NovelToon NovelToon
Sebatas Istri Bayangan

Sebatas Istri Bayangan

Status: tamat
Genre:Tamat / Mengubah Takdir / Keluarga / Suami Tak Berguna / Penyesalan Suami / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:11.6k
Nilai: 5
Nama Author: rose.rossie

Kirana, seorang wanita lembut dan penyabar, merelakan hidupnya untuk menjadi istri dari Dion, pria pilihannya. Namun, kebahagiaan yang diharapkan tak kunjung datang. Sejak awal pernikahan, Kirana dibayangi oleh sosok mertuanya, seorang wanita yang keras kepala dan suka mengontrol. Mertuanya tak pernah menganggap Kirana sebagai bagian dari keluarga, selalu merendahkan dan mencampuri setiap keputusan Kirana.

Kirana merasa seperti boneka yang diatur oleh mertuanya. Setiap pendapatnya diabaikan, keputusannya selalu ditolak, dan kehidupannya diatur sesuai keinginan sang mertua. Dion suaminya, tak pernah membela Kirana. Ia terlalu takut pada ibunya dan selalu menuruti segala permintaan sang ibu. Ditengah konflik batinnya, akankah Kirana kuat mengarungi bahtera rumah tangganya? Atau akhirnya ia menyerah dan memilih berpisah dengan suaminya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rose.rossie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Aku terdiam, meresapi ucapan Bu Ningsih. "Kamu tidak tahu siapa yang sebenarnya mengendalikan pernikahan ini," katanya. Ucapannya terngiang-ngiang di kepalaku, menambah ketegangan yang sudah lama menggunung di antara kami. Perasaanku campur aduk—antara marah, sakit hati, dan ketidakpastian yang mencekik.

Seketika rasa penasaran menguasai pikiranku. Apakah benar Dion menyembunyikan sesuatu dariku? Selama ini, aku selalu berusaha berpikiran baik, meskipun banyak hal yang membuatku ragu. Tapi sekarang, dengan ancaman dan sindiran dari Bu Ningsih, aku tidak bisa lagi menutup mata.

Sejak Dion menerima telepon tadi, wajahnya berubah. Aku bisa merasakan ada sesuatu yang tak beres. Telepon itu datang di momen yang sangat aneh—tepat ketika kami sedang membahas soal keturunan dan kesuburan. Mungkinkah telepon itu berhubungan dengan masalah yang lebih besar, sesuatu yang selama ini dia sembunyikan?

Bu Ningsih masih berdiri di depanku, menatapku dengan sorot mata yang dingin. Dia sepertinya yakin bahwa dia masih bisa mengendalikan Dion, bahkan ketika suaminya sendiri sudah pergi bertahun-tahun lalu. Dalam benaknya, Dion masih anak kecil yang harus tunduk pada segala permintaannya.

“Kamu pikir kamu bisa menang?” Bu Ningsih mencibir lagi, membuatku semakin merasa terpojok. “Selama ini Dion hanya diam karena hormat padamu. Tapi pada akhirnya, dia akan berpihak pada keluarga, bukan padamu. Kamu itu hanya sementara dalam hidupnya.”

Aku ingin membalas ucapan itu, tapi aku tahu tak ada gunanya. Mertuaku tak akan mendengarkanku. Dia tak pernah mendengarkan. Jadi, tanpa sepatah kata pun, aku mengambil hasil tes dari meja, melipatnya dengan hati-hati, lalu melangkah keluar dari ruangan itu. Udara dingin menyambutku saat aku keluar rumah, mencoba menenangkan pikiran yang berkecamuk.

Setelah beberapa menit di luar, aku memutuskan untuk menyusul Dion ke kantor. Aku perlu tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jika memang dia menyembunyikan sesuatu, aku harus mengetahuinya sekarang, sebelum semuanya menjadi lebih rumit.

---

Aku tiba di depan kantor Dion yang cukup sepi malam itu. Mobilnya masih terparkir di halaman. Aku masuk ke dalam gedung, tapi suasana sunyi menyelimuti. Tidak ada tanda-tanda rapat atau pertemuan darurat yang sedang berlangsung. Langkahku semakin berat saat menyusuri koridor. Di ujung lorong, ada pintu ruang kantor Dion. Sedikit gemetar, aku mendekati pintu itu, lalu berhenti sesaat, menenangkan diri. Napasku terengah-engah karena gugup.

Tiba-tiba terdengar suara perempuan dari dalam ruangan. Suara itu... sangat asing.

Aku memajukan telingaku ke arah pintu dan mendengar percakapan yang samar-samar.

"Terima kasih sudah mau datang," suara perempuan itu berkata lembut.

Aku bisa merasakan detak jantungku semakin cepat. Siapa dia? Dan kenapa ada seorang perempuan bersama suamiku di kantor pada jam selarut ini?

"Kamu tahu aku selalu ada untukmu," suara Dion menjawab, terdengar lebih lembut dari biasanya.

