NovelToon NovelToon
Cinta Habis Di Orang Lama

Cinta Habis Di Orang Lama

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Cinta Murni / Teman lama bertemu kembali
Popularitas:1.6k
Nilai: 5
Nama Author: mom fien

Cinta yang habis di orang lama itu, nyatanya bukan karna belum move on, tapi karna dia punya ruang tersendiri.
-anonim-

Kisah cinta pertama yang harus berakhir bukan karena tidak lagi saling mencintai.

"Aku terdiam menutup mataku, berpikir apa yang akan kukatakan. Akhhh Malika... kenapa ini begitu sulit? Tuhan tau betapa keras usahaku untuk melupakanmu, tapi sepertinya kini hanya dinding yang ada di hadapanku. Dulu ada satu titik, kita yakin pada kata selamanya, saat kamu meninggalkanku, rasanya aku menjadi seperti zombie. Aku yakin aku telah melewatinya tapi melihatmu kembali dihadapanku, kenapa aku jadi menggila seperti ini?."

Full of love,
From author 🤎

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom fien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Pertemuanku terakhirku dengan kak Bima adalah saat kunjungannya ke rumah sakit. Sejak saat itu ia tidak pernah lagi tiba-tiba muncul di kantor atau apartemen. Dalam seminggu inipun, ia hanya sekali menanyakan keadaanku melalui WA.

Hal yang sama terjadi pada Carlo, ia tidak menghubungiku lagi, WA terakhirnya adalah saat aku akan keluar dari rumah sakit.

Drrttt... drrtt...

"Hai Ka, apa kabar?".

Baru saja aku berpikir tentang Carlo, sekarang ia menanyakan kabarku.

"Baik Lo".

"Ka, apa boleh aku ke rumahmu? Aku hanya ingin melihat keadaanmu saja, kemarin kamu sakit aku ga datang jenguk. Jangan khawatir, aku akan berkunjung saat kak Aryo ada di rumah, jadi pacarmu juga tidak akan marah".

Pacar? Ah...ya, Carlo pasti berpikir kak Aryo tidak akan menceritakan pertemuan mereka, terakhir aku keluar dari rumah sakit pun aku hanya bilang hubunganku bermasalah tapi tidak mengatakan kata putus.

"Aku sudah benar-benar sehat kok Lo", membalasnya tanpa mengungkit statusku.

"Mmm... aku hanya ingin melihat keadaanmu sebentar saja, apa kamu tidak ingin bertemu dengan temanmu ini? Bertemu di lobby apartemen juga ga apa-apa Ka, aku juga hanya ingin bertemu sebentar aja kok".

"Baiklah Lo".

Aku memberikan alamat rumahku pada Carlo, dan berjanji akan bertemu pada hari Sabtu siang.

"Ka, aku sudah berada di lobby", bunyi pesan Carlo.

"Tunggu sebentar ya Lo".

Aku segera bergegas turun.

"Ka ini untuk kamu", sesaat aku keluar lift, Carlo memberikanku sekotak pastry.

"Terima kasih Lo".

"Jadi bagaimana kabarmu?".

"Yah begini aja".

Sesaat aku merasa canggung mengobrol dengannya sambil berdiri di lobby.

"Mmm... Lo, kak Aryo lagi ga di rumah, aku ga enak ajak kamu ke atas, apa mau mengobrol di tempat lain?".

"Ya tentu saja Ka", ia tampak terkejut dan juga senang mendengar perkataanku.

"Tunggu aku mau ke atas dulu sebentar ya", ia mengangguk sambil tersenyum.

"Ayo Lo", aku mengajaknya ke area parkir basement mobil.

"Ka, mobilnya aku parkir disana", tunjuk Carlo.

"Kita jalan aja Lo, bagaimana kalau kita minum kopi di taman aja?".

"Ya, aku ikut aja sih Ka".

"Ada jalan tembus dari area taman apartemen ke taman jajan samping yang dulu kita ketemu itu Lo".

"Ohh... ok. Ka, apa kamu sudah makan siang?".

"Belum sih".

"Aku baru diterima kerja selama seminggu ini, aku traktir makan siang ya Ka?".

"Kan baru kerja, belum gajian pertama Lo".

"Anggap saja perayaan karena kamu sudah keluar rumah sakit dan aku diterima kerja", jawab Carlo sambil terseyum.

"Baiklah, tapi aku mau makan siangnya bayar sendiri-sendiri aja, kalau ga ya kita minum kopi aja", ancamku sambil bercanda.

"Baiklah", ucap Carlo sambil tertawa kecil.

Sepanjang perjalanan kami mengobrol sampai akhirnya tiba di salah satu cafe.

"Apa rencana kamu setelah makan siang Ka?", aku memicingkan mataku ke arah Carlo.

"Hei... cuma tanya aja, aku janji setelah ini akan antar kamu pulang kok", jawabnya sambil tertawa.

Aku tersenyum, "Cuma bermalasan di rumah aja Lo".

"Tidak ada kencan hari ini Ka?".

"Lo, kak Aryo sudah cerita mengenai pertemuan kalian di rumah sakit".

"Ooo... ", kemudian kami sama-sama terdiam, lalu Carlo melanjutkan pembicaraannya lagi.

"Terakhir kamu mengatakan hubunganmu sedang bermasalah, apa sekarang sudah baik-baik saja?".

"Ya saat ini segalanya sudah membaik, lagipula sebenarnya kami sudah putus sekitar sebulan yang lalu".

