NovelToon NovelToon
Aku Juga Istrimu

Aku Juga Istrimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Pernikahan Kilat
Popularitas:86.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fia Mulyanto

Tidak terbayang sedikit pun dalam benak Btari, ia akan menikah dengan cara paksa seperti ini. Menikah dengan Dr. Fauzan Maulana dengan cara yang memalukan .. digrebek oleh petugas patroli di sebuah kamar hotel sedang berduaan. Meski keduanya menikah secara negara dan agama, Btari diperlakukan seperti makhluk tak kasat mata oleh Dr Fauzan. Tidak pernah diperlakukan layaknya seorang istri. Nasib Btari makin terpuruk saat mengetahui Dr Fauzan menduakan Btari dengan menikahi kekasihnya.
Mampu kah Btari bertahan? meski statusnya istri pertama, tapi dalam kenyataannya sang suami tidak pernah menganggapnya ada.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fia Mulyanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Pesona Fauzan

Btari menyesal dalam hati, mengapa tadi dia menawarkan diri mengantarkan handuk ke kamar mandi. Seharusnya tadi langsung ia serahkan pada Fauzan saat di kamar. Karena inisiatifnya sendiri, kini matanya ternoda dan dadanya berdebar keras. Matanya sudah ternoda karena melihat tubuh Fauzan yang telanjang meski hanya separuh.

Dadanya berdebar keras karena tidak tahan melihat dada dan perut Fauzan yang terlihat kokoh dan seksi. Sebagai wanita dewasa, meski tidak punya pengalaman bergaul dengan lelaki secara dekat jelas lah Btari terpukau melihat tubuh Fauzan yang seksi.

"Ya Allah ampuni hamba .. mata saya sudah melihat yang seharusnya tidak boleh dilihat." Btari mengucap istigfar dalam hati.

"Dosa nggak sih melihat tubuh telanjang suami sendiri?" Btari bermonolog dalam hati, wajahnya kembali memerah malu saat benaknya membayangkan lagi tubuh kokoh Fauzan.

Untuk menghilangkan rasa malu karena membayangkan tubuh Fauzan di dalam pikirannya, Btari menyibukkan diri menulis bahan bahan masakan dan bahan sembako yang akan dibelinya di pasar. Bahan bahan masakannya di kulkas sudah menipis. Tidak cukup untuk dimakan dua orang.

Btari duduk di atas sofa sambil menekuri papan tulis yang ia gunakan sebagai alas untuk menulis. Btari sedang mengingat apa lagi yang perlu dibelinya saat suara Fauzan mengagetkannya.

"Tari mana pakaianku yang baru kita beli di butik?"

Btari mendongak, Fauzan sudah berdiri di depannya dengan tubuh hanya dibalut handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahnya. Btari tidak segera menjawab .. Matanya sibuk menelusuri tubuh seksi suaminya. Bahunya bidang .. Dadanya terlihat kokoh dan liat .. Mata Btari tertumbuk pada perut sixpack Fauzan yang terlihat sampai pusar. Bagian bawah pusar sampai sepuluh senti di atas lutut tertutup belitan handuk. Dibawah lutut sampai kaki terlihat jelas betis Fauzan yang berbulu.

"Tari dimana pakaianku? Kemana paper bag nya?"

Pertanyaan Fauzan mengambyarkan Btari dari pesona tubuh seksi Fauzan. Mata Btari langsung mengerjap dan segera mendongak fokus menatap wajah Fauzan.

"Paper bagnya aku simpan, pakaiannya aku cuci dan sekarang masih di jemuran." Btari menjawab dengan kaku.

"Lalu aku memakai pakaian apa?" Fauzan menatap Btari dengan jengkel.

"Tidak usah khawatir, sudah aku sisakan satu stel, dan sudah aku setrika untuk menghilangkan bakteri atau virus yang menempel di pakaian, meski belum dicuci bersih." ucap Btari senormal mungkin.

"Baju dari butik ternama itu selalu bersih, seharusnya tidak usah dicuci." ucap Fauzan.

