NovelToon NovelToon
My Ex Beloved

My Ex Beloved

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cintapertama / Cintamanis / Romansa
Popularitas:85.1k
Nilai: 5
Nama Author: fieThaa

Gamil Arfan Wiguna sangat mengharamkan untuk balikan dengan mantan. Bahkan, dia memiliki jargon yang masih dia pegang teguh sampai saat ini.

"Buanglah mantan pada tempatnya."

Namun, kedua orangtuanya mendesak Apang untuk segera menikah karena Apang sudah dilangkahi adiknya. Di saat seperti itu, semesta malah mempertemukan Apang dengan mantan pertamanya. Perempuan yang belum Apang buang pada tempat semestinya.

Apakah Apang akan membuangnya juga ke dalam bak sampah sama seperti mantan-mantannya? Atau malah terjadi cinta lama belum kelar di antara mereka berdua.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Terpantau CCTV

Pelukan mereka pun terurai ketika mendengar teriakan Erzan. Naira menatap ke arah Apang dengan penuh kebingungan.

"Mobil bak sampah untuk apa?"

"Buat buang mantan," jawab Apang dengan santai.

"Buat aku?" Naira menunjuk dirinya sendiri.

"Hem."

Naira terdiam. Raut wajahnya kembali berubah. Sedangkan Apang masih menatap Naira sembari mengulum senyum.

"Kalau itu bisa buat kamu maafin aku, aku akan terima kamu buang ke tempat sampah."

Gantian Apang yang terkejut. Perempuan di depannya itu benar-benar tulus meminta maaf kepadanya. Apapun mau dia lakukan hanya untuk mendapatkan maaf dari Apang.

.

Naira bisa bernapas lega karena kesalahpahaman sudah selesai. Meskipun, belum ada jawaban dari Apang, Naira optimis jikalau Apang masih memiliki perasaan yang sama juga kepadanya.

"Bunda kenapa belum tidur?"

Bunda Nena tersenyum melihat wajah sang putri sudah kembali ceria. Dia meyakini jikalau semuanya sudah selesai.

"Bunda gak mau melewatkan cerita dari kamu."

Naira pun tertawa. Dia duduk di samping ranjang pesakitan bunda Nena dan mulai menceritakan dari awal sampai akhir. Senyum pun melengkung indah di wajah bunda Nena melihat Naira yang sudah tak sedih lagi.

"Kamu harus sabar, ya. Terus yakinkan Arfan. Dia hanya butuh effort balik dari kamu."

"Iya, Bun."

.

Di lain rumah, Apang terkejut ketika sang bunda masih terduduk di ruang keluarga. Apang pun menghampiri bundanya.

"Kenapa Bunda belum tidur?"

"Apa ada yang kamu sembunyikan dari Bunda?" Bunda Jingga malah balik bertanya.

"Maksud Bunda?"

Bunda Jingga menggenggam tangan Apang. Dia menatap Apang dengan begitu dalam.

"Ke mana kamu hampir dua Minggu tak pulang ke rumah? Dan kenapa sekarang pun kamu pulang jam segini?"

Bunda Jingga merasakan ada yang janggal dari putranya tersebut. Rasa curiga mulai hadir. Apang pun sedikit bingung antara berterus terang atau jangan.

"Dari kecil Bunda dan Ayah gak pernah mengajarkan kamu untuk bohong," tuturnya lagi.

Bukannya menjawab, Apang malah merebahkan kepalanya di pangkuan sang bunda. Pandangannya menatap langit-langit ruang keluarga.

"Salah gak sih Bun, Apang membantu orang yang udah nyakitin Apang?"

Pertanyaan itu membuat dahi bunda Jingga mengkerut. Dia menatap wajah sang putra yang ada di pangkuannya.

"Kejadian menyakitkan itu sudah cukup lama sih. Tapi, beberapa waktu lalu Apang bertemu dia lagi, kondisi dia juga ibunya begitu berantakan. Makanya, Apang terketuk untuk membantu mereka."

