Kehidupan mewah serba berkecukupan tidak menjanjikan sebuah kebahagiaan. Contohnya saja Evelina, memiliki segalanya. Apapun yang dia inginkan bisa ia dapatkan. Namun, Eve selalu merasa kesepian, hatinya terlalu gunda mengharapkan perhatian kedua orang tuanya yang terlalu sibuk dengan dunia mereka.
Suatu hari, karena selalu meninggalkan putri mereka sendirian. Kedua orang tua Eve memutuskan untuk menjodohkan putri mereka dengan salah satu anak dari sahabatnya.
Pertanyaan nya, akankah Eve bisa bahagia? menikah muda dan bergabung dengan keluarga baru apa bisa membuat kesepian itu hilang?
Mau tahu jawabannya? yuk ikutin kisah perjalanan cinta Eve dan Joenathan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ceritaku, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 2
Jeonathan Fernando, siswa kelas 3 SMA yang memiliki wajah tampan. Banyak siswi yang tergila gila padanya. Baik di dalam sekolahnya maupun dari sekolah lain.
Saat ini siswa yang kerap di panggil Joe itu masih menjabat sebagai ketua OSIS. Sebenarnya jabatannya sebagai ketua OSIS sudah akan berakhir.
Namun, atas permintaan kepala sekolah Joe harus tetap jadi ketua OSIS hingga semester 5 berakhir. Ada sekitar 3 bulan lagi.
Akan ada acara besar di sekolah, dan acara ini di pegang oleh Joe dari awal. Maka dia harus menyelesaikan terlebih dahulu baru dia bisa melepas jabatannya.
"Huh, kenapa bisa kedua ban mobil gue kehilangan angin?" tanya Joe tidak habis pikir. Dia benar benar tidak percaya hal ini terjadi kepada dirinya.
"Tidak, ini pasti ada yang sengaja melakukan nya."
"Ev? gadis itu pasti yang melakukan ini. Iya, dia pasti pelakunya!" geram Joe yakin kalau Eve lah pelakunya.
Joe melihat ke sekeliling, sekolah tampak sepi. Hanya beberapa kendaraan guru dan kepala sekolah yang terparkir.
"Hey Joe, apa yang terjadi?"
Joe berbalik, dia bernafas lega melihat ketiga sahabatnya datang.
"Brain, Ilham, Leo. Kalian belum pulang?" tanya Jeo tersenyum senang.
"Gak, kita nunggu lo tadi di sana." Jawab Brain menunjuk tempat nongkrong mereka.
"Oh iya Joe, apa yang terjadi dengan ban Lo?" tanya Ilham.
"Gue juga gak tahu, pas gue mau pulang eh malah udah kek gini." Joe menjelaskan.
Ilham dan Brain memeriksa mobil Joe. Mereka mencari apa penyebab ban mobil Joe kempes.
"Astaga, Joe ada paku"
Ilham menemukan paku di sekitar ban mobil Joe. lalu membawanya ke hadapan ketiga sahabatnya.
"Lihat, ini pasti ada yang sengaja melakukannya." Tutur Brian.
"Benar!" Sahut Ilham membenarkan.
"Gue juga rasa begitu." Ujar Joe.
"Gue tahu!" seru Ilham, membuat ketiga siswa itu menatapnya.
Seakan tahu apa yang Ilham pikirkan, Leo yang sejak tadi diam jadi bersuara.
"Jangan menuduh kalau gak ada bukti." Serunya.
"Tapi hanya dia yang tidak menyukai Joe!" sahut Ilham meyakinkan.
"Maksud Lo Eve yang melakukannya?" tanya Brain.
"Siapa lagi?" balas Ilham.
"Benar juga sih, hanya cewe itu yang berani."
"Gue udah bilang, kalau gak ada bukti jangan menuduh orang!" Leo tampak marah, dia kesal pada teman nya yang selalu menuduh Eve.
"Kok Lo selalu bela cewe itu sih, sudah banyak kan bukti kalau dia selalu mengganggu Joe." Protes Ilham, dia merasa heran dengan sikap Leo, cowo ini selalu saja membela gadis itu.
"Memangnya Lo punya bukti, kalau dia yang melakukan nya?"
Ilham terdiam, tapi dia tetap kesal pada Leo. Sedangkan Joe, dia hanya diam memperhatikan kedua sahabatnya berdebat.
Sebenarnya Joe juga heran dengan Leo. Tapi, pikiran itu ia tepis dan mulai memikirkan soal mobilnya.
"Udah lah, gak usah berdebat. Sekarang ayo cabut." Lerai Joe.
"Mobil Lo?" tanya Brain.
"Entar sopir gue yang urus, yok antar gue."
Mereka mengangguk, lalu mereka masuk ke dalam mobil Ilham yang terparkir paling jauh dari mobil Joe.
