Kesalahan satu malam membuat Meisya harus menanggung akibatnya seorang diri. Kekasih yang seharusnya bertanggung jawab atas kehamilannya, malah mengabaikan dan mengira kehamilan Meisya sebagai lelucon.
Meisya yang ketahuan hamil, justru diusir oleh keluarganya dan terpaksa membesarkan anaknya seorang diri. Dia dituntut untuk hidup mandiri dan kuat demi anaknya.
Sampai akhirnya, takdir mempertemukan Meisya dan Ello, mantan kekasih sekaligus ayah dari anaknya. Akankah Meisya bersedia mengungkapkan kebenaran tentang anak mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kesalahan Semalam Bab 11
Semenjak memutuskan hubungan dengan Ello, Meisya memang tidak mau membalas pesan dari laki-laki itu. Dia bahkan berencana untuk mengganti nomornya setelah pindah kota nanti. Baginya, hubungan dengan Ello telah berakhir, mengingat dan meladeninya hanya akan meninggalkan luka.
Wanita itu menampilkan senyum tipis sebelum menjawab pertanyaan sahabatnya. “Aku merasa Ello bukan laki-laki yang bisa aku andalkan. Biar saja dia tenang mengejar mimpinya, dan aku menjalani hidupku dengan bahagia,” ucap Meisya untuk menjawab pertanyaan yang telah Gisela lontarkan.
Sontak saja Gisela menghentikan langkah dan menoleh pada sahabatnya itu. “Kalian benar-benar putus?” tanya Gisela masih tidak mempercayai apa yang didengar dari sahabatnya itu.
“Iya. Kami cuma cocok saat SMA saja, setelah lulus, kisah kami juga berakhir,” jawab Meisya coba terlihat santai di depan teman sekelasnya itu. “Udah yuk buruan masuk. Nggak usah bahas dia lagi!” Meisya segera menyeret Gisela ke ruangan agar urusannya di sekolah itu segera selesai.
Acara pengambilan ijazah itu memang tidak lama, tetapi teman-teman Meisya mengajaknya untuk pergi makan-makan sebelum berpisah. Sebenarnya, Meisya sangat ingin pergi, tapi sayangnya dia harus segera pulang untuk secepatnya pergi ke luar kota. Dia bahkan belum mendapatkan tempat tinggal, sehingga dengan terpaksa Meisya pun menolak ajakan teman-temannya untuk mengikuti acara perpisahan.
*
*
Kini, Meisya sudah bersiap untuk pergi. Dia sudah menyeret koper keluar dari rumah sang kakak. Rendy sudah mencarikan rumah untuk Meisya tinggali. Itu semua juga demi membuat Mirna agar tidak terlalu mengkhawatirkan adiknya.
Tangis haru mewarnai kepergian Meisya siang itu. Dengan sebuah taksi yang telah dipesan oleh Rendy, Meisya pun meninggalkan rumah yang hampir setahun terakhir ini ditinggalinya. Mirna tak bisa mengantarkan sang adik ke luar kota karena permintaan Meisya sendiri.
Usai meninggalkan rumah itu, Meisya menangis sejadi-jadinya. Di usianya yang masih sangat belia ini, dia belum terlalu siap menjalani kehidupan keras orang dewasa. Namun, kehamilan telah memaksanya untuk berpikir rasional dan mandiri.
Setelah naik taksi, lalu naik bus, kemudian naik angkutan umum, hingga akhirnya Meisya tiba di sebuah rumah kontrakan yang telah disewa oleh Rendy untuknya.
Di depan rumah sederhana yang terletak di sebuah kompleks perumahan warga seperti yang Meisya mau, wanita hamil itu menatap pintu rumah yang akan ditempatinya itu.
“Kita akan berjuang di tempat ini, Nak. Walaupun mama akan sendirian mengurus kamu, tapi mama janji, mama akan menyayangimu sepenuhnya. Menjadi mama sekaligus papa untukmu, Sayang.” Wanita itu berbicara dengan bayi dalam kandungannya sambil mengusap lembut perutnya dengan tangan.
Sementara itu di tempat lain, Ello saat ini sedang menatap ponselnya yang masih memakai foto Meisya sebagai tampilan depan layarnya. Laki-laki itu mencoba menghubungi Meisya berkali-kali tapi tetap tidak bisa terhubung.
“Kamu ke mana sih, Sya? Kemarin masih nyambung di telfon. Kenapa sekarang kamu susah dihubungi? Apa kamu ganti nomor?” gumam Ello dengan wajah cemas.
Dia menarik napas berat dan mulai memikirkan mantan kekasihnya itu. Bayangan wajah Meisya di pertemuan terakhir mereka masih membekas jelas di ingatan Ello. Kesedihan dan kecemasan di wajah wanita yang dicintainya itu membuat Ello dilanda kegalauan.
“Aku yakin kamu cuma ngaku-ngaku hamil, Sya. Kamu pasti ngomong kayak gitu ksrena nggak mau jauh sama aku. Tapi, aku harus selesaikan pendidikan ini dan menjadi arsitek hebat demi kamu juga. Apa kamu sangat marah sekarang? Aku merindukanmu, Meisya.”
***
Kembang kopinya jangan lupa 💋💋
tapi untuk kebodohannya luar biasa dan sangat luar biasa.
jempol terbalik buat Ello.