"OM... KAMU MENGATAI SAYA OM? ah sudahlah, saya tanya kenapa kamu memeluk saya tiba tiba, padahal saya tidak kenal dengan mu"ujar Angkasa dengan tidak suka.
"Saya berpikir tadi om itu kekasih saya, jadi saya peluk aja om nya tapi btw om tampan banget.." ucap Bella yang tidak lepas untuk menatap wajah Angkasa yang mulai terlihat sangat marah.
Arrabella yang salah peluk orang jadi simbol pertengkaran dengan seorang pria yang bernama Angkasa elbar dharma.
Seorang anak pengusaha terkenal, bukan itu saja dikenal dengan ketampanan nya. Memiliki seorang kekasih idol penyanyi bernama Keyla Salsabila. Karena sebuah kejadian mengharuskan nya menikahi seorang Arrabella Shafira.
Bagaimana lika liku kisah percintaan diantara ketiga nya, yuk simak cerita ku 🥀
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon utayi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18
Langit semakin gelap menandakan waktu sudah menjelang petang. Arrabella belum juga menemukan tempat tinggal. Ia berjalan ke arah ruko - ruko yang sudah tak terpakai. Arrabella seperti nya harus tidur di jalanan malam ini. Ia tidak tahu harus ke mana sekarang, apalagi kakinya terasa ingin patah.
Ia pun memilih tidur disana beralaskan dengan kardus yang sudah dirobek, seperti dilihatnya kardus itu bekas orang - orang yang tidak punya rumah seperti dirinya.
"Hey nona itu punyaku.. sudah sana kau cari tempat yang lain.." ujar seorang pria dengan pakaian lusuhnya.
Arrabella pun memilih menyerah, ia berjalan dengan menyeret kopernya. Tepat di pinggir - pinggir jalanan, setiap malam berjejer warung kaki lima .. harum wangi dari sate ampet, beberapa orang duduk di kursi, mereka begitu sangat lahap memakannya. Arrabella perutnya terasa sangat sakit.
"Aku sangat lapar.." lirihnya.
Ia mengelus perutnya yang bersuara.
Ia meronggoh sesuatu di balik celana panjang nya yang lusuh, hanya tersisa uang logam lima ratus perak.
"Uangku sisa segini mana cukup." gumamnya. Perutnya semakin melilit, ia sungguh sangat lapar.
"Paman, bisakan berikan saya sate itu.. "
"Kamu punya duit?" ucap pria itu.
"Uang saya habis, tapi saya lapar sekali." Ujar Arrabella terlihat dari matanya berkaca-kaca.
"Kamu ingin sate ini, harus punya duit.. kau pikir mau makan disini gratis? sudah sana, kalau gak ada duit gak usah datang ke sini." Ucap pria itu mendorong tubuh Arrabella.
Untung wanita itu mampu menahan tubuhnya, kalau tidak ia akan terjatuh.
Ia mendorong kopernya kembali, air matanya menetes . Ia menangisi nasibnya.
"Ayah, ibu.. Ara laper.. Ara pengen makan.. Ara lapar bu, yah.. Ara gak punya duit untuk beli sate itu.. Ara mau makan.." Arrabella memegang perutnya semakin terasa sakit.
"Ara diusir, Ara laper, Ara ngantuk.. Ara pengen pulang.. ara takut bu, yah.. tolongin Ara bu, yah.."Wanita itu terduduk di pembatas jembatan, ia meringkuk disana, tiada henti dirinya untuk menangis.
Ia benar benar sangat takut meski banyaknya orang yang berjalan kaki dihadapan nya. Tidak ada satupun yang peduli padanya.
Sampai ia tidak sengaja menatap pada
abang - abang sang penjual sate membuang sate bekas bekas beberapa pelanggannya ke tong sampah. Wanita itu pun berinisiatif melakukan sesuatu seperti apa yang telah di pikirkan nya, perutnya sudah tidak mampu menahan rasa laparnya.
Ia menghapus air matanya, berlari ke arah tong sampah. menatap ke sekeliling nya, takut jika ada orang lain memperhatikan nya.
Karena tidak ada yang melihat nya, ia mengambil sate yang masih utuh bahkan sudah kotor . Arrabella mengelapnya di bajunya ia tidak peduli akan kotor. Bagaikan orang bodoh, ia melahap sate itu sampai habis yang terpenting perutnya yang keroncongan bisa terisi.
...•...
...•...
Menjelang di pagi hari Arrabella masih tertidur lelap, tubuhya terasa sangat sakit. Ia membuka matanya perlahan mendengar suara seseorang.
"Hey bangun kau! cepat bangun!"
Arrabella pun langsung mengubah posisi nya menjadi duduk. Ia menatap pada ibu - ibu yang berpakaian daster, dengan bertubuh gemuk. Tatapan begitu tajam sangat menakutkan untuk seorang Arrabella.
"Enak sekali kau tidur di depan tokoku, cepat sana pergi! menunda pekerjaan saya saja kau! sudah miskin, gak tahu aturan lagi!"
"Aku hanya tidur disini saja nyonya apa tidak boleh?" lirih Arrabella matanya mulai berkaca-kaca.
"Kau itu tidak bisa lihat, di toko ku ada aturannya dilarang tidur di depan tokoku bagi kalangan pengemis seperti kau! sudah sana pergi, nganggu aku bekerja saja." nyonya itu menendang Arrabella dengan kakinya.
Arrabella berusaha bangkit, ia menangisi nasibnya begitu menyakitkan. Inikah mungkin yang dirasakan orang - orang yang Luntang Lantung yang tidak punya tempat tinggal akan selalu di remehkan, di acuhkan oleh
semua orang.
Bersambung
JANGAN LUPA VOTE
KOMENTAR
LIKE
FaV
permintaan update 🌷
Menurut kalian, bagaimana pendapat kalian tentang cerita ku di eps ini?
Coment ya.