Aku pandangi cermin besar di hadapan ku , di samping nya terdapat ukiran memutar ke sekeliling cermin .
" Cermin yang sangat indah " . Gumam ku mengagumi cermin dinding yang lebar nya satu setengah meter dan panjang dua setengah meter ini .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zulia Almanshur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23 Menyusun Rencana
Kami mengobrol ringan dan menikmati kue - kue yang ada di hadapan kami . Sesekali bu Andri tertawa mendengar jawaban ku dan itu membuat ku merasa nyaman berada di dekatnya .
" Yah , habis bu " .
" Hehehe , mau nambah lagi ? '' .
" Ndak ah bu , sudah kenyang , kelihatan nya kue nya segitu tapi kok cepet bijin kenyang perut , saya juga harus membeli nya buat ibu sama bapak kayaknya biar tau juga rasa nya " .
" Nanti bawa saja , masih banyak kok , karyawan juga dapat jatah masing - masing hari ini " .
" Jadi ndak enak bu , maaf ya " .
" Hehehe " .
Ringan sekali tertawa bu Andri seolah tak pernah memili beban hidup . Sungguh perempuan tangguh .
Saat bu Andri berdiri dan tak sengaja menjatuhkan ponsel yang tadi ada di atas meja , aku segera membantu mengambil ponsel yang terjatuh di atas karpet itu tapi saat kami sama - sama merunduk tersembul keluar dari dalam baju bu Andri yang membuat mulut ku menganga saking terkejut nya .
" Mbak Viya , hei " . Bu Andri menepuk bahu ku pelan untuk menyadarkan ku yang rasa nya seperti tak bisa bergerak beberapa waktu .
" Eh anu maaf bu " .
" Ada apa mbak ? " .
" Maaf bu , apa liontin bu Andri tadi berbentuk mawar hitam ? " .
Bu Andri mengerutkan kening nya kemudian tersenyum . Jelas lah aku malah bingung .
" Mbak Viya mencari nya ? " .
Aku terdiam mencoba memahami maksud pertanyaan bu Andri .
" Sini mbak , mendekat lah " . Bu Andri menepuk sofa di samping nya supaya aku mendekat .
" Kalung yang ibu pakai ini memang liontinnya mawar hitam dan ibu juga tau kalau kamu sedang alami apa saat ini " .
" Jadi , i ibu ke salon saya waktu itu sebetul nya sudah di rencanakan ? " .
Bu Andri menggelengkan kepala nya . " Ibu ke sana murni memang ingin melakukan perawatan pada rambut ibu , tapi liontin ibu lah yang memberi sinyal kalau sedang terjadi sesuatu , maka nya ibu meminta kamu ke sini mbak , sekarang ceritakan apa yang telah terjadi " .
Aku pun menceritakan semua nya seperti yang aku ceritakan pada om Barka dan tante Wati , sekalipun sudah beberapa kali bercerita tapi tetap saja aku masih merasa sangat takut .
" Maaf bu , apa betul perempuan yang di maksud mbah Noto itu adalah bu Andri ? " .
" Kamu benar , tapi aku pun tak sepenuh nya bisa membantu mu , karena kamu lah keturunan ke lima itu " .
" Apa yang harus saya lakukan bu ? " .
" Kamu butuh orang yang membantu mu untuk datang lagi ke desa itu " .
Aku berpikir sejenak kemudian tiba - tiba mengingat sesuatu .
" Bu Andri permisi , saya akan menghubungi seseorang dulu " .
Bu Andri tersenyum dan menganggukkan kepala nya . Mungkin biar aku merasa nyaman , bu Andri berpura - pura mencari alasan akan melihat kinerja karyawan nya terlebih dahulu di bawah .
Aku mengiyakan di tinggal sendirian di ruang kerja bu Andri , sampai akhir nya sambungan telepon ku di terima .
" Assalamu'alaikum " .
" Wa'alaikum salam , ada apa nduk ? " .
" Pak , Viya sudah menemukan pemilik kalung berliontin mawar hitam dan kebetulan beliau adalah pelanggan salon Viya yang sekarang Viya temui " .
" Alhamdulillah , terus bagaimana nduk ? " .
" Beliau berpesan kalau Viya harus ada yang menemani , seperti yang di bilang om Barka dan istri nya , apa bisa Galuh datang ke sini pak ? " .
