Hana Deborah, putri angkat dari mendiang seorang mucikari ternama di kota Camelot! yang mencoba untuk tetap kuat menjalani pahit nya kehidupan pasca ditinggal sang ibu! ketidaktahuan Hana perihal pekerjaan sang ibu angkat membuat gadis itu selalu di pandang rendah oleh orang-orang sekitar bahkan sahabat nya sendiri.
'Wanita mana yang rela menyakiti hati perempuan lain?'
Hal itu terus saja berputar di pikiran Hana, namun Raya meyakinkan bahwa semua akan baik-baik saja!
Keberuntungan yang berpihak pada Raya membuat Hana akhirnya tunduk dan menuruti keinginan sahabatnya untuk menjadi wanita penggoda bagi Edward.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon JackRow, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SPG-20
Kediaman mewah Edward selalu nampak sunyi, pria dengan tinggi tegap serta rambut hitam pekat itu lagi-lagi hanya di sambut oleh seorang pelayan setiap ia tiba.
Kehidupan macam apa ini?
"Bertha! dimana kau!"
Edward seketika meninggikan suara, langkahnya tampak begitu lebar saat menaiki anak tangga menuju ruang kamar.
Pintu kamar terbuka,
Edward melangkah dengan tatapan kosong ke arah sang istri yang terlihat begitu sibuk dengan beberapa benda mewah kegemarannya.
"Bertha!"
"Oh honey??? kau kembali? lihatlah! beberapa koleksi diamond milikku kini bertambah lagi!" wanita itu berucap antusias sembari memeriksa perhiasan-perhiasan yang kini berjejer rapi.
"Astaga Bertha!!!!! apa kau akan terus seperti ini?" nada suara pria dengan rambut hitam pekat itu akhirnya meningkat beberapa oktaf.
"A-apa? kenapa kau meninggikan suara padaku, Edward?"
"Aaaaaaggghhhh! kau sungguh keterlaluan Bertha! tak adakah sedikit saja niat dalam dirimu untuk menyambut ku saat kembali pulang? aku sungguh lelah dengan semua sikap mu ini, Bertha!"
"Ed,Ward!"
"Terserah! aku mencintai gadis lain!"
Bertha seketika terperanjat, jemarinya tak lagi sibuk dengan koleksi berlian yang sempat ia pamerkan.
"A-apa? apa maksudmu Edward? kau hanya sedang bercanda bukan?" tatapan Bertha kian menajam, ia bahkan sedikit mengguncang tubuh tegap sang suami.
"Tidak Bertha! aku benar-benar menggilai gadis yang semula hanya ku jadikan pelarian karena rasa jenuh ku padamu! kau berhak memarahi ku! dan mari kita akhiri saja rumah tangga ini!"
"Edward! bisa-bisanya kau berbicara omong kosong seperti ini!" nafas Bertha kembali tersengal saat ia melontarkan kalimat, wanita itu bahkan mencoba mencari sebuah kebenaran dari mata suaminya.
"Omong kosong? apa diriku terlihat sedang bercanda? sungguh ..., aku tidak sedang membual sekarang! aku ingin kita bercerai!" Edward turut menampilkan tatapan tajam nan dalam.
"Edward, kau pasti hanya lelah, kita bisa bicarakan ini baik-baik! lagipula Hana-,"
"Apa? kau tahu tentang Hana?"
Bertha tampak bungkam, wanita itu juga terlihat kesulitan untuk membuka suara.
"Tentu saja! gadis itu tak lebih dari seorang jalang murahan! kau tak mungkin jatuh hati padanya! aku tahu betul siapa dirimu Edward!"
Plaaaakk!
"Jangan pernah merendahkan Hana dihadapan ku! dia jauh lebih baik dibandingkan dirimu! dan kau-, kau sama sekali tak tahu apapun tentang diriku Bertha! kau hanya lah wanita asing yang menumpang hidup di rumah ku!"
"Edward!!! aku sungguh tak menyangka kau bisa memperlakukan diriku seperti ini!" Bertha terisak, ia terus memegangi pipinya yang memanas.
"Seharusnya kau tanyakan hal itu pada dirimu sendiri, Bertha! kenapa aku bisa tega melakukan hal ini padamu! aaaaaaggghhhh! lebih baik aku pergi!"
"Tidak Ed-, aku mohon! kau hanya sedang terpengaruh oleh rayuan perempuan penggoda itu! aku mohon! aku mohon jangan pergi!"
"Diam!!!!" Edward melepas kasar cengkeraman Bertha pada lengan besarnya, ia juga mendorong tubuh sang istri hingga Bertha jatuh tersungkur di lantai ruangan.
"Aku sungguh tak mampu lagi hidup bersama mu, Bertha! aku menyerah! aku akan melepaskan mu!"
"Tidak Edward! tidak!"
Bertha berteriak histeris di ruang kamar saat sang suami melangkah keluar meninggalkan dirinya.
Sialan kau Hana!
Tidak! tidak Bertha! kau pasti bisa kembali merebut hati Edward! dia hanya sedang lelah! yaaa, aku tahu betul bagaimana mood dari suamiku! aku harus bisa lebih tenang! jangan lemah seperti ini Bertha! kau pasti bisa membalikkan keadaan! Edward itu terlalu cinta mati padamu! kau harus bisa kembali mengendalikan pria itu!
Bertha masih tampak bersimpuh sembari mengusap kasar air mata yang terus turun membasahi pipinya.
****
Bruuuggghhh,
"Astaga! maaf Nak! maaf-, apa kau terluka?"
"Tidak Nyonya, tidak apa-apa!" Hana tetap menampilkan senyuman meski sebuah pot berukuran sedang terjatuh dan mendarat pada jempol kakinya,
"Biar ku periksa Nak!"
"Jangan Nyonya, tidak apa-apa! sungguh ini bukan hal yang besar!"
"Tolong diam terlebih dahulu!" wanita paruh baya itu sedikit mendorong tubuh Hana hingga ia terduduk.
"Tidak Nyonya! tolong- ini bukanlah hal yang sopan! Anda jauh lebih tua, rasanya tidak etis jika Anda harus berlutut dihadapan saya seperti ini."
Astaga gadis ini?
"Diam dan biarkan diriku memeriksa keadaan kaki mu, Nak! aku tak ingin jika sampai kau mengalami luka serius dan berujung menuntut ku di pengadilan?"
"A-apa? menuntut Anda? di pengadilan?" Hana berucap dengan raut wajah bingung,
"Begitulah! tapi tunggu -, jempol kaki mu benar-benar berdarah Nak!"
"Nyonya tak apa! saya bisa-,"
"Lebih baik aku membawa mu ke rumah sakit terdekat! diam dan menurut lah!"
Perkataan ketus dari wanita paruh baya yang kini bersama nya membuat Hana bungkam dan hanya mampu melangkah dengan sedikit pincang mengikuti sang wanita tua.
Ada apa dengan ibu ini? apa ini tidak terlalu berlebihan? lagipula aku bisa membalutnya sendiri di rumah? atau mungkin ibu ini ingin sedikit bersedekah? jika dilihat ..., dia memang bukan dari kalangan masyarakat biasa,