"Kamu sangat dekat dengan kak Aryo ya Ka?".

Carlo sepertinya tidak mau membahas lebih lanjut mengenai kak Bima.

"Ya, dia seperti saudara kandung, meskipun kami baru bersama selama beberapa tahun. Kak Aryo sama sepertiku Lo, ia juga kesepian, sebenarnya aku memiliki 2 kakak tapi jarak umurnya yang lumayan membuatku lebih dekat dengan kak Aryo".

"Aku ikut senang melihatmu bahagia seperti sekarang Ka".

Sesuai janjinya, setelah makan siang kami berjalan kembali ke arah apartemen.

"Ka sebenarnya aku juga penasaran 1 hal, kalau boleh sih Ka, mmmm.... apa aku boleh baca novelmu?".

Aku menghentikan langkahku.

"Mmm... sejauh apa kamu tau tentang itu Lo?".

Carlo menarik pelan lenganku, ke arah bangku taman di area apartemenku.

"Aku hanya tau, kamu menulis novel, aku menebak itu adalah kisah masa lalu kita bukan? Apa aku salah?".

"Mmm... ya ga salah sih....cuma...".

"Cuma kamu ga memperbolehkan aku baca ya kan Ka?".

"Ya akan terasa canggung Lo, itu hanya bagian masa lalu aja Lo".

"Kalau aku masih mau mengingat masa lalu bagaimana Ka? Aku pernah mau melupakan masa lalu itu, aku bahkan sudah memiliki pacar sebenarnya saat kita pertama kali bertemu di mall waktu itu. Tapi sejak saat itu, perlahan aku mengerti bahwa sebenarnya aku tidak pernah berhenti mencintaimu".

Aku menatapnya tidak percaya.

"Tidak lama setelah itu, aku putus dengan pacarku, meskipun aku tau kamu juga sudah memiliki pacar Ka".

Aku hanya menatapnya saat Carlo berbicara dan tidak memberi tanggapan, aku sungguh bingung harus berkata apa.

"Aku pikir aku akan menata perasaanku dulu, setelah itu akan mengejarmu lagi, tidak perduli akan statusmu. Tapi ternyata takdir berbaik hati padaku, kamu putus Ka, meski itu menyakitkan bagimu, tapi itu adalah peluang yang lebih besar bagiku".

Carlo memegang tanganku, anehnya aku membiarkannya dan tidak menarik tanganku.

"Aku tau kamu masih butuh waktu, aku akan menunggu Ka, jika segalanya sudah membaik, tolong jawab pertanyaanku, Malika apa kamu mau kembali menjadi pacarku? Untuk saat ini kamu tidak perlu menjawabnya".

Untuk sesaat kami sama-sama terdiam, lalu aku menyadari bahwa selama ini kami berpegangan tangan, aku menarik tanganku.

"Lo dulu aku meninggalkanmu karena perasaan bersalah, belum lagi aku tau orangtuamu mungkin akan berubah dan tidak akan merestui kita lagi, itu sebabnya aku pergi. Apa kamu tidak takut masa lalu akan terulang?".

"Takut bagian yang mana Ka? Kamu pergi? Aku rasa Malika saat ini lebih kuat dibandingkan Malika anak SMU. Atau bagian tentang orangtuaku?".

"Maaf, aku salah, jangan pikirkan pertanyaanku, kita kembali aja yuk Lo".

"Tunggu aku belum selesai Ka", ia kembali menarik pergelangan tanganku, memintaku tetap duduk.

"Dulu aku tidak berhenti mencarimu, aku berhenti mencarimu saat aku melihatmu berjalan bersama kak Aryo di bandara Yogyakarta, aku pikir saat itu kak Aryo adalah pacarmu Ka. Selama itu aku mencarimu Ka, jadi jika kamu pergi lagi, selama aku yakin kamu masih mencintaiku, maka jawabannya adalah aku akan mencarimu lagi, entah butuh berapa tahun tapi aku akan menemukanmu lagi".

"Mengenai orangtuaku, mereka sebenarnya selalu menyukaimu Ka. Mereka tau itu bukan salahmu, jadi aku yakin mereka akan merestui jika pilihanku adalah kamu".

"Semuanya sudah aku jawab. Sekarang giliranmu yang menjawab Ka. Pertanyaanmu tadi, itu semua tentang faktor lain diluar perasaanmu, apa itu artinya aku boleh berharap Ka?".

Aku tidak menjawab pertanyaannya, sejujurnya aku juga bingung kenapa pertanyaan itu keluar dari mulutku. Setelah beberapa saat aku berkata padanya,

"Saat ini kamu hanyalah teman lama Lo, hanya itu yang bisa aku jawab saat ini".

"Ya itu sudah cukup untuk saat ini Ka, aku akan menunggumu karena aku rasa aku memiliki peluang lebih dari teman", ucapnya sambil tersenyum.

Aku ingin memprotes perkataannya lalu ia berkata lagi, sebelum aku sempat menyampaikan protesku.

"Ya ya ya aku mengerti Ka, kita hanya berteman, ayo teman... kita kembali ke apartemen", ucapnya sambil tersenyum.

Kami kembali berjalan menuju gerbang menuju basement parkiran mobil, dan Carlo pun pamit pulang.

1
Mustika Wati
suka cerpen ini, singkat, padat, alurnya jelas, dan relate dengan realita
fien: makasih kak 🥰
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!