NovelToon NovelToon
Kubungkam Hinaan Keluarga Dengan Kesuksesan

Kubungkam Hinaan Keluarga Dengan Kesuksesan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:8.1k
Nilai: 5
Nama Author: Araya Noona

"Pergi kamu dari sini! Udah numpang cuma nambah beban doang! Dasar gak berguna!"

Hamid dan keluarganya cuma dianggap beban oleh keluarga besarnya. Dihina dan direndahkan sudah menjadi makanan sehari-hari mereka. Hingga pada akhirnya mereka pun diusir dan tidak punya pilihan lain kecuali pergi dari sana.

Hamid terpaksa membawa keluarganya untuk tinggal disebuah rumah gubuk milik salah satu warga yang berbaik hati mengasihani mereka.

Melihat kedua orangtuanya yang begitu direndahkan karena miskin, Asya pun bertekad untuk mengangkat derajat orangtuanya agar tidak ada lagi yang berani menghina mereka.

Lalu mampukan Asya mewujudkannya disaat cobaan datang bertubi-tubi mengujinya dan keluarga?

Ikuti terus cerita perjuangan Asya di sini!!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Araya Noona, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 3

Setelah makan malam, Hamid mengajak keluarganya untuk berkumpul di ruang tengah yang sekaligus menjadi ruang tamu juga.

"Ada apa, Pak?" tanya Yani pada suaminya yang sejak tadi terlihat begitu bahagia.

"Anjani, Bu. Katanya dia ada yang lamar jadi besok kita disuruh ngumpul di rumah Bapak," jawab Hamid.

"Alhamdulillah," sambut Yani ikut senang.

Anjani itu sepupu Asya, anak dari kakak tertua ayahnya. Di saat kedua orangtuanya dan Luna bahagia akan ke rumah kakek neneknya, Asya justru memasang wajah tidak bersahabat. Sebenarnya dia paling malas datang ke rumah keluarga sang ayah.

Mengingat bagaimana perlakuan mereka terhadap keluarganya selama ini. Bahkan gara-gara merekalah Asya dan keluarganya harus tinggal di rumah kecil dan sempit ini. Namun kendati demikian mereka justru merasa lebih bahagia sejak tinggal di sana.

Sebenarnya Asya bersyukur karena bisa pergi dari rumah itu. Hanya saja Asya tetap tak bisa menerima perlakuan tantenya Rania yang dengan tega mengusir mereka saat itu.

"Aku gak usah ikut ya," pinta Asya membuat kedua orangtuanya menoleh ke arahnya.

"Loh, kenapa, Sya?" tanya Yani menatap Asya bingung.

"Gak apa-apa, cuma Asya gak mau aja datang ke sana," katanya tak ingin memberitahu orangtuanya alasan yang sebenarnya.

Yani menghela napas pelan lalu mengelus bahu Asya membuat gadis yang tadinya menunduk kini mendongak menatap sang ibu.

"Kamu masih inget kejadian itu ya?" tanya Yani pelan.

Asya mengangguk. Ekspresi yang ditampilkan Asya memang tidak bisa berbohong.

"Itu cuma masa lalu, Nak. Gak usah diinget lagi. Walau gimana pun juga mereka tetap keluarga kita," kata Hamid memberi pengertian putrinya.

Jika sudah sang ayah yang bicara seperti itu, Asya tidak akan bisa menolak. Dengan dalih keluarga terpaksa gadis itu menurut saja. Asya bukannya menaruh dendam hanya saja rasa sakit yang ditoreh mereka di masa lalu itu sulit sekali dilupakan. Bahkan seumur hidup mungkin Asya tidak akan melupakannya.

Sesuai dengan rencana, Hamid memboyong keluarganya ke rumah orangtuanya yang berada di desa sebelah. Karena tidak punya kendaraan sendiri, mereka terpaksa menumpang angkot. Butuh waktu sekitar 20 menit untuk mereka sampai di rumah orang tua Hamid.

Rumah itu sama sekali tidak berubah sejak terakhir kali Asya melihatnya. Jika dibandingkan dengan rumah yang ditinggali Asya dan keluarga, rumah kakek neneknya itu lima kali lipat lebih besar.

Terdapat tujuh buah kamar yang salah satunya dulu pernah jadi milik Asya. Ruangan keluarga, ruang tamu serta dapur yang sangat luas. Jangan lupakan juga pekarangan di belakangnya yang sudah seperti lapangan sepak bola.

Jika orang baru yang melihat mereka tidak akan percaya jika Hamid yang bekerja menjadi seorang tukang ojek itu punya keluarga yang cukup kaya dan terpandang di desa sebelah.

"Assalamualaikum!" kata Hamid memberi salam.

"Walaikumsalam," jawab seseorang dari balik pintu. Itu Anisa, Ibunda Hamid. Pria itu meraih tangan sang ibu untuk dicium. Yani pun melakukan hal yang sama diikuti oleh Asya dan Luna.

"Ayo masuk," kata Anisa mempersilakan mereka masuk dengan wajah datar tentunya. Ternyata, rumah itu sudah kedatangan banyak tamu. Ketiga saudara Hamid beserta keluarganya sudah ada di sana. Sedang bercengkrama ria. Raut wajah mereka langsung berubah ketika melihat kedatangan Hamid dan keluarganya. Tepatnya tidak peduli. Bahkan tak satupun juga dari mereka yang mau menyapa.