"Kata siapa .. Pemilik butiknya? Abang percaya, padahal abang ini dokter loh, kenapa percaya begitu saja? Aku yakin baju baju ini sudah dicoba berkali kali oleh pelanggan butik, yang pasti baju ini sudah terkontaminasi keringat si pencoba baju." Btari menunduk menatap buku catatannya, tidak tahan melihat keseksian Fauzan dengan tubuh setengah telanjangnya

Fauzan tidak menjawab, ia segera masuk ke dalam kamar. Di atas ranjang sudah tersedia baju yang disiapkan Btari untuknya. Baju yang baru dibeli di butik. Tiba tiba Fauzan merasa ragu untuk memakainya. Benar apa yang dikatakan Btari, baju ini pasti sudah berkali kali dicoba pelanggan, tidak mungkin setiap kali dicoba, langsung dicuci. Fauzan berjalan kembali keluar kamar.

"Btari .. Baju baju yang kamu cuci tadi sudah kering belum ya, tolong ambilkan dong .. Aku jadi ragu mau memakai baju yang belum dicuci." pinta Fauzan.

"Sebentar aku lihat dulu." Btari bangkit dari sofa , meletakkan pena dan buku catatan ke atas meja, lalu berjalan ke depan.

Jemuran Btari ada di halaman depan. Beruntung hari ini matahari bersinar dengan terang. Btari menyentuh pakaian Fauzan di atas jemuran. Masih belum kering beneran, karena memang baru satu jam lebih ia menjemurnya. Ada kemeja lengan pendek dan celana bahan lumayan kering, kalau disetrika sebentar akan kering sempurna.

Btari masuk kembali ke dalam rumah. Fauzan sudah duduk di atas sofa sambil menyilangkan kaki kanannya di atas lutur kaki kirinya. Laki laki itu sedang memegang pena dan menulis di buku catatannya.

"Sudah ada yang kering?" Tanya Fauzan.

"Belum sih, akan aku setrika dulu, pasti akan kering sempurna." jawab Btari.

"Jadi ngerepotin kamu dong! tidak usah disetrika Tari, kamu pasti capek." Fauxan jadi tidak enak.

"Cuman menyetrika satu stel gak membuatku repot atau capek." ucap Btari, ia akan berjalan ke belakang ke tempat ia biasa menyetrika pakaian .

Tempat Laundry dan setrika bersebelahan. Tak sengaja celana yang dipegangnya terjatuh. Btari berjongkok untuk mengambilnya, saat kepalanya .. matanya menatap ke arah sofa di mana Fauzan duduk sambil menyilangkan kaki.

Seketika mata Btari melotot. Mulutnya terbuka lebar, nafasnya tercekat. Pemandangan vulgar terpampang jelas di depan matanya. Btari segera menundukkan wajahnya dan segera bangkit berdiri. Dengan nafas masih tercekat, Btari berlari ke belakang.

"Dasar laki laki tidak ada akhlak! Apa dia tidak nyadar kalau tidak memakai sempak? bisa bisanya dia duduk seperti itu." Btari mengumpati Fauzan yang sembrono, dua kali matanya ternoda pemandangan vulgar.

Fauzan memandang bayangan dirinya di dalam cermin. Saat ini ia memakai baju hasil cucian dan setrikaan Btari. Terasa nyaman. Ada rasa haru dan teduh di hatinya saat memakai pakaian ini.

"Rupanya seperti ini rasanya punya istri, ada yang memperhatikan." Fauzan tersenyum.

Ia keluar dari dalam kamar. Di ruang tamu tidak terlihat Btari. Fauzan berjalan ke belakang. Di situ rupanya sang istri sedang sibuk mengaduk sesuatu.

"istri?" Fauzan meringis dalam hati, apakah dia sudah mengakui kalau Btari itu istrinya?

"Abang sudah mau berangkat?" Btari menoleh ke arah Fauzan.

"iya .. Sebentar lagi .. Lagi mengaduk apa baunya enak?" Tanya Fauzan.

