My First Love

My First Love

Part 1

Soekarno hatta Airport

Wanita dengan tubuh tinggi semampai. Rambutnya berwarna sedikit kecoklatan dengan kacamata hitam yang bertengger di atas kepalanya. Dengan elegannya wanita itu menarik koper berwarna biru muda yang ukurannya 28 inch.

Senyum manis tak pernah luntur dari wajah cantiknya. Dia bahagia bisa kembali lagi ke negara ini. Negara yang sudah hampir enam tahun ditinggalkannya. Sebelumnya dia harus mengikuti kedua orang tuanya yang pindah dan menetap di Kanada.

''Hallo Indonesia …’’ Dia berlari kecil sambil merentangkan tangannya. Lalu menghirup dalam udara penuh polusi yang entahlah itu sangat membuatnya senang.

''Aaahhh bahkan bau rempahnya sudah menusuk hidungku. Aku benar-benar berada di indonesia sekarang.'' Dia terkekeh saking senangnya. Impiannya untuk kembali akhirnya disetujui oleh kedua orang tuanya yang sebelumnya terus menentang keputusannya untuk kembali dan melanjutkan studinya di Indonesia.

Tidak lama, dia mendengar seseorang memanggilnya. Suara yang sangat tidak asing di indera pendengarannya. Suara yang selama enam tahun ini hanya bisa didengarnya lewat telepon. Dia berbalik lalu tersenyum melihat sang sahabat melangkah dengan setengah berlari ke arahnya.

''Naura ... Nau aku kangen banget sama kamu.'' Lalu keduanya berpelukan. Melepas rindu satu sama lain. Keduanya sudah bersahabat sejak kecil dan tak ada rasa awkward bahkan setelah bertahun tahun tak bertemu.

''Nau, kamu beneran mau kuliah disini kan? Nggak prank kan ini?'' tanya Hani. Wanita itu menunjuk Naura dengan matanya yang menelisik. Entahlah Hani hanya ingin memastikan sahabatnya itu tidak sedang berbohong.

''Iya Han, eh tapi kamu datangnya sendiri?'' Mata lentik tanpa maskara itu bergerak kesana kemari, mencari sosok yang sangat ingin ditemuinya. Sosok yang sangat dia rindukan.

''Hhmm ... Kak Jo jam segini kerja Nau jadi nggak bisa jemput kamu,'' jawab Hani mengerti. Sedangkan Naura hanya bisa mengangguk kecil, dia mencoba mengerti kesibukan Jonathan. Pria itu sekarang memiliki tanggung jawab lain dari hanya sekedar menjemputnya di bandara.

''Ya sudahlah, nggak usah bahas kak Jo lagi.'' Hani mengambil alih koper Naura dengan tangan kirinya sedangkan tangan kanannya menarik Naura lalu membawanya ke mobil.

*****

''Bunda Naura kangen ....'' Wanita itu berlari memeluk bunda Citra, ibunya Hani dan Jonathan. Dia memanggil bunda karena memang sudah terbiasa sejak kecil.

''Oh ya Tuhan putriku sudah sebesar ini? Cantik banget sekarang Nau.'' Bunda Citra ikut memeluk dan beberapa kali mencium puncak kepala Naura,  ''maaf ya tadi bunda nggak bisa ikut jemput kamu.''

Bukannya menjawab, Naura malah berteriak senang melihat pria paruh baya yang sedang menuruni anak tangga. Dia melepaskan pelukan bunda Cintra dan berlari memeluk pria paruh baya itu.

''Ayah Nau kangen banget ...,'' ucapnya manja seperti anak kecil.

''Ayah juga kangen banget sama kamu, udah besar aja Nau.'' Ayah Rafa membelai sayang puncak kepala Naura.

''Nau kan tumbuh Yah, pasti besarlah.'' Naura pura-pura memperlihatkan wajah manyunnya yang langsung di sambut gelak tawa oleh keluarga kecil itu.

''Ah masa sih, tapi kenapa merengeknya nggak ilang ilang ya? Masih sama seperti Naura yang umurnya dua belas tahun.'' Ayah Rafa menggoda dengan mencubit gemas pipi Naura yang kembali diprotes wanita itu.

''Ih Ayah aku udah besar. Pipiku jangan di cubit-cubit lagi nanti cantiknya nambah loh,'' jawabnya terkekeh yang kembali membuat keluarga itu tertawa. Ya inilah Naura, wanita periang yang mampu membuat orang-orang disekelilingnya bahagia hanya dengan tingkah lakunya.

''Narsis amat,'' teriak Hani sedikit mendorong kening Naura dengan jari telunjuknya.

''Aish Bunda-Ayah, anak nakal kalian menggangguku,'' adunya dengan bibir yang dimanyunkan. Kira-kira hampir 5 cm kedepan. Sungguh, wajahnya terlihat sangat menggemaskan.

''Sudah ... Sudah nggak usah bercanda lagi. Nau kamu belum makan siang kan? Yuk Bunda udah masak makanan kesukaan kamu.''

''Yey, emang cuma Bunda yang ngertiin Nau.'' Sambil berlari menghampiri meja makan. sedangkan ayah dan Hani hanya bisa menggeleng kepala. Hanya umur yang bertambah sementara kelakuan Naura tidak berubah. Masih seperti anak kecil.

