Pengkhianatan yang di lakukan Mike, membawa Aleena bertemu dengan seorang pria tampan yang tidak di kenalnya sama sekali di sebuah club mewah yang berada di pusat kota London.
Minuman alkohol yang di teguk Aleena malam itu benar-benar mempengaruhi dirinya. Gadis polos itu seketika menjadi liar bahkan dengan berani merayu pria yang saat itu berada di dekatnya.
Pria tampan pemilik rahang tegas itu terlihat semakin gelisah, ketika merasakan aliran panas tubuhnya tidak wajar. Terlebih gadis muda pemilik wajah cantik dengan rambut warna karamel bergelombang indah itu merayunya dengan gerakan begitu seksi.
Dalam keadaan setengah sadar Aleena menyerahkan tubuhnya pada pria asing yang tidak di kenalnya sama sekali.
Keduanya menghabiskan malam panas dengan liar layaknya pasangan yang sedang di mabuk cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Emily, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
AJAKAN SEAN
Sinar matahari menerobos masuk melalui cela kaca jendela. Kelopak mata Aleena mengerjap karena terasa hangat.
Gadis itu nampak bermalas-malasan di atas tempat tidur. Kembali memejamkan matanya.
"Kenapa rasanya malas sekali bekerja hari ini. Kepala ku pusing", ucap Aleena lirih. Ia memijat keningnya.
Gadis itu tiba-tiba bangkit dan berlari ke kamar mandi sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan.
"Huek
"Huekk
Aleena menekan kuat perutnya yang terasa amat mual. Ingin muntah namun tidak ada yang bisa dikeluarkan. Aleena mengusap wajahnya dengan air yang mengucur dari keran.
Aleena baru ingat semalam ia tidak makan apapun. Ia tertidur dalam keadaan perut kosong. Hari masih sore saat Sean mengantarnya pulang ke apartemen. Tubuh Aleena sangat kelelahan. Selepas senja ia langsung tertidur hingga pagi.
*
"Selamat pagi nona Aleena sapa keamanan kantor menyapa Aleena. Ia tahu Aleena adalah sekertaris pemilik perusahaan. Dan selalu ikut atasannya beraktivitas.
"Pagi Sam", balas Aleena ramah. Senyuman menghiasi bibirnya.
Gadis itu nampak anggun dengan stelan blazer berwarna off white. Aleena humble, bisa bergaul dengan siapa saja di perusahaan itu.
"Aleenaa...
Ale menolehkan wajahnya. Senyuman kembali terpatri di wajah cantiknya.
"Stella..Rico", sapa Aleena.
"Ahh kita bekerja dalam satu gedung, tetapi tidak pernah ketemu lagi. Kau sangat sibuk Ale, sulit sekali menemui mu", ucap Stella.
"Ya mau bagaimana lagi, pekerjaan menjadi sekretaris CEO sangat banyak. Satu persatu harus di selesaikan", jawab Aleena mengangkat satu bahunya.
"Termasuk tengah malam menyiapkan makanan untuk nya?", sela Stella mengedipkan sebelah matanya pada Aleena. "Apa lagi yang kau siapkan untuk nya. Apa kau juga menyiapkan pakaian kerjanya? Hm...mungkin kau juga menyiapkan boxer-nya", ucap Stella berbisik takut di dengar orang-orang yang menunggu pintu lift terbuka.
Ketiganya tertawa bersama mendengar gurauan Stella.
Stella dan Rico turun di lantai sepuluh. Sebelum turun Rico mengajak Aleena dan Stella makan bersama weekend nanti, tapi Aleena menolaknya dengan alasan harus ke Kelso karena sudah janji pada papanya. Aleena justru mengajak keduanya ke Bierdi.
"Tentu saja aku mau, Ale. Aku belum pernah ke Kelso", seru Stella sambil melambaikan tangannya pada Ale sebelum lift bergerak naik ke lantai lima puluh tempat Aleena bekerja.
*
Aleena duduk di depan macbook, sedang membuat laporan ketika mesin interkom menyala. Itu tanda panggilan dari ruang Sean. Aleena menekan tombol on.
"Keruangan ku sekarang!"
"Iya..tuan", ucapnya hormat seraya beranjak dari tempat duduknya. "Linda aku keruangan tuan Harley, ia memanggil ku. Bisakah kau menyelesaikan selesaikan laporan kita ini, Ryan akan mengambil nya sore nanti", ucap Aleena ketika melihat Linda baru kembali ke kursinya.
"Iya. Kau cepat lah keruangan tuan Harley kalau ia meminta mu untuk menemuinya lakukan segera. Jangan pernah menunda-nunda, ia tidak suka jika pekerjaan kita lamban", ujar Linda mengingatkan Aleena.
Aleena menganggukkan kepalanya, berlalu.
Tok
Tok
"Masuk...
Aleena membuka pintu ruang kerja Sean. Hari ini sudah menjelang sore ia sama sekali belum bertemu laki-laki itu. Sean masuk ke ruangnya saat Ale sedang ke HRD.
"Selamat sore tuan", sapa Aleena. Ternyata ia tidak sendirian. Sean bersama seorang pria tampan seusianya, yang belum pernah Aleena lihat.
"Apa dia sekertaris baru mu Sean? Di mana Linda?"
"Linda akan cuti menikah. Aleena yang akan menggantikan nya", jawab Sean pada Justin temannya.
"Aleena kau pulang cepat hari ini. Malam nanti ikut aku menghadiri undangan temanku Justin", ujar Sean. "Ryan akan menjemput mu".
Aleena menganggukkan kepalanya dan permisi keluar setelah tidak ada lagi kepentingan di ruangan itu.
"Jadi dia gadis itu, Sean. Ia sangat cantik teman. Wajahnya beribu lebih cantik dari fotonya", ujar Justin yang pertama kali bertatapan langsung dengan Aleena. Wanita yang tidur dengan Sean.
Laki-laki itu mengetuk-ngetukkan jarinya ke sandaran tangan sambil menyesap wine. "Kalau aku jadi kamu, aku akan mendekati nya, Sean. Aleena sangat cantik dan muda".
"Kau masih normal kan. Masih menyukai perempuan?", ledek Justin .
"Brengsek kau. Kau pikir aku menyukai pria".
"Yeah..Who knows. May be".
Justin mengangkat kedua bahunya. Sementara Sean terlihat kesal pada teman baiknya itu.
...***...
To be continue