NovelToon NovelToon
Hamil Diluar Nikah

Hamil Diluar Nikah

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Hamil di luar nikah / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Keluarga / Romansa
Popularitas:451.9k
Nilai: 4.7
Nama Author: Butterfly93_

Nadia Nata hamil diluar nikah tanpa sepengetahuan kekasihnya. Mereka sudah menjalin hubungan selama satu tahun. Karena janji manis dan rayuan sang kekasih, mereka melakukan hubungan yang tidak sepantasnya hingga Nadia mengandung.

Aditya Bima Mahendra, seorang CEO salah satu perusahaan terkenal milik keluarganya. Dia sudah satu tahun menjalin hubungan dengan sekretarisnya bernama Nadia Nata.

Tetapi saat mantan kekasihnya Nindi muncul kembali, satu tahun pengorbanan Nadia seolah-olah tidak berarti bagi Aditya. Dia lebih memilih Nindi dan berencana menikahinya tanpa tahu jika Nadia sedang mengandung anaknya.

Merasa dibuang dan tidak dihargai lagi. Lagi pula hubungan Aditya dan Nadia tidak mendapat restu dari orang tua Aditya karena alasan asal usul Nadia yang tidak jelas, membuat Nadia akhirnya memilih menyerah dan pergi.

Bagaiman kisah mereka selanjutnya? Ikuti ceritanya hanya eksklusif di NOVELTOON saja.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Butterfly93_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 11. Sekretaris Multitalen

"Di mana Nadia?" tanya Aditya kepada Rosa yang baru saja datang.

"Maaf pak, saya baru saja datang dan aku melihat meja kerjanya tadi masih kosong."

Aditya mengangguk kepalanya lalu merogoh saku jasnya mengambil ponselnya dari sana dan mencoba untuk menghubungi Nadia. Di seberang sana ponsel Nadia berdering. Dia sudah menduga hal itu akan terjadi bahwa Aditya akan menghubunginya namun dia tidak begitu peduli lagi.

"Iya pak" jawabnya singkat.

"Lagi di mana kamu?" Aditya bertanya dengan suara dingin.

Aditya menelepon Nadia sambil berjalan memasuki ruangannya. Dia masuk ke dalam lalu menutup pintunya dengan kasar. Yang tadinya suasana hatinya masih penuh semangat, berubah mengawali pagi harinya dengan marah-marah.

"Saya lagi sarapan pak" Jawab Nadia dengan santai walaupun dia mendengar sebelumnya ada suara benturan keras di seberang sana.

"Di mana...?" tentu Aditya.

"Di kafe seberang gedung."

"Cepat kembali ke kantor sekarang. Ada hal penting yang harus kamu kerjakan" ujar Aditya dengan nada memerintah. Dan seolah-olah dia tidak mau mendengar ada bantahan.

Belum sempat Nadia menjawab, Aditya sudah mengakhiri sambungan teleponnya secara sepihak. Hal itu membuat Nadia tersenyum kecut menyadari tingkah laku Aditya yang semakin semena-mena kepadanya.

"Apa dia marah...?" Tanya Mark sebelum menyesap kopi hitamnya.

Nadia menggeleng kepalanya. "Tidak. Pak Aditya tidak marah. Dia hanya mengatakan kalau ada pekerjaan yang harus saya kerjakan.

Nah dia melihat jam di pergelangan tangannya masih menunjukkan pukul delapan. Sebenarnya masih ada waktu sebelum memulai jam kerja.

"Apa dia selalu memaksamu kerja sebelum waktunya? Itu bisa dituduh penindasan kepada karyawan" ujar Mark sembari bertanya.

Nadia hanya tersenyum. Lalu menghabiskan tehnya. Tidak lama kemudian dia langsung beranjak dari kursinya.

"Apa bapak masih mau di sini? Aku harus kembali ke kantor sekarang."

"Tidak, aku akan ikut denganmu sekarang" Mark langsung menyusul berdiri dari duduknya.