*****

Siang berganti malam. Naura mondar mandir di depan pintu masuk. Wanita itu tengah menunggu kepulangan Jonathan. Beberapa kali dia melihat jam tangannya. Sudah hampir jam sepuluh malam dan Jonathan belum juga kembali. Apa sesibuk itu kak Jo-nya sekarang? Pikirnya.

Pikirannya menerawang jauh, menduga-duga apa yang sedang dilakukan Jonathan diluaran sana. Benarkah pria itu masih bekerja atau malah melakukan hal lain? Ya beginilah Naura, pikirannya tak bisa jauh dari praduga praduga negatif.

''Aish kak Jo kemana sih? Mana ada orang kerja sampai jam segini, apalagi dia Ceonya.'' Dia kesal sendiri karena pikiran negatifnya yang tak kunjung hilang.

''Nau kenapa belum tidur sayang?'' Bunda menghampiri. Tadinya bunda keluar untuk mengambil minum dan tidak sengaja melihat Naura yang masih terjaga. Walau tau alasan Naura masih terjaga dia tetap saja bertanya, mungkin sebagai basa basi.

''Nungguin kak Jo Bun, ini udah hampir jam 10 loh.'' Wanita itu tidak melihat si pemberi pertanyaan. Matanya hanya fokus menatap pintu masuk berharap pintu itu segera terbuka dan menampilkan pria yang sejak tadi di tunggunya.

''Nggak usah ditunggu, ini belum jam pulangnya.’’ Bunda Citra pun menyuruh Naura tidur. Baginya akan percuma jika menunggu kepulangan Jonathan. Entahlah dia juga sedikit bingung dengan perubahan anak sulungnya yang belakangan ini sering pulang pagi.

''What!'' Karena kaget, Naura sedikit berteriak.

''Tapi ini udah jam sepuluh Bun, emang biasanya kak Jo pulang jam berapa?'' tanyanya kepo dengan perasaan semakin tidak tenang bercampur kesal.

''Biasanya sekitar jam dua atau tiga pagi.''

''What!'' Naura kembali berteriak. Suaranya lebih keras hingga bunda Citra harus menutup kuping.

''Nau!''

''Maaf ... Maaf Bun. Habisnya aku speechles dengarnya. Ih kak Jo awas deh kalau pulang bakalan aku omelin,'' gerutunya. Mulai membawa langkahnya masuk ke kamar tamu yang sekarang akan menjadi kamar pribadinya. Tak lupa dia mengecup pipi bunda Citra terlebih dulu.

*****

Hampir jam tiga pagi dan Jonathan baru kembali. Tujuannya bukan ke kamarnya, melainkan ke kamar tamu yang dia yakini sekarang ditempati oleh Naura.

Ceklek

Pria itu berdiri diam di pintu, memperhatikan wajah cantik yang tengah terlelap. Entah apa yang dia pikirkan, dia termenung selama kurang lebih 5 menit sebelum akhirnya melangkah menghampiri Naura. Dia jongkok di samping ranjang, menyingkirkan beberapa helai rambut yang menutupi wajah cantik tersebut.

‘’Akhirnya kamu balik Nau.’’Jonathan tersenyum tipis. Perlahan dia mendekatkan wajahnya dan melabuhkan satu ciuman di kening si gadis.

''Kakak kangen banget sama kamu,'' ucapnya ikut berbaring di samping Naura. Menarik wanita itu dalam pelukannya dan kembali melabuhkan satu ciuman di kening Naura sebelum mengikuti wanita cantik itu ke alam mimpinya.

*****

Hampir jam enam pagi, Jonathan bangun lebih dulu. Pria itu kembali tersenyum melihat wajah cantik Naura yang belum terganggu meski sinar mentari sudah tampak memasuki kamarnya.

Dia perhatikan baik-baik wajah yang sudah hampir dua tahun tak dilihatnya. Wajah yang dulunya selalu merengek memanggilnya. Rasanya sangat menyenangkan bisa melihat wajah Naura lagi. Dia bahkan rela bangun pagi hanya untuk menikmati wajah cantik nan polos gadis kecilnya itu.

''Morning'' Naura tersentak kaget. Mata yang tadinya masih enggan terbuka kini terbuka dengan sangat lebar. Wanita itu tersenyum senang, dia lebih mendekatkan tubuhnya dan memeluk Jonathan dengan begitu erat. Menghirup wangi tubuh pria yang sangat dirindukannya itu.

"Kakak jahat banget sih, kenapa nggak jemput aku kemarin?'' Naura mendongak, pura-pura memberi tatapan tajamnya.

''Kemarin kakak ada meeting penting yang nggak bisa ditinggal Nau. Maaf ya ....'' Dengan tangannya yang mengelus lembut kepala Naura. Pria itu beberapa kali mencium puncak kepala Naura.

Terpopuler

Comments

Rubyred

Rubyred

ceritanya menarik mudah bagus dan seru ya kalau dilihat dari karakter masing2 kayaknya bagus dan seru.....semangat ya thor...

2024-04-18

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!