Kakak tertua, Radit yang tinggal tepat di sebelah rumah orangtuanya. Kakak kedua, Rania, satu-satunya anak perempuan dalam keluarga itu. Dia juga tinggal tidak jauh dari rumah orangtuanya. Dan adik bungsu, Arman. Mereka semua tinggal hampir bersebelahan, hanya Hamid yang harus mengambil diri jauh dari sana.

Pertama karena Hamid tidak punya uang untuk membeli tanah dan membangun rumah di sekitar sana. Dan yang kedua karena Hamid itu memang dikucilkan oleh keluarganya.

Itu semua karena di saat semua kakak dan adiknya menikah dengan pilihan orangtua, Hamid justru menikah dengan wanita yang dia cintai yang tentu saja tidak mendapat restu dari kedua orangtuanya. Yani itu dari keluarga yang kurang berada sedangkan menantu yang lain semuanya dari kalangan orang kaya.

Hal inilah yang membuat mereka mengucilkan Hamid dan keluarganya. Meski mereka tahu keluarga Hamid dalam kesusahan, tidak ada yang ingin membantu. Sebab itu salah satu hukuman untuk anggota keluarga yang membangkang.

Hamid saja yang bodoh karena masih menganggap mereka keluarga padahal mereka sendiri tidak peduli.

Yani dan Luna memilih istirahat sementara Hamid menuju ruang keluarga dimana saudaranya berkumpul. Asya sendiri memilih ke arah belakang. Dimana taman neneknya yang penuh dengan bunga berada. Tempat yang paling tenang.

Namun sebelum Asya sampai di sana dia mendengar samar suara seseorang. Asya pun menghentikan langkahnya lalu mencari siapa yang sedang bicara itu.

Ternyata itu Anjani, sepupunya yang sebentar lagi akan menikah. Gadis yang juga menjadi alasan kenapa Asya ada di tempat yang sebenarnya tak ingin dia datangi.

Awalnya Asya ingin menghampiri sepupunya itu. Dia ingin bertanya kenapa Anjani tiba-tiba ingin menikah. Sebab terakhir kali Asya mendengar kabar jika gadis itu sudah tinggal di kota untuk melanjutkan kuliah. Namun hanya berselang beberapa bulan, dia malah mau menikah.

Sebenarnya bisa Asya tebak sih, kemungkinan besar Anjani itu dijodohkan. Itulah sebabnya Asya ingin bertanya secara langsung.

Namun niat itu urung saat Asya melihat gadis itu sedang bicara dengan seseorang di telpon. Tampaknya pembicaraan mereka tidak berlangsung baik karena Anjani mulai terisak di sana. Wanita itu menangis.

Hal itu membuat Asya jadi penasaran. Perlahan gadis itu pun mendekat ke arah sepupunya untuk mendengar apa yang sedang dia bicarakan.

"Kamu di mana sekarang?" tanya Anjani yang posisinya tengah membelakangi Asya.

"Terus gimana sama aku?" tanya Anjani lagi setelah diam beberapa saat untuk mendengar jawaban lawan bicaranya. Asya jadi bertanya-tanya, Anjani bicara dengan siapa ya sampai berkata seperti itu?

Hingga sebuah kalimat keluar dari mulut Anjani yang membuat Asya yang sudah akan beranjak kaget bukan main

"Gimana sama bayi dalam kandunganku?" kata Anjani terisak.

Asya langsung berbalik. Mata dan mulutnya terbuka lebar seakan tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

Anjani hamil. Cucu kesayangan serta kebanggaan keluarga besar Bapaknya hamil di luar nikah. Sungguh ini berita yang sangat menggemparkan.

***

1
Nur Hayati Dzacaulnaufin
mengapa Asya tidak minta izin pd Ustadz tuk menjenguk ayahnya
n memberitahu klo dia adalah tulang punggung kluarganya n ada utang yg harus dibayar
Araya Noona
Jangan lupa memberikan dukungan jika kalian suka dengan karyaku ini yah😁😁. Terimakasih untuk yang sudah membaca😉
Nur Hayati Dzacaulnaufin
Biasa
Shezan Ezan
ceritanya bagus, dan keluarga pak hamid harus melawan jngn diam kalau diintimidasi oleh keluarganya, karena mereka susah keluarganya ogah untuk membantu,



saran saya kalau bisa ceritanya s lanjutkan terus supaya pembaca tidak terputus untuk membaca novelnya, karena kalau suka berhenti sampai berhari hari baru muncul kelanjutan bab nya mana pembaca akan bosan menunggu,
Araya Noona: untuk saat ini memang sampai bab 27 kak besok akan diperbaharui lagi babnya😊😊
Shezan Ezan: tapi kenapa setelah saya sampai bab 27 ada tulisan bersambung, trus sya scrolling k bawah untuk lanjut bab selanjutnya sdah cerita lain yg muncul,
total 4 replies
Anto D Cotto
lanjut crazy up thor
Araya Noona: Iya kak sabar yah
total 1 replies
Anto D Cotto
menarik
Ah Serin
lanjut lagi please
Araya Noona: pasti kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!