Elsa dan Miller selalu menempuh percintaan nya dengan banyak Duka dan Luka.
sampai teman yang di dekatnya ikut merasakan pusaran cintanya yang tak kunjung menemukan arti bahagia.
Mereka berawal dari teman kecil sampai membawanya ke jenjang percintaan nya yang lebih serius, namun seketika ada suatu kejadian yang dimana membuat mereka ikut merasakan kejahatan cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14.
Burung berkicau riang dengan pantulan cahaya yang masuk menyorot tembus kamar elsa sehingga membangunkan celia dari tidur nya
Celia menidurkan matanya sebentar guna menyesuaikan cahaya pada pandangan matanya
Melihat elsa yang masih tertidur lelap dia enggan membangunkan nya memilih bersiap melakukan rutinitas di pagi harinya bersiap untuk pergi ke kamar mandi
Celia yang sudah menuntaskan kegiatan mandi nya melihat elsa yang sudah bangun dengan mata tertutup tangan untuk mengindari pantulan cahaya matahari yang masuk
Elsa mengintip celia yang baru saja keluar dari kamar mandi di kamarnya "Tunggu sebentar" Elsa bergumam pelan
Setelah kesadaran elsa penuh dia bangun dan menuju kamar mandi yang berada di pojok kamarnya.
Disini celia adalah saksi beratnya perjalanan hidup elsa selama dia masih kecil.
...**...
Elsa yang sudah mandi memakai kemeja putih seragam khas anak SMA dengan dasi kupu-kupu berwarna merah muda rok menjulang sedikit diatas lutut dilengkapi almamater sekolahan berwarna merah tua.
Dengan pantulan matanya berwarna coklat Elsa duduk dan melihat cermin guna melengkapi kecantikannya dengan berdandan setiap harinya
"Elsa sudah belum." Terdengar teriakan celia dari bawah.
Elsa yang baru menyadarinya permintaan celia kemarin yang ingin mengantarkan sekolahnya dia pangkas waktu bersoleknya guna menjumpai celia yang sudah menunggu dibawah
Elsa turun menuju tempat makan melihat ayahnya sudah pulang dari kerjanya ikut makan bersama celia dan ayahnya
"Pagi sayang." Ucap sang ibu sambil mencium pipi elsa yang rutin dilakukan nya setiap hari
Celia berdialog kecil kepada ayahnya untuk meminta izin mengantar elsa ke sekolah ayahnya langsung menyetujui nya
Sehabis makan elsa memanaskan sepeda motor miliknya yang rutin dilakukan setiap dia ingin bersekolah celia hanya bisa menatap dari kursi panjang yang dia duduki tatapan matanya terus menyorot ke arah elsa yang sedang menjepit rambut bagian tengah nya.
Elsa sadar kalau dia sedang diperhatikan dengan menoleh ke arah celia yang menatapnya dengan serius dari semalam
"Ada apa cel?" Sepatah kata dari elsa yang menanyakan celia tentang tatapannya
Celia langsung berdiri dan menuju ke sepeda motornya, dia naik dan mengajak elsa untuk bersiap ke sekolahnya.
Disepanjang perjalanan celia gelisah dengan teman sekelas elsa yang bernama meli
"Hubungan dengan meli kau baik-baik saja kan?" Ucap celia yang memberanikan diri memberi pertanyaan seperti itu.
"Kami berteman baik kok sekarang." Elsa yang baru menyadari meli adalah orang yang mendeskriminasi nya pada saat dia kecil
"Sekarang?" kata-kata itu mengganggu pikiran Celia yang sedang mengendarai motornya.
Elsa melihat kegelisahan dari wajah celia dibalik pantulan kaca spion motornya "Hal semacam itu tidak perlu kamu pikirkan lagi sekarang cel!" Elsa menepuk pundak celia.
...**...
Celia yang baru saja mengantarkan elsa ke sekolah di depan gerbang dia duduk santai membeli sebuah jajanan dengan pakaian tanktop berwarna jingga yang biasa dia pakai keseharian nya.
Para murid yang menuju ke sekolah matanya tertuju pada gadis cantik yang sedang membeli bakso langganan para murid di sekolahnya.
Celia yang tersadar lupa membawa sweater miliknya mempercepat makan nya guna menghindari tontonan yang lebih banyak dari siswa yang lewat.
Tiba-tiba saja meli yang baru saja datang menggunakan sepeda motornya menatap celia dengan tatapan sinis nya mengarah pada nya.
Celia membalas dengan lirikan tajam dengan mata sampingnya mengarah ke arah nama tanda pengenal yang bertuliskan Meli Saputri.
"Kamu tunggu sebentar." Celia menghentikan laju meli yang ingin memarkirkan motornya
"Siapa ya?" Meli bertanya-tanya.
"Gue boleh minta kontak lu kan." Ucapan bahasa betawi celia tiba-tiba keluar.
"Gue ingin kenal loe soalnya, makanya gue kesini." Sambil menyerahkan handphone miliknya.
Meli mengambil handphone milik celia dan mengetikan nomor ponsel pribadinya di handphone milik Celia. "Nih udah, lu orang jakarta ya? gue juga asalnya dari situ." Meli yang penasaran.
"Iya gue dari cengkareng, btw thanks ya, gue boleh nge hubungi loe kan nanti?" Ucap Celia sambil mengambil ponsel milik nya.
"Boleh, kapan-kapan kita main bareng ya, gak nyangka gue melihat orang jakarta ada di sini." Ucap meli yang senang.
"Gampang diatur kita kontekan saja nanti, kalau gitu gue pamit pulang dulu ya." Celia berpamitan kemudian pergi meninggalkan area parkiran sekolah elsa.
Meli melambaikan tangan kearahnya "Eh gue belum tau nama dia siapa!" Meli bengong dan mengharapkan ada kabar darinya melalui nomor ponsel yang dia kasih.
"Meli kenapa kamu kaya abis lihat setan saja." tiba-tiba datang Andita
Di pertengahan jalan menuju kelas meli menyadari ada yang aneh darinya, dia melihat motor seseorang yang dia kenal
...**...
...Di dalam kelas...
Tiba-tiba meli menatap tajam ke arah elsa, disini elsa hanya bisa mengangkat kedua tangannya dengan wajah ketakutan nya.
Gabung yu di Gc Bcm
kita di sini akan ada event dan reward special loh
serta kita di sini akan belajar bareng mengenai teknik menulis dasar yang baik dengan kaka mentor senior kita
caranya hanya wajib Follow akun saya sebagai pemilik Gc Bcm ya.
Thank you.