Mark langsung berjalan menuju kasir untuk membayar pesanan mereka. Sementara Nadia menunggunya sambil menatap terus perusahaan tempat di mana dia bekerja. Hampir dua tahun lamanya dia bekerja di sana dan sebentar lagi dia akan meninggalkan perusahaan itu.

"Pagi-pagi sudah melamun" Bisikan lembut terasa di telinga Nadia membuat dia terperanjat kaget.

Dia merapikan helaian rambut yang berantakan di terpa angin pagi. Suatu hari nanti dia pasti akan merindukan tempat ini.

Saat mereka sampai, Rosa langsung buru-buru menghampiri Nadia ke meja kerjanya. "Nadia, Tadi Pak Aditya meminta untuk memeriksa laporan ini."

Nadia yang baru saja duduk di meja kerjanya langsung dihampiri Rosa. Rekan kerjanya itu menyerahkan tumpukan laporan yang baru saja diselesaikan kemarin. Nadia pun mulai mengerjakan laporan tersebut tanpa banyak protes.

"Bukankah ini sudah ditandatangani Pak Aditya kemarin?" tanya Nadia setelah memeriksa laporan tersebut.

"Iya. Tapi Pak Aditya bilang ada yang salah. Barusan juga aku sempat memeriksanya tapi menurutku tidak ada yang salah. Mungkin saja kalau kamu yang memeriksa bisa menemukan di mana letak kesalahannya."

Rosa menampakan wajah bingungnya. Dia sampai berulang kali mencocokkan data yang dia punya dengan laporan tersebut. Tapi tidak ada yang terlewatkan dan tak ada sesuatu yang keliru.

Nadia menghela nafas panjang setelah dia menyadari sesuatu. Jelas Aditya sedang mengada-ada.

"Apa sebenarnya masalahnya dia?" tanya Mark yang dari tadi tidak beranjak dari sisi meja kerja Nadia. Dia sepertinya ikut memperhatikan perilaku Aditya semenjak mereka bertemu.

"Tidak ada. Mungkin dia hanya sedikit keliru saja. Oh ya, apa perlu saya antarkan anda ke dalam ruangan Pak Aditya?" tawar Nadia.

Mengingat datang kemari untuk proses penandatanganan kerjasama mereka yang sudah mereka bahas sebelumnya. Nadia harus tetap melayani rekan bisnis sekolah bisa sahabat dengan baik. Dan saat ini dia hanya menunjukkan rasa profesionalitasnya sebagai rekan kerja.

"Tidak perlu saya bisa sendiri. Kamu selesaikan saja pekerjaanmu terlebih dahulu."

Mark langsung pamit, Lalu dia langsung pergi masuk ke ruang kerja Aditya. Dia meninggalkan kedua wanita itu sambil mereka berdua sama-sama menatap punggung laki-laki itu yang menghilang di balik pintu.

"Dia siapa Nadia? Ganteng sekali" tanya Rosa dengan nada berbisik.

"Dia rekan bisnis Pak Aditya sekaligus sahabatnya. Mereka akan mulai bekerja sama bulan ini. Aku sedikit lelah karena ada banyak pekerjaan.Tapi aku sangat bersyukur karena kita mendapatkan bonus yang lumayan besar" jawab Nadia.

"Ah, tepat sekali. Aku juga sangat senang melihat teman-teman Pak Aditya. Semuanya ganteng-ganteng tidak ada yang tidak. Nadia, apa kamu tidak tertarik menjalin hubungan dengan salah satu dari mereka? Kamu cantik, berbakat, pekerja keras juga. Kita harus perlu sedikit hiburan dan jangan terlalu fokus dengan pekerjaan" kata Rosa sembari mengedipkan matanya.

Nadia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum pahit. Mengingat cinta pertamanya dan pria yang terakhir ini membuat Nadia trauma menjalin sebuah hubungan dengan laki-laki. Apalagi dia sekarang sudah memiliki malaikat kecil di dalam rahimnya.

"Ayo kita cepat bekerja. Aku takut Bonus kita tidak akan dibayar jika kita kedapatan bergosip."

