dan menarik tangan Isna mengantarnya pulang kerumah.
"Dimana rumahmu?"tanya Sean
"Turunkan aku diujung sana."jawab Isna
Isna keluar dari mobil,tubuhnya sempoyongan saat berjalan,Sean merasa tidak tega meninggalkan begitu saja.Akhirnya Sean ikut turun dan memapah tubuh Isna,saat menyentuh tangannya ternyata tubuh Isna panas dan Isna pingsan.Sean membawa Isna kerumah sakit terdekat,Isna harus dirawat karena terus mengigau.
Sean ingin mengabari Raisa namun dengan kondisinya sedang hamil dan baru keluar dari rumah sakit.
Hanya satu orang yang Sean hubungi saat ini yaitu Abah.
"Abah,Isna sakit."kata Sean
"Dimana?"tanya Abah
"Ada di rumah sakit ...."jawab Sean
"Kebetulan Abah ada dikota sekarang,nanti Abah kesana ini masih dijalan."kata Abah
"Baik Bah."kata Sean menutup panggilannya
Sean duduk di kursi tunggu,menunggu sampai Abah datang,Isna sudah sadar namun dia kembali tidur setelah meminum obat.
Saat Abah sampai Sean langsung keluar ruangan memberikan ruang kepada Abah dan Isna.Hanya terdengar suara isakan tangis Isna,namun tidak terdengar suara Abah.
Abah tidak menyalahkan Isna karena itu pilihannya,dia hanya bilang Isna harus bertanggung jawab dengan pilihannya.
"Ngapain Abah kesini?"tanya Isna
"Kebetulan Abah sedang disini."jawab Abah
"Aku tidak apa-apa,Abah pulang aja disini tidak baik untuk kesehatan Abah."kata Isna
"Abah hanya memastikan kamu baik-baik saja,tapi kondisimu saat ini butuh seorang yang bisa jaga."kata Abah
Isna tidur miring memunggungi Abah,dia menutup kepalanya dengan selimut menyembunyikan air mata yang mengalir,meski begitu tidak ada penyesalan pada dirinya karena itu sudah menjadi pilihannya.Yang menjadi masalah adalah mengapa disaat seperti ini dia jatuh sakit.
Abah masih menunggu sampai beberapa saat sampai Isna dinyatakan boleh pulang.Abah menunggunya karena Isna menjadi tanggung jawabnya setelah dia bercerai dengan Rama.
"Bah,aku sudah menyuruh pulang.kenapa masih disini?"tanya Isna
"Abah hanya memastikan kamu benar-benar sudah pulih."jawab Abah
"Sudah Bah,kemarin hanya lelah.Setelah ini aku pindah keluar kota."kata Isna
"Kemana?"tanya Abah
"Aku dimutasi kekota lain."jawab Isna
Abah sedikit terkejut mendengarnya,sepertinya keluarga Satria tidak main-main dengan para pengganggu,mereka bergerak lebih cepat.Mungkin karena kasus sebelumnya yang membuat Raisa pergi keluar negeri dengan membekukan aset milik Satria.
"Abah,sekalian aku pamit ya."kata Isna menyalami Abah dan mencium punggung tangannya
"Hati-hati disana,jaga dirimu baik-baik."kata Abah
Isna hanya mengangguk meninggalkan Abah dilobi rumah sakit,Abah masih terus memandang keponakannya sampai dia benar-benar menghilang.Meski Isna anak yang keras kepala namun Abah tetap menyayanginya seperti dia menyayangi Raisa.
Isna menahan tangis dengan berlari kecil,menghubungi perusahaan Langit dan siap dipindah sekarang juga tanpa syarat.
****
Abah menghubungi Raisa,dia mengatakan akan mampir sebentar dirumahnya,Raisa tidak menayakan kedatangan Abah yang tiba-tiba.
"Abah dimana biar kami jemput."tanya Raisa
"Abah udah naik taxi,bentar lagi juga sampai."jawab Abah
Abah menutup panggilan dengan sepihak,Raisa keluar rumah menunggu Abah diteras bersama Lala dan Mbak Ning.Saat ini sudah tidak bisa mengurus Lala sepenuhnya karena badannya juga terasa berat,Lala diasuh langsung sama Mami dan Papi dibantu Mbak Ning.
Taxi berhenti tepat didepan rumah Satria,Raisa berdiri menunggu Abah masuk.
"Assalamualaikum Sa."sapa Abah
"Waalaikumsalam Bah."jawab Raisa
Lala memberi salam kepada Abah dan Abah memberikan oleh-oleh buat Lala,setelah mengucapkan terimakasih Lala masuk memanggil Satria.
"Ada apa Bah?sepertinya wajah Abah kurang tidur?"tanya Raisa
"Semalam Isna dirawat dirumah sakit."jawab Abah
"Kenapa?"tanya Raisa
"Sepertinya dia sangat terpukul karena dipindah kerja dan bertemu dengan Rama."jawab Abah
"Lalu Abah menunggunya dirumah sakit?"tanya Raisa
"Dia kembali menjadi tanggung jawab Abah Sa."jawab Abah
Hening seketika saat Satria keluar rumah dan memberi salam kepada Abah,Bi Minah menghidangkan minuman dan camilan.
"Kok Abah gak ngabari mau kesini?"tanya Satria
"Abah cuma mampir,kemarin Lusa ada urusan dikota."jawab Abah
Setelah beberapa saat ngobrol akhirnya Abah beristirahat karena semalam kurang tidur,Raisa tidak menceritakan kepada Satria,biarlah dia tahu dari Kak Tamara.
Mami dan Papi sedang tidak berada dirumah saat ini,mereka mengunjungi keluarga yang sedang mengadakan hajatan.