"brengsek"-Nagara Rajeski, "jadi selama ini elo cuman jadiin gue selingkuhan ?" tanya nya.
"kenapa ? bukan kah kita sama ?"-Aleta Serarindita. "gue juga cuman selingkuhan elo kan ?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yani Yuranah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
masih takut ?
Saat ini gara tengah bersama leta, mereka berdua tengah duduk di sopa panjang dekat televisi.
Leta masih menyembunyikan wajah nya di dada bidang gara dia masih memeluk erat tubuh gara.
Gara sendiri masih mencoba menenangkan Aleta, dengan tangan yang menggenggam tangan Aleta.
"Gue udah lapor sama keamanan disini ," ucap gara memberi tahu leta, namun leta masih belum mau untuk buka suara.
"Mau gue antar pulang ajja ?" tawar gara, namun leta hanya menggeleng sebagai jawaban.
Gara menangkup kedua pipi leta
"Elo nggak perlu takut lagi," ucap gara lembut, "mulai sekarang gue bakal jagain elo."
"Sekarang mending elo tidur," suruh gara pada leta.
"Tapi elo disini kan ?" tanya leta pada Ahir nya bersuara, " jangan pergi," pinta nya.
Gara mengangguk, sambil mengusap pipi leta.
"Gue disini," jawab gara membuat leta mengangguk.
Leta pun mulai merebah kan tubuh nya, lalu pria itu mulai menyelimuti tubuh leta dengan selimut tebal.
"Tidur ya," ucap gara lembut.
Leta mulai memejamkan mata nya, mencoba untuk tidur.
Namun tangan kanan nya, masih menggenggam erat tangan kiri gara, takut di tinggal tiba tiba.
Leta pun tertidur dengan lelap, meskipun tangan nya tidak melepaskan tangan gara membuat pria itu terkekeh.
Nagara sendiri masih terjaga, laki laki itu tidak tidur, dia ingin memastikan leta tidur dengan lelap.
"mulai hari ini, elo gue yang jaga" batin gara bergumam..
***
Pagi pagi sekali, apartemen aleta sudah di penuhi dengan para petugas keamanan, bahkan kepala keamanan pun ikut datang.
"Saya sebagai kepala keamanan disini, meminta maaf yang sebesar besar nya kepada mbak leta," ucap petugas menunduk.
"Harus nya kalian lebih memperketat keamanan disini," jawab gara, "JANGAN MAKAN GAJI BUTA KALIAN," sentak gara.
Semua petugas menunduk takut.
Leta menarik lengan gara yang sudah terkepal, bersiap untuk menghajar.
Nagara menarik nafas dalam, mencoba meredam amarah nya.
Lalu salah satu petugas lain menghampiri.
"Permisi mbak, pintu nya sudah saya perbaiki," ucap petugas itu, "mbak bisa langsung mengganti password nya.'
Aleta mengangguk sebagai jawaban.
"Kalau begitu, saya permisi mbak mas," ucap kepala keamanan pamit.
Nagara hanya mendengus, enggan menanggapi.
"Terima kasih pak," jawab leta mengangguk, "saya harap kejadian seperti ini tidak terulang lagi," pinta Aleta.
Kepala keamanan itu mengangguk pasti.
"Saya janji, kejadian serupa tidak akan terulang lagi," jawab petugas itu.
"Saya permisi," pamit nya menunduk sopan, lalu melangkah keluar di ikuti yang lain nya.
Nagara dan leta kembali duduk di sopa panjang, Aleta sendiri tidak memberi tahu orang tua nya, takut mereka akan menghawatirkan nya.
"Loh pak gara kok disini ?" tanya Renata tiba tiba , Renata baru saja terbangun karna mendengar suara orang yang tengah mengobrol.
Nagara langsung berdiri dan mencengkram kasar tangan Renata,
Renata meringis menahan sakit.
"Elo bisa lebih hati hati nggak kalau mau ke apartemen leta," sentak nya membuat Rena terkejut juga bingung.
"Maksud nya apa sih ?" tanya Rena bingung, "gue ngapain emang ?"
Aleta berdiri dari duduk nya, lalu dia melepaskan cekalan tangan gara dari Rena.
"Semalam ada orang asing masuk apartemen gue," jawab leta , membuat Renata membelalak.
"Orang asing ?" tanya Rena, "terus apa yang terjadi ?"
"Sahabat Lo ini hampir aja di lecehin, kalau gue nggak keburu Dateng," jawab gara ketus,
"APAA ?" jawab Renata membelalak,
Renata langsung menangkup kedua pipi Aleta, lalu memeluk nya erat.
"Sorry," ucap Renata menangis merasa bersalah, "tapi elo baik baik aja kan ?" tanya Rena memastikan.
Aleta mengangguk,
"Iya nggak papa," jawab leta, "untung aja gara dateng," ucap Aleta.
"Tapi kenapa gue nggak denger apa apa ?" tanya Rena bingung, "elo juga pasti teriak kan kalau ada orang asing ?" tanya Rena.
"Semalam, sebelum elo kesini, elo habis dari mana dulu ? atau ketemu siapa dulu ?" tanya gara menjawab pertanyaan Rena.
Renata mencoba mengingat saat sebelum ke apartemen leta.
"Sebelum kesini, gue mampir dulu ke mini market buat beli makanan. terus pas gue keluar dari mini market gue minum air mineral dulu," jawab Renata.
"Habis itu gue kesini, nggak ke mana mana dulu, terus nggak ketemu siapa siapa dulu," lanjut Renata menceritakan.
"Nggak ada kejadian apa apa ?" tanya Aleta .
Renata menggeleng pelan, lalu dia mengingat sesuatu.
