Zahra harus di ceraikan oleh sang suami di kala pernikahan mereka hanya se umur jagung di karnakan sang suami menghamili temannya sendiri di perantauan
Zahra memutuskan berangkat kejakarta demi mencari orang tua kandungnya dan tanpa sengaja dia bertemu dengan Aldi bagaskara, dia adalah pria yang tak pernah percaya dengan cinta menganggap wanita hanya pemuas nafsu semata.
kehidupan Aldi berubah setelah bertemu dengan Zahra, karna dia jatuh cinta pada pandangan pertama.
ikuti kisah cinta mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aulia putri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 31 Teman baru
"saya tidak menyangka orang pintar seperti anda akan merendahkan seorang wanita, menuduh tanpa bukti itu adalah fitnah"! sarkasnya dengan sorot mata memerah menahan marah karna sebuah tuduhan yang tak pernah ia lakukan.
laki2 itu tersenyum mengejek seakan merendahkan Zahra, "kamu jangan sok alim sayang...!, hijab ini hanya menutupi kepalamu saja bukan hatimu, ucap laki2 itu sambil membelai hijab Zahra
"tutup mulut anda"! balas Zahra sambil menunjuk wajah laki2 itu, dadanya naik turun menahan emosi dengan sorot mata berkaca-kaca, seumur hidup dia tidak pernah di permalukan di tempat umum seperti ini.
"wah...wah....! kau bagaikan srigala betina yang siap menerkam ku sayang"! ucapnya sambil tangannya terulur untuk menyentuh pipi Zahra
segera Zahra menepis tangan laki2 itu, dan kembali menamparnya dengan keras.
"plaak....! "apa anda kira karna saya seorang perempuan saya tidak bisa membela diri"! ucap Zahra dengan suara begitu lantang, dia menatap laki2 itu sengit giginya bergemertak menahan marah.
semua orang di kantin itu hanya diam,mereka semua kagum dengan keberanian Zahra karna berani menampar Alfin sampai dua kali, dari kejauhan ada dua orang wanita yang dari tadi menyaksikan keributan di kantin kantor, mereka berdua sudah tidak bisa lagi membiarkan Zahra terus di permalukan mereka tidak tega melihat Zahra terus saja di tuduh tanpa bukti.
ahirnya mereka berdua menghampiri Zahra.
"hey...Fin,! apa lho udah bosan kerja di sini hah"! ucap salah satu dari mereka garang
"emang apa urusannya sama lho"?
"urusannya gue adalah, mau laporin lho ke pak Aldi biar lho dipecat"! ucapnya sambil menunjuk wajah Alfin kesal
Alfin yang mendengar ancaman wanita itu, ia merasa takut kedua wanita itu akan benar2 melaporkan kejadian ini, ahirnya dia mengalah dan pergi.
"hey... nona urusan kita belum selesai, aku akan buat perhitungan denganmu, ucapnya sebelum pergi dari hadapan Zahra, Zahra hanya diam, ia menatap wajah laki2 itu tajam, Zahra tersenyum melihat dua wanita di hadapannya.
"terima kasih kalian sudah menolongku dari laki2 kurang ajar itu"! uca Zahra ramah
"iya santai aja," oh ya kenali namaku Tia" ucap Tia sambil menyodorkan tangannya
"kalau aku Vika", ucap yang satunya.
"aku Zahra, balas Zahra sambil berjabat tangan dengan mereka bergantian, "senang berkenalan dengan kalian berdua"? ucap Zahra sambil tersenyum.
setelah berkenalan mereka duduk kembali untuk makan siang bersama.
"Ra ! lho gak usah masukin hati ucapan si Alfin tadi, dia itu emang laki2 kurang ajar, setiap kariawan baru pasti di gituin, tapi gue salut sama lho, lho bisa nampar dia bahkan sampai dua kali, heheeee." ujar Vika cengingisan
"iya Ra!, lho emang jago satu jempol buat lho, ucap Tia menambahi
"bener gak kalau lho sekretarisnya pak Al"? tanya Vika
"iya Vik" emang kenapa"? tanya Zahra heran
"ya aneh aja Ra, secara dia itu kan sukanya sama cewek yang seksi sedangkan lho wanita berhijab, apa mungkin dia itu suka sama lho ya"? ujar Vika sambil berpikir.
"dia itu sangat pemilih Ra, kalau urusan sekretaris, tapi kalau melihat wajah lho yang cantik alami kayak gini, gue yakin dia itu suka sama lho" jelas Tia, membuat Zahra tersenyum kecut pasalnya dia sudah tau jika Al memang suka sama dia tapi dia mencoba membentengi diri agar tidak jatuh cinta pada pria yang tidak bisa menghormati seorang wanita.