"Gak ada yang salah untuk membantu orang lain. Malah, Bunda senang karena kamu tak punya rasa dendam," sahut Bunda Jingga sembari mengusap lembut rambut Apang.

"Kalau setelah membantu mereka, Apang balas dendam boleh enggak?"

Plak!

Tangan bunda Jingga memukul lengan Apang hingga anak kembar nomor tiganya itu tertawa. Sedang diajak bicara malah bercanda.

"Kamu mah kebiasaan deh," omel sang bunda.

Apang mulai mengarahkan wajahnya ke depan perut sang bunda. Tangannya pun sudah memeluk tubuh bunda Jingga dengan begitu erat.

"Pang, kapan kamu punya pacar?"

"Ada pertanyaan lain gak selain itu?" balas Apang yang sudah sangat muak mendengar pertanyaan itu.

"Kapan kamu menikah?"

Apang pun berdecak. Dia menegakkan tubuhnya dan kembali duduk. Menatap bundanya dengan begitu dalam.

"Pokoknya Bunda tenang aja. Tahu-tahu Apang udah nyari tanggal aja buat pernikahan Apang."

"Semoga ucapan kamu itu didengar oleh malaikat, ya. Gak cuma pemanis untuk buat Bunda senang."

.

"Fan, hari ini bunda boleh pulang dari rumah sakit."

Pagi hari sudah ada pesan masuk saja dari Naira. Tangan Apang yang tengah memakai dasi pun kini beralih ke layar ponsel.

"Gua ada meeting."

Singkat, jelas dan padat. Wajah Naira pasti sedikit kecewa karena membaca balasan tersebut. Tapi, jika Naira melihat wajah Apang sekarang dia sudah menyunggingkan senyum yang teramat tipis. Senyum yang begitu penuh arti.

Sinar wajah Apang pun mengalahkan sinar mentari yang sudah sedikit naik. Rio yang sedang berada di rumah itupun membuka suara.

"Abis mukbang apaan sampe tuh muka cerah begitu?"

Apang yang sedang meminum susu cokelat hangat pun tersedak. Dia menatap tajam ke arah adik iparnya yang jika bicara tak pernah disaring.

"Masih pagi, wahai Adik ipar! Jangan buat kegaduhan," balas Apang dengan tatapan mautnya.

Rio tetaplah Rio. Dia malah mencebikkan bibirnya dan kembali menikmati makanan yang ibu mertuanya sudah siapkan. Apang mengeluarkan ponsel, sudah pasti ada yang tidak beres jika sampai mulut pedas adik iparnya itu terbuka.

Satu per satu media sosial yang dia miliki dia buka. Sampai pada dia berselancar di salah satu media sosial ada satu postingan yang membuat matanya hampir terlepas.

"Bang sat!" umpatnya di dalam hati.

Feeling Apang memang tak salah. Untung saja para orang tua Wiguna Grup tak bermain media sosial salah satu dari huruf abjad itu. Jika, itu terjadi tamatlah riwayatnya.

"Berarti--"

Ketika Apang membuka pesan masuk sudah hampir lima puluh pesan yang dikirimkan saudaranya. Aqis yang satu meja dengannya di ruang makan pun ikut mengirimkan pesan.

"Mampus!"

Benar saja, baru saja Apang masuk ke ruangannya, dua saudara laki-lakinya sudah duduk di sofa dengan tatapan tajam.

"Jelasin!" tekan Dalla.

"Apa sih? Kayak yang gak pernah muda aja," jawab Apang dengan begitu santai.

"Siapa cewek itu, Kak?"

Ternyata Aqis melakukan sambungan video dengan kakak keduanya. Jadi, dia bisa ikut menginterogasi Apang.

"Mas Agha itu gak akan post sesuatu tanpa dia tahu kebenarannya," ucap Ahlam.

"Semua mantan lu pun gak pernah ada yang diekspose sama Mas Agha. Apalagi sampe di post media sosial miliknya. Itu tandanya ada sesuatu di foto ini." Dalla menambahkan dugaannya.