" Ya sudah kamu kirim alamat nya nanti biar bapak yang menghubungi om Barka " .
" Makasih ya pak , Assalamu'alaikum " .
" Wa'alaikum salam " .
Entah kenapa aku tiba - tiba merasa canggung begitu tahu akan bertemu dengan Galuh apalagi ini pertama kali nya dan langsung saja akan aku mintai pertolongan .
Mau bagaimana lagi sudah darurat begini dan seperti nya cuma dia saja yang saat ini bisa di andalkan .
Bu ANdri sudah kembali lagi ke ruangan nya dan kami membahas hal - hal random setelah aku menjelaskan jika akan ada Galuh yang membantu ku dan datang ke sini .
TOK TOK TOK !
" Masuk ! " .
" Maaf bu , tamu yang di tunggu sudah datang " .
" Biarkan masuk , makasih Dina " .
" Sama - sama bu " .
Oh ternyata perempuan cantik yang mengantar ku ke ruangan ini tadi bernama Dina . Tak lama menyembul wajah seorang laki - laki sampai akhir nya pintu terbuka lebar .
" Silahkan masuk saja mas Galih " .
Tuh kan aku saja tak mengetahui kalau dia itu Galuh , wajah nya saja beda dengan om Barka dan tante Wati .
" Terima kasih bu " .
Bu Andri mempersilahkan Galuh duduk dan dia memilih duduk di sofa tunggal tepat di samping ku .
" Mas Galuh , ini mbak Viya , seperti yang sudah saya lihat kalau memang kalian tampak seperti belum saling mengenal ya " .
" Iya bu , memang kami baru pertama ini bertemu " . Jawab Galuh sopan .
" Maaf bu Andri panggil saja Viya ya , saya segan kalau ibu memanggil saya pake embel - embel mbak " . Bu Andri sedari awal bertemu memang selalu memanggil ku dengan sebutan mbak Viya , terlihat sekali tipe orang yang selalu berusaha menghormati siapapun tak peduli usia nya jauh lebih muda .
" Saya juga setuju sama Viya bu " . Galuh ikut menimpali .
" Hehehe .. kompak sekali , maaf ya , ibu sudah terbiasa , baiklah ibu akan memanggil kalian dengan nama saja .
" Makasih bu " . Jawab ki dan Galuh hampir bersamaan .
" Hehehe , tim yang oke seperti nya . Baiklah Galuh apa kamu sudah mengetahui apa yang menyebabkan mu di undang kemari ? " .
" Iya bu , saya sudah mendengar nya dari kedua orang tua saya " .
" Bagis kalau begitu , sekarang tinggal kita menyusun rencana nya saja " .
Bu Andri menjelaskan banyak sekali apa yang harus kami lakukan dengan perlahan supaya kami paham dan tak keliru mengambil tindakan .
" Tugas kalian nanti akan sangat banyak di luar dari apa yang sudah ibu jelaskan , maksud ibu akan banyak hal tak terduga nanti yang akan kalian alami , kadi kalian harus waspada " .
" Baik bu kami akan mengingat nya " .
" Kapan kalian akan berangkat ? " .
Aku dan Galuh saling berpandangan dan kemudian sama - sama saling menggelengkan kepala .
" Kalau besok pagi kalian berangkat apa sudah siap ? " .
Aku melirik pada Galuh dan dia tersenyum , aduh manis nya itu senyum bisa - bisa bikin aku gagal fokus kalau fia senyum terus kayak gitu .
" Baik bu kami akan berangkat besok " .
" Sebelum kalian berangkat , kalian datanglah ke sini dulu , ibu ada sesuatu yang harus kalian bawa bersama kalian " .
" Iya bu " . Aku menjawab pelan sedangkan Galuh hanya menganggukkan kepala nya saja .
" Kalau begitu kami pamit dulu ya bu , maaf sudah membuat bu Andri jadi menunda banyak kerjaan " .
" Bukan hal besar , tenang saja , ingat ya besok kalian datang ke sini sebelum berangkat ke desa itu " .
" Iya bu , Assalamu'alaikum " . Aku mencium tangan bu Andri tanda aku sangat menghormati nya dan di ikuti Galih di belakang ku .
" Vi , bareng aku aja , sekalian aku mau ketemu ibu kamu " .