NovelToon NovelToon
Dibalik Topeng Seorang Pelacur

Dibalik Topeng Seorang Pelacur

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Angst / PSK
Popularitas:9.8k
Nilai: 5
Nama Author: nita kinanti

Jenny, gadis yang terpaksa menjadi seorang pelacur bertemu dengan Satya, pria dari desa yang lugu dan sangat sabar.

Dibalik wajahnya yang selalu terlihat dingin dan angkuh, Jenny memendam sejuta luka yang dia simpan sendirian. Suatu hari dia tidak kuat lalu memutuskan untuk kabur ke desa bersama Satya.

Apakah Jenny bisa memulai kehidupan baru di desa? Atau dia kembali ke kota untuk membalas dendam kepada orang-orang yang telah menjerumuskannya ke dunia pelacuran?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nita kinanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

9. Di Rumah Sakit

Pagi harinya...

Jenny berdiri di depan rumah laknat milik Ira. Perasaannya berdebar memikirkan apa yang mungkin dia terima setelah tadi malam dia kabur dari Sean lalu bermalam di kamar Satya.

Setelah memantapkan hatinya akhirnya Jenny melangkah masuk. Apalagi yang dia takutkan? Segala macam siksaan sudah pernah dia rasakan.

"Pagi Jennifer Sayang, bagaimana malammu?" sambut Ira. Seperti biasa, setiap baru pulang Jenny harus menghadap Ira.

"Seperti yang bunda lihat," jawab Jenny datar.

"Sudah makan? Ayo sarapan sama bunda."

"Aku lelah, aku ingin tidur di kamar saja," jawab Jenny. Memang akhir-akhir ini dirinya merasa gampang lelah dan sering merasa pusing.

"Ya, sudah. Istirahatlah. Nanti jangan lupa makan," balas Ira. Jenny mengangguk lalu pergi. Lega sekali rasanya melihat Ira tidak marah. Itu artinya Sean tidak melaporkan jika semalam dia kabur darinya.

Betapa manisnya sikap Ira kepada Jenny jika dia tidak membuat masalah. Tetapi sikap manis ini tidak akan membuat Jenny menyukai Ira, sampai kapanpun juga. Bagi Jenny, Ira tetaplah iblis yang membuat hidupnya terjerumus dalam lembah hitam dan tidak akan bisa dimaafkan.

Sampai di kamarnya, Jenny segera melepaskan pakaiannya dan bersiap-siap untuk mandi. Tiba-tiba dia merasa mual dan ingin muntah. Jenny berlari ke toilet.

"Pasti hanya masuk angin," gumam Jenny setelah selesai memuntahkan isi perutnya. Tidak mungkin dia hamil karena Ira telah menyuntikkan hormon pencegah kehamilan di tubuhnya.

Jenny memutuskan tidak jadi mandi dan hanya mengganti pakaiannya saja. Entah kenapa dia jadi merasa malas untuk mandi. Setelah itu dia merebahkan tubuhnya di kasur. Jauh lebih bagus dan lebih nyaman dari kasur di kamar kost Satya, tetapi Jenny tidak pernah bisa tidur nyenyak di atasnya.

Pikiran Jenny menerawang. Akhir-akhir ini dia merasa nafsu makannya berkurang. Lalu dia ingat jika selama dua bulan ini dia tidak mendapatkan tamu bulanannya. Dan sekali lagi pikiran soal kemungkinan jika dia hamil kembali hinggap di pikirannya.

"Tidak mungkin! Aku sudah pernah membaca jika suntik hormon seperti itu kadang bisa mengacaukan siklus bulanan," gumam Jenny menenangkan perasaannya. Tetapi tetap saja perasaannya tidak tenang.

Jenny tiba-tiba bangkit dan bersiap-siap pergi. Dia turun ke lagi ke lantai dua untuk pamit kepada Ira.

"Ada apa, Sayang? Bukankah kamu bilang kamu ingin istirahat?" tanya Ira.

"Aku ingin ke rumah sakit Aku sering merasa pusing akhir-akhir ini, mungkin anemia. Aku ingin memeriksakannya ke dokter," jawab Jenny datar seperti biasanya.

"Apakah Ben perlu mengantarmu?"

"Tidak. Aku bisa pergi sendiri."

"Oh ... Baiklah. Langsung pulang jika sudah selesai. Kamu harus fit karena sudah ada klien istimewa untuk malam nanti."

Jenny mendengus. Tidak ada hal lain yang dipikirkan Ira selain klien istimewanya. Jenny tidak menjawab dan langsung pergi begitu saja.

Malam hari Jenny diharuskan melayani klien, sedang siang hari dia bebas melakukan apapun atau pergi kemanapun, asal atas ijin Ira. Seperti saat ini ketika Jenny pamit untuk pergi ke rumah sakit, Ira mengijinkannya.

...* * * * *...

"Selamat, anda positif hamil. Usianya sembilan Minggu, itu artinya sudah dua bulan," ucap dokter yang memeriksa Jenny.

Jenny melihat kertas di tangannya dengan tangan gemetar. "Po ... Positif, Dok?" tanyanya tergagap.

Dokter itu mengangguk. "Aku tuliskan resep vitamin. Jangan lupa nanti rutin diminum agar bayi anda sehat," ucap dokter itu lagi.