"Teh tarik buat abang .. Nih bang diminum mumpung masih hangat." Btari menyodorkan mug pada Fauzan.

Fauzan menerimanya. Hidung Fauzan langsung mencium aroma wangi nan enak. ia duduk di kursi. Lalu menyeruput teh tarik hangat buatan Btari. Seperti aromanya yang wangi enak .. Rasanya juga sangat enak. Persis seperti teh tarik buatan cafe.

"Abang mau makan sekarang?" Btari menoleh sekilas ke arah Fauzan, masih malu .. Meski Fauzan tidak tahu kalau dirinya sudah melihat barang pusaka laki laki itu.

"Nanti saja .. sepulang dari rumah sakit!" jawab Fauzan, meneguk lagi teh tariknya.

"Terima kasih teh tariknya .. Rasanya enak seperti di cafe kopitiam." Fauzan memuji.

"Oh ya .. Aku memang sedang belajar membuat menu menu kopitiam, besok besok aku buatkan makanan khas cafe kopitiam." Btari senang.

"Aku menunggu .. Aku berangkat kerja dulu ya." Fauzan berdiri dari duduknya.

Keduanya berjalan ke depan, Fauzan mengambil tasnya dari dalam kamar. Btari mengantarkan sampai teras. Fauzan menyodorkan tangannya. Btari kebingungan.

"Salim ... Masa begitu saja tidak tahu." Fauzan mencela.

"Belum punya pengalaman jadi istri, jadi wajar kalau aku tidak tahu." Btari membela diri, tapi tetap saja ia menyalami Fauzan, lalu mencium punggung tangannya.

Reflek Fauzan menunduk dan mengecup kening Btari dengan lembut. Btari tertegun.

"Aku kerja dulu .. Kalau mau keluar rumah ijin dulu padaku, jangan seenaknya pergi begitu saja." Fauzan berpesan untuk menutupi rasa gugup di hatinya karena tiba tiba dia mengecup kening Btari.

"Iya .. Iya." Btari manyun, baru saja romantis sekejab .. mulut Fauzan sudah bikin kesel lagi.

1
Yayuk Indaryanti
di tunggu up nya kak
Yayuk Indaryanti
nunggu up nya kak..
aca
males ujungnya di madu
Jeni Safitri
Nah aku suka karakter wanita seperti btari
Yayuk Indaryanti
suka ceritanya...
aca
cerai aja Ummu sialan emank buang kerok laki kek fauzan munafik
Sukliang
iyaa tggu nya lamaaa sekali, hati udah deh deg an
MeiSusi Lowati
ditinggal kedep ws entek
Lyna Elza
next kakkkkkkkkk
Yayuk Indaryanti
doble up dong kak.. nunggu nya kelamaam
Farida Rida: Titelnya aja dokter tp otaknya goblok
total 1 replies
Novan Novansyah
lanjut kk buat lah 3 sampai 4 bab biar lebih enak bacanya agak panjangan
efridaw995@gmail.com
aku juga malas baca klo Fauzan menurut pada kedua orang tuanya
pengen berbeda alurnya jangan poligami aja tersakiti dan pergi dari rumah Btari nya
Holipah
klw nikah lgi aku off baca nya
Yayuk Indaryanti
lanjut thor
Arfiahwinona Winona
karya saya ini murni dari hasil imaginasi pikiran saya sendiri .. kalau ada kemiripan dengan cerita lain .. saya tidak tahu, tapi kan memang banyak cerita tentang anak yang begitu penurut pada ibunya meski sudah hidup berumah tangga
efridaw995@gmail.com
ini alurnya kayak di kamar sebelah mirip sorry Thor bulan membanding kan tapi sesuai yang aku baca masa Fauzan menurut sama ibu dan bapak nya
Novan Novansyah
lanjut kak update nya jangan lama2
aca
klo fauzan nikah lagi ceraiin aja ngapain laki bodoh gt
Holipah
knp g d usir aja klw benalu itu yang cuma pengen harta orang tua
Lyna Elza
klo Fauzan nikah lagi ... tinggalkan aja Fauzan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!