My First Love

"Ini rumah temen Ayah?" Hani melirik Ayahnya lalu kembali melirik rumah mewah berwarna putih, berlantai 2 di depan mereka.

"Iya."

"Lah ini kan rumah temen aku Yah." Lalu Hani melirik Naura, "Rumahnya Kevin Nau," ucapnya lagi.

Naura nampak kaget. Tadi dia menolak ajakan Kevin, eh nggak taunya tetap datang ke tempat itu juga.

"Temen kamu?"

Hani mengangguk.

*****

"Rafa, akhirnya kamu datang juga. Oh ya, ini anak anak kamu?" Seorang pria paruh baya yang masih nampak tampan datang menyambut kedatangan mereka yang baru masuk. Menatap Hani dan Naura bergantian.

"Seingatku kamu cuman punya satu anak perempuan."

Ayah mengangguk, memperkenalkan Hani dan Naura. "Yang ini Hani anakku, kalau yang ini Naura, anaknya Alan. Kamu ingat Alan Nugraha temen SMA kita kan ? Nah ini anaknya."

Paruh baya itu nampak terkejut. "Oh Astaga, anaknya Alan toh. Nggak nyangka ya si Alan punya anak secantik ini." Diakhiri dengan candaan.

Naura tersenyum menanggapi candaan tersebut.

"Naura?" Kevin menghampiri dengan wajah sumringah.

"Ada aku juga kali."

Kevin nyengir. "Sorry Han, nggak keliatan soalnya."

"Ck, alasan aja."

"Oh ya Nau kok bisa disini, tadi katanya nggak bisa datang?"

"Kalian saling kenal?" Paruh baya itu bertanya pada Kevin.

"Iya Pa, mereka temen kuliahku. Ini Hani." Kevin menunjuk Hani, " dan ini Naura, yang pernah Kevin ceritain ke Mama Papa."

Paruh baya itu nampak tersenyum pada Naura.

"Lucu ya Raf, kita baru niat mau ngenalin eh ternyata anak anak kita sudah temenan."

"Iya, aku juga baru tau tadi. Tapi syukurlah kalo mereka udah temenan baik, bisa saling menjaga nanti. Oh Ya, Istri kamu mana?"

"Kamu bilang apa sih ke orang tua kamu? Ngapain cerita tentang aku segala?" protes Naura begitu Ayah, Bunda dan papanya Kevin meninggalkan mereka.

"Aku hanya menceritakan tentang gadis yang aku sukai. Nggak masalah dong."

Naura mendengus. "Ya ngapain diceritain coba."

"Pengen aja, habisnya Mama Papa terus nanyain kenapa aku nolak perjodohan sama Cindy. Ya aku cerita aja kalo aku udah suka sama kamu dan untungnya mereka nggak keberatan, mereka malah pengen ketemu kamu." Kevin nyengir.

"Malas banget liat kalian. Udah ah, aku mau keliling dulu." Hani melenggang pergi. Naura ingin mengejar tapi Kevin sudah lebih dulu menahan tangannya.

"Ketemu mama aku ya, Please ...," ucap pria itu dengan puppy eyesnya.

Naura memutar bola matanya malas. Ingin menolak tapi tak mungkin, apalagi dia sudah berada ditempat ini.

"Tapi jangan ngomong yang aneh aneh. Ingat ya, aku udah punya orang yang aku suka loh. Sorry tapi aku ngomong gini biar kamu nggak terlalu berharap."

Kevin memaksakan senyumnya. "Ya, tapi masa depan nggak ada yang tau Nau. Bisa saja kamu malah berjodoh denganku."

"Naura." Suara itu menghentikan langkah Naura dan Kevin.

Keduanya menoleh. Tak jauh dari mereka, Jonathan dengan didampingi Lyodra, keduanya melangkah mendekat pada Naura dan Kevin.

"Kayak mo nyebrang aja, pake pegangan tangan segala." Naura ngedumel, menatap tangan Jonathan dan Lyodra yang saling menggenggam. Apalagi melihat Lyodra yang sok kecantikan.

Naura menoleh pada Kevin yang barusan menggenggam tangannya. "Biar kamu nggak iri," ucap pria itu cengengesan.

"Lepas Vin."

Bukannya dilepas, Kevin malah mempererat genggaman tangannya.

"Kamu disini juga?" tegur Lyodra. Matanya memindai Naura dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Biasa aja kali liatnya, kayak nggak pernah liat cewek cantik aja."

Lyodra tersenyum, walau dalam hati ingin sekali memaki Naura. Lyodra pikir, Jonathan akan menegur Naura yang sudah bersikap tidak sopan padanya. Tapi, ternyata pria itu malah diam, memandang datar pada Naura dan Kevin.

"Kamu kesini sama siapa?" tanya Jonathan dengan nada tak bersahabat.

"Ayah, bunda sama Hani."

"Terus, kemana mereka? Kenapa kamu malah disini dan berduaan dengan orang asing."

Kevin menampilkan senyum smirknya. Pria itu bisa merasakan ketidaksukaan Jonathan padanya. Entah kenapa, tapi Kevin merasakan sesuatu yang tak biasa dari sikap Jonathan ini.

"Aku bukan orang asing, aku adalah temen sekaligus calon pacarnya Naura."

Naura melotot karena kaget mendengar ucapan Kevin. "Ngomong apaan sih Kev." Penuh kekesalan.

"Kakak kamu nanya siapa aku, emang salah ya kalau aku jawab seperti itu? Untuk sekarang kan kita memang berteman Nau tapi jangan lupa kalau aku juga sedang mengejarmu untuk menjadi kekasihku." Kevin nampak santai, pria itu bahkan iseng mencubit kecil pipi Naura yang menurutnya nampak menggemaskan.

"Naura tidak bisa pacaran sebelum kuliahnya selesai!"

Mereka kembali menoleh pada Jonathan.

"Pacaran atau tidak itu haknya Naura. Tapi aku nggak pa pa sih, kalo Harus nunggu Naura sampai kelar kuliah." Kevin menoleh pada Naura, lalu tersenyum, "Nau, kelar kuliah kita langsung nikah aja gimana?"

Naura memutar bola matanya malas. "Siapa yang mau nikah sama kamu?"

"Beib kamu kenapa sih?" Lyodra menatap Jonathan penuh kekesalan.

"Apanya yang kenapa?"

"Kamu ngapain ngurusin mereka. Mau pacaran atau nggak kan itu urusan mereka. Udah deh, mending kamu fokus sama aku, ini aku capek dari tadi berdiri aja disini."

"Ya, aku setuju banget sama pendapatan kamu," timpal Kevin yang langsung mendapat serangan mata tajam dari Jonathan.

"Jangan ikut campur kamu!"

"Beib!" Lalu Lyodra menarik Jonathan dari sana.

"Naura ikut kakak." Jonathan ikut menarik Naura bersamanya. Kevin hanya memperhatikan tanpa sama sekali mengejar.