Tawa Rosa meledak. Lalu dia kembali ke meja kerjanya dan menyelesaikan beberapa pekerjaan yang tertunda kemarin.

Baru saja Nadia membuka berkas-berkas di hadapannya, telepon di meja kerjanya berdering. "Iya pak."

"Bawakan dua dua cangkir kopi. Aku mau kamu yang membuatnya karena bikinan office boy rasanya tidak enak."

Tanpa ada penolakan Nadia pun menurut. "Baik pak."

Walaupun dengan perasaan kesal dia tetap melakukannya. Dia adalah sekretaris yang multitalenta. Semua harus bisa Nadia lakukan. Bahkan dulu Aditya bisa tidur dengan nyaman hanya dengan memeluknya. Sekarang sudah ada yang menggantikannya bukan?

Sebelum dia benar-benar resign dari perusahaan itu, Nadia harus menunjukkan performa kerjanya yang terbaik. Walaupun dia sudah mengalami hal yang menyakitkan di sana yang dilakukan langsung oleh atasan sekaligus mantannya itu. Nadia akan tetapi meninggalkan kesan yang baik.

Karena dia masuk dan diterima bekerja di perusahaan itu dalam keadaan baik, maka dia akan membalasnya dengan cara keluar baik-baik juga. Terlepas dari kejadian yang sudah menyakiti hatinya. Semoga di tempat yang baru nanti, Nadia mendapatkan kehidupan yang lebih baik lagi.

Dia tidak mau lagi dengan mudahnya percaya dengan orang lain. Cukup dia dua kali mengalami penderitaan dan menyakiti mental serta fisiknya hanya karena seorang laki-laki.

Dengan langkah gontai Nadia berjalan menuju pantry. Dia langsung membuatkan kopi pesanan Aditya barusan. Dalam hati, dia berdoa supaya Aditya nanti tidak mencari-cari masalah lagi dengannya.

Dia hanya ingin melewati hari-harinya yang tersisa sedikit lagi dengan perasaan tenang. Dia tidak mau emosi yang selalu berubah-ubah Nadia rasakan mempengaruhi perkembangan malaikat kecilnya dia dalam rahimnya. Dia sangat berusaha menjaga keseimbangan mentalnya dalam batas balance.

Dan berharap si kecil di dalam sana aman dan baik-baik saja.

1
Ifan Richaniyah
semangat y thor nulisnya , q selalu tgu update an dari mu thor hehe
Annisa Rizki
cerita yang menghibur..
Rossmawar
lanjut
Cahaya
bukannya paragraf sebelumnya sudah mengeluarkan semua kartu Thor?
Cahaya
lah bukannya dia suruh bunuh anaknya yang belum lahir jika hamil.
bahkan sebelum tau hamil Thor?
Cahaya
bukannya mau empat tahun Thor?
Queeny Geulitz Syahputri
up
Lee Mba Young
kasian nadia, dulu di buang sekarang ngotot mau di pungut lagi tanpa mikirin perasaan nadia yg hamil dan berjuang sendiri. bgitulah laki laki gk mikir mau menang sendiri.
semoga nadia dpt jodoh yg baik gk kayak aditya itu. buang dan pungut orang seenaknya.
Rizal Zal
Kecewa
Rizal Zal
Buruk
Jannah Mumtaz
Luar biasa
Rossmawar
lanjut dong
Noona Han
Peran bapaknya aditya gak ada apa, sampai istrinya keg lepas kendali gak ada yg mantau, udah kya binatang liar yg dilepas dari kandang, gak sadar²😂🙏
Hesti Bonitinho
alur ceritanya sama bngt SMA novel sebelah..
Ifan Richaniyah
q kok sedih y liat aditya , emak ny aditya egois bgt , pen tak hiiiiiiihhhh
RATNA
maaf Thor masih menyimak alur cerita nya,🙏🙏🙏
RATNA
Lumayan
RATNA
Kecewa
Rohmi Yatun
iihh dikit amat.. double up dong Thor 🙏👍
Endah Nigel Moms Nigel
kenapa di waktu seru" nya malah kepotong muluu thour🥺🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!