NovelToon NovelToon
YOU'RE MINE BRIANNA

YOU'RE MINE BRIANNA

Status: tamat
Genre:Tamat / Percintaan Konglomerat / Romansa
Popularitas:403.3k
Nilai: 4.7
Nama Author: Arashka

Selamat datang di novel kedua author!!
Terimakasih sudah mampir dan baca di sini❤
Seperti biasa author bikin novel dengan minim konflik karena novel author adalah hasil kehaluan author yang direalisasikan dalam bentuk kisah sempurna tanpa cela sedikitpun😆

Happy reading love!


BRIANNA STANFORD, wanita cantik pemilik mata heterochromia dijadikan jaminan oleh kakaknya tanpa sepengetahuannya. Kakaknya meminta suntikan dana kepada pengusaha muda multinasional ALLARD LEONARDO SMIRNOV dengan alasan untuk membangun kembali perusahaannya yang hampir colaps. Bagaimana nasib Brianna ditangan Allard? Akankah cinta tumbuh diantara keduanya? Sedangkan Brianna sudah mengikrarkan bahwa dirinya tidak akan pernah menikah.

Simak terus ceritanya❤

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 18

Saat mereka bercengkrama, pintu ruangan tersebut kembali dibuka.

CEKLEK

Seorang dokter dan perawat datang berkunjung untuk mengecek kondisi Brianna. Ada satu perawat lain yang juga datang mengantarkan sarapan untuk Brianna. Lalu dokter pun memeriksa Brianna terlebih dahulu.

"Dok kepalaku sangat pusing." Ucap Brianna yang kini sedikit meringis merasakan sakit di kepalanya.

"Ya, itu karena cidera di kepalamu dan mengakibatkan gegar otak." Jawab dokter.

"Jangan tinggalkan Nona ini sendirian Tuan. Ada kemungkinan Nona Brianna akan sering pingsan, itu akibat dari gegar otaknya." Ucap dokter kepada Allard.

"Apakah itu akan berlangsung lama, Dokter?" Tanya Allard.

"Paling lama biasanya hingga satu sampai empat minggu bahkan bisa lebih. Kita berdoa dan kami akan memberikan obat terbaik untuk Nona Brianna agar lekas pulih." Jawab Dokter tersebut.

"Baiklah terimakasih Dokter."

Dokter dan perawat itu mengangguk dan keluar dari kamar Brianna.

Belinda yang sejak tadi hanya mendengarkan penjelasan dokter itu pun melihat iba ke arah Brianna. Ia merasa sangat menyayangi Brianna, entah apa alasannya.

"Sayang, kau belum makan sejak tadi. Aunty suapi ya?" Ucap Belinda dengan penuh rasa sayang disetiap ucapannya.

Brianna hanya mengangguk. Belinda pun mengambilkan makanannya yang sudah tersedia sejak tadi. Makanan itu berupa bubur karena Brianna belum bisa memakan makanan yang bertekstur cukup keras. Ia baru bisa memakan makanan halus.

Seperti seorang ibu kepada anaknya, Belinda menyuapi Brianna dengan perlahan. Allard cukup tersentuh karena melihat kedekatan antara Brianna dan ibunya. Baru beberapa suap saja, Brianna sudah menghentikan makannya.

"Aunty aku merasa pusing lagi dan tak enak makan." Ucap Brianna dengan lemah.

Belinda pun menaruh kembali piringnya di atas meja nakas dan lekas membantu Brianna untuk kembali berbaring. Belinda membantu membenarkan letak bantal dan kepala Brianna agar ia bisa beristirahat dengan nyaman.

"Terimakasih Aunty." Ucap Brianna dengan mata yang terpejam.

"Aunty dan Al akan selalu menjagamu sayang. Jangan takut." Jawab Belinda lalu mengecup pelan kening Brianna dan membiarkannya beristirahat.

"Al, kita perlu bicara." Ujar Belinda lalu ia keluar dari ruang perawatan Brianna diikuti oleh Allard.

"Jadi dia yang sebelumnya tinggal denganmu?" Tanya Belinda dengan tatapan menyelidik.

"Ya mom."

"Apa maksud dari ucapan 'kau membelinya'?" Tanya Belinda.

Akhirnya mengalirlah cerita awal mula Brianna bisa berada di mansion Allard. Termasuk cerita tentang Jeffrey yang menjadikan Brianna sebagai penawaran yang menggiurkan.

"Al, mommy tak setuju dengan hal itu. Dia bukan barang, dia manusia!" Pekik Belinda dengan raut wajah yang sudah memerah karena menahan emosinya.

"Tapi di kertas perjanjiannya seperti itu, Mom. Aku tak bisa menolak, apalagi wanita itu sangat cantik dan sebenarnya kami sudah pernah bertemu." Jawab Allard.