Dadaku sesak. Seluruh tubuhku menegang mendengar kalimat itu keluar dari mulut suamiku. Suara Dion, yang biasanya terdengar penuh beban, kali ini berbeda. Ada kelembutan, dan itu menimbulkan banyak pertanyaan di kepalaku. Apakah ada yang lebih dari sekadar urusan kantor?

Perlahan, aku memutar gagang pintu dan membukanya sedikit, hanya cukup untuk melihat ke dalam ruangan. Jantungku hampir berhenti saat melihat pemandangan di hadapanku.

Dion sedang duduk di sofa, sementara seorang perempuan duduk di sebelahnya. Perempuan itu cantik, berpenampilan anggun, dengan senyum yang menyiratkan keakraban. Mereka tidak terlihat sedang membahas masalah kantor. Lebih dari itu, mereka terlihat akrab, sangat akrab, seperti dua orang yang sedang berbagi momen pribadi.

Aku berdiri terpaku di balik pintu, tidak bisa bergerak. Aku tahu aku harus masuk dan menuntut penjelasan, tapi tubuhku terasa kaku. Mungkin karena takut, mungkin juga karena aku tak ingin mengakui bahwa ada sesuatu yang selama ini sudah kuprediksi, tetapi tak pernah ingin kuhadapi.

“Bagaimana kalau kita makan malam bersama setelah ini?” suara perempuan itu memecah keheningan. Dia berbicara dengan penuh kelembutan, seolah-olah sudah terbiasa mengajak Dion keluar.

Dion tersenyum tipis. "Kedengarannya bagus. Sudah lama kita tidak pergi makan bersama."

Kalimat itu menghantamku seperti palu. "Sudah lama kita tidak pergi makan bersama?" Sejak kapan Dion dan perempuan ini sering makan bersama? Berbagai pertanyaan muncul di kepalaku, namun tak satupun bisa kujawab. Aku merasa dikhianati, ditipu oleh orang yang paling kupercaya.

Aku mundur perlahan, mencoba menahan air mata yang mulai menggenang di pelupuk mataku. Aku tidak bisa berdiri di sini lebih lama lagi. Aku harus keluar dari gedung ini sebelum mereka menyadari keberadaanku.

Dengan langkah terburu-buru, aku meninggalkan kantor, keluar ke udara malam yang dingin. Aku berjalan tanpa tujuan, hanya mencoba menenangkan diri. Air mata akhirnya mengalir bebas di wajahku, tapi aku tak bisa berhenti memikirkan apa yang baru saja kulihat.

Setelah berjalan cukup lama, aku duduk di sebuah bangku di taman terdekat, menatap kosong ke depan. Di kepalaku, berbagai pikiran berkecamuk. Apakah ini benar-benar akhir dari semuanya? Apakah Dion telah memilih wanita lain, sesuai keinginan ibunya?

Namun, ada satu hal yang masih belum kumengerti. Siapa perempuan itu? Dan sejak kapan Dion mulai bertemu dengannya? Apakah ini alasan kenapa Dion selalu menunda untuk membahas soal anak, soal pernikahan kami yang semakin hampa?

Tiba-tiba, ponselku bergetar di dalam tas. Aku mengeluarkannya dengan tangan gemetar dan melihat nama Dion tertera di layar. Napasku tercekat. Haruskah aku menjawabnya? Setelah apa yang kulihat barusan, aku merasa tak sanggup mendengar suaranya. Tapi, aku tahu aku harus menghadapi ini.

Dengan tangan yang masih gemetar, aku mengangkat telepon.

“Halo?” suaraku terdengar serak.

"Kirana, kamu di mana?" suara Dion terdengar cemas. "Aku pulang, tapi kamu nggak ada di rumah."

Aku terdiam sejenak, merasakan seluruh tubuhku menegang lagi. Dia pulang? Bukankah dia tadi di kantor bersama perempuan itu?

“Kamu... baru saja pulang?” tanyaku, mencoba menahan perasaan sakit yang membuncah.

“Ya, aku baru saja sampai di rumah,” jawabnya tanpa ragu.

Sebuah perasaan aneh mulai menjalari tubuhku. Jika dia baru saja pulang, siapa perempuan itu? Kenapa dia tidak menyebutkan apapun soal pertemuan itu?

“Kita harus bicara,” kataku, mencoba tetap tenang meskipun dalam hatiku penuh gejolak.

“Kirana, ada apa? Kamu kenapa?”

Suaranya terdengar tulus, tapi aku sudah tidak tahu lagi apakah aku bisa mempercayainya. Ada terlalu banyak hal yang tidak dia katakan, terlalu banyak rahasia yang dia simpan.

“Besok pagi,” lanjutku. “Kita akan bicara.”

Aku menutup telepon sebelum dia sempat berkata apa-apa lagi. Pikiranku melayang ke momen yang kulihat tadi. Aku tidak bisa lagi menunggu. Ada sesuatu yang besar yang disembunyikan suamiku, dan besok, aku akan mencari tahu.

1
Welsa Putri
dtggu lanjutannya
roserossie: Tunggu malam ini ya😘
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!