"Jawab jujur, Kak!" tekan Aqis dari sambungan video.

"Belum saatnya kalian tahu." Jawaban yang begitu singkat dan padat yang membuat ketiga saudaranya pun membisu mendengar jawaban Apang.

"Jangan nekan Apang. Cukuplah Bunda yang nekan Apang. Apang pun ingin seperti kalian. Memiliki pasangan dan membangun keluarga kecil yang bahagia."

"Pang, kami hanya ingin tahu," ujar Dalla melembut.

"Nanti juga kalian akan tahu ketika waktunya tiba."

Apang memang belum menjawab ungkapan hati Naira. Hatinya masih benci kepada Naira, tapi dia juga tak ingin jauh dari perempuan yang sudah menorehkan luka.

Apang sudah bergegas untuk menuju rumah sakit di jam istirahat. Dahinya mengkerut ketika melihat banyak booth makanan di depan kantor Wiguna Grup yang dipenuhi karyawan. Sudah pasti itu gratis.

"Siapa yang membuat ini? Mulia sekali hatinya," gumamnya di dalam hati.

Baru saja hendak melanjutkan langkahnya, terdengar suara seorang wanita yang memanggilnya.

"Pak Arfan, ini total tagihan yang harus Bapak bayar."

"Tagihan?" ulang Apang bingung.

Ketika total laporan sudah di tangannya, dahinya mulai mengkerut dan kedua alisnya pun saling beradu. Dia mulai menegakkan kepala dan melihat booth makanan yang ada di depan kantor sesuai dengan catatan yang ada di tangannya. Ponsel Apang bergetar, sebuah pesan sudah masuk.

"Total semua lima belas juta," ungkap sang sekretaris.

Apang terkejut bukan main mendengarnya. Dia membuka pesan yang baru saja masuk.

"ENJAN, BANG SAT!!!"

...***To Be Continue***...

Tinggalin jejak komennya ya, kalau mau up lagi

1
Salmi Ati
semoga saja ibra tidak berbuat yang macam2 sama naira karena di tolak.
Dien A
abang Er jangan kebangetan donk wkwkwk masa apang yang ganteng dan baik hati mau di bawa ke mobil sampah hheeee.... lanjuttt kak... double up donk
Lusi Hariyani
ya ampun s enjan bnr2 dh hbs kesabaran y sm apang jd krm mobil bak sampah buat angkut yg CLBK ha...ha...
Noey Aprilia
Pst krjaan para singa.....
Glirn udh blikn sm mntan,mlah d sruh naik mbil smpah.....
nsibmu y pang pang... 🤣🤣🤣
Arieee
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Medy Jmb
Kena Lo Pank😀😀😀
Haura Az Zahra
lanjut othor 😄😄😄
Haura Az Zahra
whahaha aduh kasian bang Ibra ,cari cewek lain ya bang 😁😁
Lusia
apang
Sri Lestari
Haha kene karma ini si pang pang kemarin² buang mantan sekarang dibuang Adx sepupu,,,
Elia Erawati
lucu banget masuk bak sampah ber 2
Rahmawati Abdillah
hahahah dendam banget dan niat banget Abang er ingin membuang Apang dan Naira ke mobil bak sampah😂
Ita Rosdiana
lanjuut ka
Lovita BM
waduuuuhh
Valen Angelina
ibra terlalu sakit hati.. bisa jdi penjahat nnti
Yus Nita
😃😃😃😃😃....
kereeen abang Er....
Salim S
/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/abang Err udah bawa mobil bak sampah....buat s ibra aja abang Er....buar mobil bak sampah nya ga sia2...pasti Apang panik karena abang Ee ga pernah main2 dengan ucapa nya/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kasih Sklhqu
Abang ER mantap rasain tuh pang pang di buang ke mobil bak sampah 🤣🤣🤣🤣
Ida Lestari
lnjut trus thor
semangat.....
Salmi Ati
🤣🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!