"Dan kau memanfaatkan perjanjian itu agar bisa mendekatinya, begitu?" Tanya Belinda.

"Ya, mommy sangat pintar."

PLETAK

Belinda menjitak kepala Allard dengan cukup keras.

"Ouuuchhh.. Sakit Mom."

"Dasar anak tengik. Tanpa harus kau membelinya pun dia sudah pasti mau di dekati olehmu."

"Mommy salah besar. Dia sangat dingin dan tak tersentuh Mom."

"Sudahlah, mommy ingin kau menjaganya Al. Entah kenapa Mommy sangat menyayanginya."

"Ya Mom. Tak usah khawatir."

"Mommy percaya padamu, Son. Sore ini mommy akan kembali ke Swiss. Daddymu benar-benar berisik meminta Mommy untuk segera pulang." Ucap Belinda.

"Ya pergilah Mom. Mansionku akan lebih aman jika tak ada Mommy yang cerewet." Jawab Allard sembari terkekeh pelan.

Belinda hanya tertawa pelan dan mencubit bokong Allard.

*

*

Siang harinya, Brianna yang sudah tidur sejak pagi pun terbangun. Ia melihat Allard yang sedang tertidur di sofa panjang.

'Lagi-lagi pria itu yang menemaniku.' Ucap Brianna dalam hatinya.

Ada rasa yang tak bisa dijelaskan oleh Brianna. Dari kematian sang ayah, lalu ibunya, dan kini kejadian yang menimpa pada dirinya sosok Allard lah yang bersamanya. Sejujurnya ia merasa aneh, awalnya ia tak mengenal sosok Allard. Tapi mengapa ia selalu ada di setiap kejadian buruknya.

"Kau sudah bangun?" Tanya Allard yang baru saja membuka matanya.

"Hmm.." Jawab Brianna pelan.

"Kepalamu masih sakit?" Ucap Allard sembari berjalan mendekat dan duduk di samping Brianna di atas ranjang rumah sakit.

"Hmm sedikit." Jawab Brianna.

"Dimana Aunty Bel?" Tanya Brianna.

"Mommy sudah pulang ke Swiss." Jawab Allard.

"Al, boleh ku tanya sesuatu?" Tanya Brianna.

Allard pun menganggukkan kepalanya. Allard yakin, Brianna pasti akan menanyakan tentang siapa ketiga pria yang menyerangnya semalam.

"Siapa ketiga pria itu?" Tanya Brianna dengan tatapan penuh tanda tanya.

Allard tidak bisa berbohong, meskipun fakta itu akan menyakiti hati Brianna, tapi ia harus tetap mengatakannya. Lama Allard terdiam, mencari kalimat yang tepat untuk diungkapkan tetapi rasanya ia tak menemukannya.

"Allard.." Brianna menyentuh punggung tangan Allard berusaha untuk meminta jawaban darinya.

"Mereka sekelompok kurir narkoba yang bekerja sama dengan mafia. Mereka mencari kakakmu karena ia membawa semua uang hasil transaksinya." Jawab Allard.

Brianna terdiam, ia seperti menahan tangisnya karena tangannya kini sedang meremas tangan Allard tanpa disadari olehnya. Allard yang merasakan hal itu pun menggenggam tangan Brianna. Ia berusaha untuk bisa menenangkan perasaan Brianna.

"Terimakasih Al. Kau boleh pulang, ada perawat yang akan menjagaku." Ucap Brianna dengan suara yang tercekat.

Allard hanya diam tanpa menjawab apapun. Ia merasakan Brianna melepaskan tangannya dari genggamannya. Allard melihat Brianna kembali menutup matanya. Ada setetes kristal bening yang turun dengan cepat dari sudut matanya. Allard yang melihatnya segera mengusap air mata itu dengan tangannya.

"Aku akan tetap di sini menjagamu." Ucap Allard yang kembali menarik tangan Brianna ke dalan genggamannya.

Brianna kembali menangis tanpa suara. Kini air mata itu turun dengan derasnya. Walau Brianna diam dalam tangisnya, tapi Allard merasakan kepiluan dari tangisan tersebut. Allard membiarkan Brianna menangis agar perasaannya sedikit lebih tenang. Ia hanya terus menemani Brianna dan tidak melepas genggamannya.

Allard pun memandangi wajah Brianna yang terdapat banyak lebam di sana dan juga agak bengkak. Bukan hanya di wajah saja, melainkan di seluruh tubuh Brianna juga terdapat lebam. Allard menghela nafas panjang, merasakan bagaimana rasa sakitnya. Apalagi Brianna seorang wanita.