"Ra.. lho harus hati2 sama dia,!dia itu playboy cap hantu pocong loh,! ucap Vika
"apaan itu hantu pocong"? tanya Tia heran
"ya itu... loncat-loncat dari hati ke hati yang lainnya, jelas Vika, membuat ketiganya tertawa geli.
Zahra geleng2 kepala melihat tingkah teman barunya, dia merasa senang ahirnya dia punya seorang teman yang bisa menghibur dikala ia sedang kesal.
"dulu sebelum lho kerja di sini, setiap hari ada aja cewek yang datang cari pak Al, dengan mudahnya itu cewek main masuk aja keruangan pak Al dan parahnya lagi keduanya itu ternya berada di kamar yang ada di ruangan pak Al, gue heran mereka itu ngapain sih di kamar berduan"? ucap Tia heran.
"ya ngapain lagi kalau bukan celup mencelup"! jelas Vika, membuat Zahra bergidik geri.
"kayaknya jam makan siang udah selesai"! ucap Zahra, memotong pembicaraan Vika dan Tia agar kedua temannya berhenti bergosip.
ketiganya keluar dari kantin dan menuju ke ruangan mereka masing- masing, Zahra masuk keruangannya dengan perasaan semakin kesal karna harus kembali bertemu dengan pria yang membuat dia harus di permalukan di tempat umum.
Zahra duduk di kursi kerjanya dengan muka kesal saat mengingat kembali waktu dia di bilang menjual tubuhnya karna sebuah pekerjaan, air mata yang sejak tadi dia tahan ahirnya tumpah sudah, dia memang berani menghadapi laki2 itu tapi kata2 dan tiduhannya benar2 menyakiti hati Zahra, hatinya tak sekuat baja, sesungguhnya dia begitu rapuh, tapi dengan sekuat tenaga dia mencoba tetap tengar dan berani agar semua orang tidak menganggap dia lemah dan mudah di tindas.
dari tadi Al memperhatkan Zahra yang sedang menangis, Al dapat melihat apapun yang Zahra lakukan termasuk menangis seperti sekarang ini karna ruangan Al dan Zahra hanya di batasi dengat dinding kaca yang dengan mudahnya Al bisa membuka tirai dan menutupnya dengan menggunakan remot kontrol.
Al kuatir melihat Zahra yang tiba2 menangis setelah makan siang dari kantin, segera Al menghubungi seseorang untuk menanyakan apa yang terjadi pada Zahra di kantin.
"Irfan..! apa yang terjadi pada Zahra, kenapa dia menangis setelah makan siang di kantin"?
("dia di tuduh menjual tubuhnya pada anda agar bisa bekerja di perusahaan ini pak,)jelas pria yang Al hubungi.
Al mengepalkan tangannya giginya beradu mendengar Zahra di tuduh wanita yang tidak benar.
"siapa laki2 itu Fan,?
("dia hanya kariawan biasa di perusahaan ini pak, dan namanya Alfin") jelas Irfan
"segera urus surat pemecatannya aku tidak mau dia mengganggu Zahra lagi"!
("baik pak")
sambungan terputus Al kembali memandang Zahra yang sedang menangis.
Al melakukan panggilan agar Zahra masuk keruangannya.
"Ra..! keruanganku sekarang, titah Al, segera Zahra menghapus air matanya dia tidak ingin Al tau tentang masalah ini.
"tok..tok..!
"masuk,!
"ada yang bisa saya bantu pak"? tanya Zahra sambil menunduk kan kepalanya.
"kenapa matamu sembab Ra"?
"gak apa2 pak, cuma kelilipan karna kemasukan debu!, bohong Zahra
"kamu bukanlah orang yang pandai berbohong Ra"! katakanlah sejujurnya apa yang terjadi dan kenapa kamu menangis"? tanya Al sambil berjalan ke arah Zahra, Zahra yang melihat Al berjalan ke arahnya dia dengan cepat mundur beberapa langkah membuat Al berhenti melangkah.
"kenapa kamu mundur Ra"? tanya Al heran
"maaf pak, kita bukan muhrim dan tidak pantas bagi kita berdiri terlalu dekat karna saya takut akan menimbulkan fitnah" jelas Zahra masih tetap menunduk kan kepalanya.
"menikahlah dengan ku dan kita akan jadi mihrim"! ucap Al yang sukses membuat Zahra mengangkat kepalanya lalu menatap Al tidak percaya.
Al tukang zina ngeri deh