Ilham duduk mengemudi, dan Brain di sampingnya. Sedangkan Joe dan Leo berada di bangku belakang.
Saat akan masuk ke dalam mobil, tatapan mata Leo dan Joe bertemu. Mereka saling bertatapan untuk beberapa menit. Entah apa yang ada di pikiran kedua pria tampan itu.
"Ayo" seru Brain menghentikan tatapan kedua pria itu. Mereka masuk ke dalam mobil dan Ilham langsung tancap gas.
Di sisi lain, Eve dengan santai duduk di balkon kamar nya sambil membaca buku.
Hal ini adalah rutinitas nya selama di rumah. Dia akan terlihat seperti nona muda dingin dan tidak banyak bicara.
Hari ini adalah kepulangan kedua orang tua nya dari dinas luar negeri.
Namun, Eve terlihat biasa saja tanpa mengekspresikan kerinduan setelah lama tidak bertemu. Bahkan Eve juga hampir tidak pernah menghubungi kedua orang tuanya di saat berjauhan. Kecuali kedua orang tuanya yang menghubunginya.
Kembali pada Joe.
Sesampainya di rumah Jo langsung masuk dan tersenyum pada setiap art yang bekerja di rumahnya.
"Selamat siang tuan muda." Sapa mereka menundukkan tubuh menyapa sang tuan muda.
Joe membalas dengan senyum manis. Dia merasa sedikit geli melihat tingkah para art nya.
"Bibi kenapa harus seperti itu." Sanggahnya sambil menarik bi Inem, kepala art yang bekerja di rumah itu sejak ia kecil.
Joe membawa bi inem ke ruang makan.
"Sekarang masakin aku sesuatu. Aku sangat lapar sekarang." Pinta Joe sambil memegangi perutnya.
BI inem dan art lainnya tertawa melihat tingkah manja Joe.
"Astaga, dasar anak manja yang menyusahkan orang tua." Cibir seseorang.
Joe menoleh dan langsung tersenyum lebar.
"Bundaa"
Joe berlari dan memeluk wanita cantik yang sudah merentangkan kedua tangannya.
"Kamu kangen bunda kan?"
"Kangen dong, sudah 1 Minggu tidak bertemu." jawab Joe manja.
Jika Eve sangat dingin ketika berada di rumah, maka berbanding terbalik dengan Joe yang sangat ceria ketika berada di rumah. Dia terlihat sangat berbeda bila ada di rumah.
Pria yang sangat baik, tidak membeda bedakan antara keluarga dan pekerja. Joe sudah menganggap 3 art nya seperti keluarganya sendiri. Karena memang keluarga Joe sehangat itu, dan sebaik itu.
"Dasar Manja!" Ledek seseorang.
Joe dan Liana melepaskan pelukan mereka. Lalu menoleh ke sumber suara.
"Hana?" mata Joe semakin berbinar, dia berlari hendak memeluk gadis cantik dan lucu itu. Namun, tatapan tajam gadis itu menghentikannya.
"Mendekat jika ingin mati!" Seru nya.
Joe cemberut, lalu Tampa aba aba dia langsung memeluk sang gadis kecil.
Hana Luciana Fernando, dia adalah putri bungsu di keluarga Fernando.
Sifat Hana dan Joe tidak jauh berbeda, hanya saja Han lebih elegan.
"Gue merindukan Lo" ungkap Hana.
"Gue juga. ini kejutan yang sangat indah. Gue gak tahu kalau Lo bakalan ikut bunda pulang."
"Ayah dan bunda yang memaksanya pulang. Dia akan pindah ke sekolah mu" Jelas Liana.
"What?? benarkah???"
Hana mengangguk, gaya sombongnya sudah berubah menjadi gaya manja kepada sang kakak.
"Gue juga kesepian gak ada Lo di sisi gue."
"Gue juga" balas Joe.
"Eh sudah sudah, jangan peluk peluk terus. Ayo makan, bibi sudah masakin makanan enak"
BI inem menghidangkan semua makanan yang ia siapkan untuk majikannya.
"Wah, bibi masak banyak"
"Pasti dong, kan putri kerajaan pulang." jawab bi inem yang langsung membuat Hana menunduk ala ala kerajaan.
"thanks bibi." ucap Hana.
"Kirain untuk menyambut saya" Rajuk Liana. Dia tak kalah manjanya dengan bi inem. Bagi Liana bi inem sudah seperti ibu baginya, dan art lain seperti adik.
"Yeay, ayo makan enak" sorak Hana.
Dengan penuh semangat mereka duduk di meja makan dan langsung menyantap hidangan nikmat itu.
Sambil makan, mereka saling mengobrol. Menceritakan soal apa saja yang Hana lakukan dan Joe lakukan ketika mereka berjauhan.
Ga tega ma Eve.. Kemanalaaa arah hubungan Joe da Eve ini? 😔😔😔😔😔