Jenny keluar dari ruangan dokter seperti mayat hidup. Wajahnya pucat dan pandangannya kosong. Jenny kembali duduk di kursi tunggu di depan ruangan dokter kandungan. Dia masih belum bisa mencerna ini sepenuhnya. Hamil? Dirinya benar-benar hamil??? Dua bulan???

Di saat Jenny belum sepenuhnya menguasai dirinya, sebuah suara terdengar menyapanya.

"Jenny, kamu di sini juga?" Jenny mendongak, melihat pemilik suara yang baru saja menyapa. Di depannya ada Vero yang sedang menggandeng tangan Marlo dengan mesra. "Aku dan Marlo kemari untuk cek kesehatan karena kami akan segera menikah," terang Vero tanpa diminta. Wajahnya terlihat bahagia, berbeda dengan Marlo yang tampak dingin dan angkuh seperti biasanya.

Jenny pun berdiri bersiap pergi untuk menghindari mereka. Ada hal yang lebih penting yang harus dia lakukan daripada menghadapi mereka berdua, yaitu memikirkan kehamilannya.

"Kamu sedang apa menemui dokter kandungan? Apa kamu hamil dan tidak tahu siapa ayah dari bayimu?" ucap Vero asal. Marlo pun langsung melirik tajam Vero karena kata-katanya.

Sementara Jenny tidak bereaksi apa-apa. Dia benar-benar lelah secara emosi dan tidak ingin membuat keributan untuk saat ini.

Baik Marlo dan Vero sampai heran melihat sikap Jenny. Tidak biasanya dia diam setelah di hina seperti ini. Marlo sampai mengerutkan keningnya tidak percaya. Jennifer Ekavira yang dikenalnya akan membalas orang yang menghinanya entah dengan cara apapun yang dikehendakinya.

Jenny menatap Marlo, demikian juga Marlo yang menatap ke arahnya. Setitik harapan muncul begitu dia melihat Marlo. Dia satu-satunya orang yang bisa menyelamatkannya dari cengkeraman Ira dan mungkin ada harapan untuk mempertahankan kehamilannya jika dia benar-benar menyelamatkannya. Tetapi kemudian Jenny teringat kata-kata Sean atas apa yang sudah Marlo lakukan kepadanya. Setitik harapan itu menguap seketika dan muncullah kemarahan yang membara.

Marlo menatap mata Jenny untuk memastikan apa yang dipikirkannya. Tidak biasanya, Jenny yang selalu menunjukkan tatapan permusuhan kali ini menatapnya dengan cara yang berbeda. Marlo melihat Jenny dengan tatapan memohon seperti terakhir kali dia datang ke rumahnya untuk meminta bantuannya. Tetapi sedetik kemudian tatapan itu berubah menjadi tatapan penuh kebencian yang seperti biasa dia tunjukkan.

"Ah ... Shitt!!!" umpat Marlo dalam hatinya. Sesal dan ego kembali bergelut di dalam batinnya. Dia satu sisi tidak tega tetapi di sisi lain dia juga puas melihat penderitaannya.

Vero yang melihat dua orang ini saling bertatapan pun merasa tidak suka. "Pergilah Jen, jangan ganggu kami lagi!" ucapnya.

"Aku tidak pernah ingin mengganggu kalian. Kalian yang menggangguku!" ucap Jenny buru-buru pergi. Marlo hanya bisa melamun melihat kepergian Jenny.

"Sayang, kamu duluan saja, aku ingin ke toilet dulu," kata Vero, membangunkan Marlo dari lamunannya. Laki-laki itu pun melangkah menuju ruangan dokter dimana dia akan melakukan serangkaian tes kesehatan.

Sementara itu, bukannya ke toilet, Vero justru mengejar Jenny.

"Dasar jalang!!! Tidak hanya tidur dengan Marlo kamu juga tidur dengan Sean, hah?!! Murahan!!! Apa pertanyaanku tadi benar? Kamu hamil dan tidak tahu siapa yang menghamilimu?! Atau ada laki-laki lain yang juga menidurimu?" tanya Vero sambil terkekeh. Dia belum tahu kalau Jenny seorang pelacur.

Jenny terus berjalan, mengacuhkan Vero yang terus mengikutinya.

"Aku memiliki video rekamanmu dan Sean," ujar Vero yang berhasil menghentikan langkah Jenny. "Jauhi Marlo, atau aku akan menyebarkan video itu!"

"Kau pikir aku peduli?!" ucap Jenny kemudi pergi. Tidak ada yang lebih penting selain bayi dalam perutnya saat ini.

1
ardan
Mulai masuk alur seru nih. Siapa yah yg sudah membebaskan Jenn ?
ardan
Satya belum mengakui status dr ayah kandungnya, yang pasti akan membuat kaget kamu loh Jenn, saat tahu siapa sebenarnya Satya.
ardan
masih setia utk menunggu setiap updatenya. semangat ya thorrrr
Itha
semangat author aq tungu upaya.
Itha
berdamai lah dengan keadaan setiya..minta lah bantuan ayah mu
ardan
Luar biasa
Itha
sedih bangattt author mewek😭😭😭
Itha
aq sampe ngupas bawang author baca nya. sedih bangattt... gimana kalau kita diposisi jen
Itha
/Sweat//Sweat//Sweat//Sweat/
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!