"Eh, gue baru inget," ucap Renata membuat leta dan gara langsung fokus mendengar kan.
"Pas gue keluar dari mini market, gue kan sempet minum air mineral dulu. habis itu gue jalan ke mobil, ucap Renata.
"Terus tiba tiba ada yang nubruk gue, sampe belanjaan gue jatuh," lanjut Renata, "terus yang nubruk gue itu bantuin ambilin belanjaan gue," jawab Renata mengingat ngingat.
"Berarti dugaan gue bener," ucap gara membuat Aleta dan Renata menoleh kepada nya.
"Ada orang yang sengaja nukerin botol minuman elo, sama minuman yang udah di kasih obat tidur," ucap gara membuat Renata membelalak.
"Obat tidur ?" tanya Renata kaget.
"Iya", jawab Aleta mengangguk, "elo di kasih obat tidur, maka nya Elo nggak tau ada orang ke apartemen gue."
"Astagaaaa," Renata membekap mulut syok, "berarti orang itu tau kalau gue mau ke apartemen elo,"
"Kaya nya," jawab Aleta.
"Kemungkinan besar, orang itu tau kalau elo lagi di apartemen," ucap gara, "berarti kemungkinan besar juga, orang itu selalu ngawasin elo." lanjut gara.
"Terus gimana ?" tanya Renata sambil merangkul Aleta.
"Untuk sementara, lebih baik apartemen ini di kosongin dulu," ucap gara membuat kedua nya mengangguk setuju
"Gue bener bener minta maaf," ucap Renata memeluk leta, "gara gara gue yang nggak hati hati, elo jadi korban."
"Iyaa nggak papa ?" jawab Aleta mengusap pipi Rena, "bukan salah Lo juga kok."
"Terus pak gara kok tiba tiba bisa ada di apartemen ini ?" tanya Renata.
nagara menoleh pada Aleta yang menggeleng.
"Kebetulan teman saya ada yang tinggal di apartemen ini," jawab gara "saat saya melewati kamar leta, saya melihat kejanggalan, karna pintu nya yang sengaja di rusak."
"Ohh," ucap Renata mengangguk percaya, "terus pintu nya udah di perbaiki lagi ? " tanya Rena pada Aleta.
"Udahh," jawab Aleta mengangguk, "petugas nya baru aja balik."
"Harus nya keamanan disini bisa menjamin ," ucap Renata geram, "bisa bisa nya mereka kecolongan."
"Terus orang asing nya ketangkep nggak ?" tanya Rena lagi,
Aleta menggeleng lesu.
"Orang nya berhasil kabur," jawab Aleta lagi.
"Elo inget nggak, orang yang semalam nubruk elo ?" tanya gara pada Renata.
"Nggak," jawab Renata menggeleng, "soal nya orang itu pake jaket Hoodie gitu, terus pake masker juga," tambah Renata.
Mereka semua menarik nafas kasar.
Hilang sudah petunjuk untuk mencari tau orang bertopeng itu.
"Gue pulang dulu ya," ucap gara memegang pundak Aleta, "elo harus lebih hati hati seletah ini."
Aleta mengangguk.
"Makasih ya," jawab Aleta, "gue nggak tau kalau elo semalem nggak datang dan nolongin gue."
Nagara mengangguk tersenyum.
"Sama sama," jawab gara mengusap puncuk kepala Aleta, membuat Renata terbengong.
Eheemm
Renata sengaja berdehem, membuat Aleta dan gara menoleh.
"Apaaa ?" tanya gara ketus, membuat Renata ternganga.
"Giliran sama Aleta ajja manis," ucap Renata, "giliran sama gue, ketus banget." lanjut Renata.
Aleta tertawa terbahak mendengar nya.
Gara mendungas malas dan tidak menanggapi nya.
"Gue jadi curiga ," ucap Renata sambil memicingkan mata nya.
"Nggak usah Ngada Ngada ," ketus Aleta menjawab, "mending elo cuci muka sana, tuh belek Lo gede gede," usil leta.
"Yang benerr ?" tanya Rena panik, "ah sialan malu banget gue," runtuk nya sambil berlari kabur.
Aleta dan gara pun tertawa melihat Rena yang berlari kabur.
"Usil banget," ucap gara menarik pipi leta geregetan,
Aleta tertawa puas.
"Udah lebih enakan ?" tanya gara, membuat Aleta mengangguk tersenyum.
"Kalau gitu, gue pulang ya," ucap gara.
Cup
Nagara mengecup kening Aleta, membuat pipi Aleta bersemu merah.
Gara pun berjalan meninggalkan Aleta yang tersenyum menatap punggung nya.
"di saat kaya gini, justru Nagara yang ada buat gue" batin Aleta.
Aleta pun duduk kembali di sopa panjang itu, dia masih memikirkan siapa sosok bertopeng itu.
Aleta merasa tidak pernah punya musuh, dia juga merasa selalu bersikap baik pada orang lain.
Tapi, orang itu mengatakan, bahwa Aleta selalu mengabaikan kehadiran nya.
"Siapa sihh," gumam Aleta merasa stres sendiri.
Lalu Renata muncul lagi setelah mencuci wajah nya, dia langsung duduk di samping Aleta.
"Pak gara udah balik"? tanya Renata.
"Udahhh, baru aja keluar" jawab Aleta.
"Mending elo jujur deh sama gue," ucap Renata tiba tiba.
Aleta mengerut kan kening bingung.
"Elo punya hubungan apa sama CEO itu " ? tanya Renata .
Aleta memutar bola mata malas, lalu beranjak meninggalkan Rena yang ternganga.
"ALETAAAAA" teriak renata merasa kesal karna di abai kan.
"Sialaann tuh anak" gumam Renata geram.