Lama Allard menggenggam tangan Brianna, hingga ia kembali tertidur dengan pulas. Allard merasakan ponselnya bergetar, ia pun melihat ponselnya dan ternyata Arvy menelponnya. Allard pun berjalan keluar ruangan agar Brianna tak terganggu dengan suara Allard.

"Al, bagaimana kondisi Anna?" Tanya Arvy di sebrang sana.

"Dia masih sangat shock, Ar. Aku benar-benar tak bisa membayangkannya." Jawab Allard yang kini sedang berdiri sambil berjalan mondar-mandir di depan ruangan Brianna.

"Apakah sangat parah?" Tanya Arvy.

"Ya. Sangat, Ar. Tubuhnya dipenuhi dengan lebam, ia juga gegar otak dan semalam Anna di operasi karena ada robekan di organ bagian dalamnya." Jawab Allard dengan nada yang tak biasa.

"Bagaimana perusahaan Anna?" Tanya Allard.

"Aman dan tak ada kendala tapi hanya ada satu masalah." Ujar Arvy.

"Apa?"

"Sekretarisnya. Arrghhh benar-benar bisa membuatku hilang fokus, Al." Jawab Allard.

"Simpan otak mesum mu itu Ar. Aku tahu apa yang ada dalam pikiranmu." Ucap Allard seakan mengerti apa yang dirasakan sahabatnya saat ini.

"Damn, dia sangat cantik, Al. Melebihi ekspektasiku." Jawab Arvy.

"Sudahlah, aku akan menemani Anna lagi. Ingat kau jangan dulu memberitahukan tentang Anna kepada yang lain. Terutama Bethany, Hana dan Mia. Anna masih butuh banyak istirahat." Ucap Allard.

"Hmm aku mengerti." Jawab Arvy.

Allard pun memutus panggilannya. Lalu kembali memasukan ponselnya ke dalam saku dan berjalan memasuki ruangan perawatan Brianna.

*

*

Satu minggu berlalu. Keadaan Brianna semakin hari semakin membaik dan Allard masih tetap menjaganya sesuai dengan ucapannya. Ia bahkan membawa semua pekerjaannya ke rumah sakit dan menjadikan ruangan tersebut seakan-akan ruangan pribadinya sekaligus tempatnya untuk beristirahat.

Allard yang sejak tadi menatap laptopnya, tampaknya fokusnya berubah saat ia melihat Brianna yang beranjak dari ranjang sambil membawa tiang infusan.

"Kau mau kemana?" Tanya Allard dan langsung berjalan menuju Brianna.

"Ke kamar mandi. Aku ingin membersihkan tubuhku karena terasa sangat lengket." Jawab Brianna.

"Kau bisa meminta bantuan padaku, Anna." Ucap Allard yang kini memapah Brianna menuju kamar mandi.

"Keluarlah, aku bisa sendiri." Kata Brianna.

"Kau yakin?"

Brianna hanya mengangguk.

"Baiklah. Aku akan menunggumu di sini saja." Jawab Allard.

"Al, keluarlah."

"Tidak. Aku akan tetap di sini. Bagaimana jika kau pingsan nanti? Itu akan sangat berbahaya." Sahut Allard dengan keras kepala.

'Lebih bahaya lagi jika kau ada di sini bersamaku, Allard.' Pekik batin Brianna.

TBC

1
Ririn Nursisminingsih
knapa thor visualnya banyakan jesica tokoh utamanya kan briana sama al...
Ririn Nursisminingsih
syukurin al...rasain loo
Ririn Nursisminingsih
mkanya prioritas 1 istri jg bodoh kamu al...menyesal kmu al bila terjadi sama anakmu
Ririn Nursisminingsih
halah si ulet bulu mulai baraksi awas briana ada pelakor
Ririn Nursisminingsih
suami idaman banget
Ririn Nursisminingsih
suka a sama briana yg bar2
Ririn Nursisminingsih
a mampir thor visualnya kereeen .a suka karakter cowoknya pria2 yg matang😍😍
Alvivia
terima kasih thor...
Yhunie Andrianie
aq curiga ini ulah jeffrey, ya tuhan klo itu bnr, bnr" jahat skli kau jeff😭😭
Alvivia
apakah hana jodoh daniel
♊Gemini06
Luar biasa
Alvivia
i like it
Alvivia
q msh setia padamu thor...
Alvivia
cerita yang menarik....semangat thor...lanjutkan karya2 mu...ku tunggu
Alvivia
kok agak curiga ya..
Alvivia
hai thor.....q mulai baca novelmu...semangat ..
devi mawar
ok... lanjut
Fajar Ayu Kurniawati
.
Alvivia: q suka..
total 1 replies
Maggie Toth Lim
lelaki lemah x menghargai istri
Fajar Ayu Kurniawati
.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!